Ciri Buzzer Wahhabi di Medsos
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
1. Menggunakan akun palsu. Karena takut ketahuan identitasnya ; pendidikannya, latar belakang kehidupannya, dan kapasitas keilmuannya.
2. Mengunci kolom komentar Face book nya, karena mungkin takut diajak dialog di kolom komentarnya, sehingga khawatir ketahuan kapasitas keilmuannya, tetapi kalau di kolom komentar orang lain garang.
3. Menyerang personal dan lembaga yang tidak sepaham dengan wahabi dengan cara membabi buta, sehingga keluar dari konteks pembahasan.
4. Mudah menuduh lawan bicara sebagai syiah, liberal , komunis , penyembah kubur, syirik, pelaku bidah, pengikut bokong nashoro, aristoteles dll, tanpa terlebih dahulu tabayun, karena telah mendapat doktrin dari gurunya, selain dari kelompok mereka adalah pelaku bidah dan jangan didengarkan.
5. Memvonis lawan bicara bodoh dan idiot, seolah - olah dia yang paling pintar. Ini merupakan akibat dari hasil didikan dengan metode ana khairun minhu aku lebih baik dari padanya.
6. Memposisikan umat islam sebagai musuh, disebabkan memposisikan amalan umat islam sebagai bidah yang harus diperangi, padahal amalan yang dilakukan umat islam masih masuk dalam koridor syariat, dalam bab cabang khilafiyah.
7. Membela mati matian kelompoknya, walaupun kebenaran sudah jelas di depan mata, dengan issu hoak dan palsu. Berpikiran negatif setiap informasi yang dibawa oleh lawan bicaranya dan menganggapnya tidak benar.
8. Menganggap kelompoknya paling benar, jika terbukti kelompoknya ada kekurangan, tanpa malu, mengatakan itu oknum. Kalau untuk umat islam yang lain tidak ada istilah oknum, dipukul rata tanpa pengecualian.
9. Mencari - cari kesalahan amalan umat islam untuk dicaci maki, atau kesalahan pribadi seseorang dijadikan sebagai standar keislaman seseorang, walaupun orang tersebut dikenal alim, dengan tujuan untuk menjatuhkannya.
10. Tidak ada rasa takutnya kepada Allah, pada saat menjatuhkan vonis, tuduhan dan fitnah kepada sesama muslim, padahal ketika tuduhan dan vonis tersebut tidak sesuai dengan faktanya, maka akan Allah kembalikan kepadanya.
11. Ketika kalah argumen, menuduh lawan bicaranya sebagai musuh dan penentang sunnah. Ini merupakan senjata ampuh untuk memojokkan lawan bicaranya. Padahal lawan bicaranya juga menggunakan sunnah untuk meluruskan pemahamannya, tetapi karena sudah didoktrin oleh gurunya, maka setiap ilmu yang bukan dari gurunya dianggap salah.
12. Dalam komentar tidak ada sopan santun dan etika. Ini tidak perlu panjang lebar dijelaskan, silahkan baca komentar mereka ketika berbeda dengan lawan bicaranya, bebagai macam gelar yang diberikannya kepada lawan bicaranya.
13. Bicara diluar konteks pembahasan, dan mengalihkan pembicaraan yang tidak ada kaitan dengan yang dibahas, dengan tujuan menjatuhkan lawan bicara, menyerang pribadi, pekerjaan, keluarga dan pendidikan lawan bicara.
14. Mengaitkan sesuatu yang tidak ada kaitannya. Yang penting dapat untuk melecehkan lawan bicaranya, caranya 11 12 dengan cara yahudi dan komunis, segala cara digunakan.
15. Menganggap mekah dan madinah milik saudi arabia, padahal mekah dan madinah merupakan milik umat islam. Sehingga Setiap orang yang tidak setuju dengan pemahaman wahabi, mereka sudutkan dengan ungkapan jangan pergi haji dan umroh ke mekah, karena arab saudi berpemahaman wahabi. Mereka lupa sebelum arab saudi muncul sudah ada pemerintahan umat islam lainnya, dan tidak ada mereka mengklaim seperti yang dilakukan pengikut wahabi.
16. Menganggap setiap yang tidak sepaham dengan wahabi musuh arab saudi. Mereka lupa amerika, china dan eropa jangankan berpemahaman wahabi, islam saja mereka tidak, apakah bisa dikatakan mereka musuh arab saudi. Mereka suka mengaitkan sesuatu yang tidak ada kaitannya.
17. Tidak bisa membedakan mana urusan agama dan pribadi. Ketika mereka mengomentari suatu tulisan yang tak sepaham dengan manhaj wahabi, mereka bawa bawa pekerjaan penulis dalam komentarnya, dengan maksud menjatuhkannya.
18. Tidak paham konsep akidah aswaja, bahwa aswaja tidak mengkafirkan sesama muslim, ketika ulama aswaja sholat di masjidil haram dan nabawi tetap mengikuti imam yang berpaham wahabi karena bagi aswaja mereka masih sebagai muslim, yang jadi permasalahan adalah mereka suka memvonis amalan umat islam sebagai bidah, syirik penyembah kubur dll. Dan ulama aswaja sifatnya hanya mengkonter dan meluruskan pemahaman mereka.
19. Suka melecehkan amalan umat islam diluar kelompoknya. Seperti zikir berjamaah setelah sholat diumpamakan dengan nyanyi nyanyi di gereja, ziarah ke kuburan disebut sebagai penyembah kubur, padahal anak SD pun tahu kalau ke kuburan pergi mendoakan orang mati, bukan menyembah orang mati.
20. Jika bicara angkuh dan sombong, sebagai contoh saya sudah mempelajari akidah ini selama 15 tahun tidak ada saya jumpai yang anda sampaikan. Wajarlah tidak dijumpainya, yang dibacanya buku buku gurunya plus belajar sendiri, coba dilakukannya seperti ulama dahulu pindah dari satu guru ke guru yang lainnya, maka akan dijumpainya apa yang belum diketahuinya.
21. ketika diingatkan kekeliruannya dalam memahami teks ayat dan hadits dianggapnya sebagai musuh kelompoknya, ini akibat doktrin bahwa yang paling paham adalah gurunya, ditambah lagi ada larangan dari gurunya jangan dengarkan ustad si fulan dan fulan.
22. Menganggap lawan bicaranya orang yang pertama memulai perdebatan, padahal kenyataannya seandainya mereka tidak menyebut kita sebagai pelaku bidah, syirik penyembah kubur dll maka kita tidak akan angkat bicara untuk menegakkan hujjah dan meluruskan pemahaman mereka. Ketika hujjah ditegakkan, mereka langsung menuduh kita sebagai orang yang suka memulai perdebatan, dan agama ini bukan untuk diperdebatkan, mereka lupa yang duluan memulai adalah mereka, tetapi itulah sifat asli mereka.
Kalau bukan buzzer wahabi jangan merasa hehehe
Dalu - dalu, 29 Desember 2021
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
29 Desember 2021 ·