Ungkapan Cinta dibid'ahkan ?
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Diantara fitnah yang dibawa oleh kelompok sebelah ke tengah umat islam hari ini adalah membid'ahkan ungkapan cinta kepada nabi Muhammad dengan dalih tidak pernah diajarkan Nabi, para sahabat dan tabi'in.
Apakah benar tidak pernah diajarkan Nabi bagaimana mengungkapkan rasa cinta ? bukankah Nabi pernah mengajarkan, jika kita mencintai seseorang maka disunnahkan untuk menyampaikannya, sebagaimana disabdakan Nabi :
أن رجلاً كان عند النبي صلى الله عليه وسلم فمر به رجل فقال: يا رسول الله إني لأحب هذا، فقال له النبي صلى الله عليه وسلم: أعلمته؟ قال: لا، قال: أعلمه، قال: فلحقه فقال: إني أحبك في الله، فقال: أحبك الذي أحببتني له
Bahwasanya ada seorang sahabat yang sedang berada di sisi Nabi shāllallahu ‘alaihi wa alihi wasallam, kemudian seseorang lewat di hadapan mereka. Lantas sahabat ini mengatakan: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar mencintai orang ini”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata kepadanya: “Apakah engkau telah memberitahukan rasa cintamu kepadanya?” Ia berkata: “Belum.” Beliau berkata: “Jika demikian, pergilah dan beritahukan kepadanya”. Maka ia langsung menemui orang itu dan mengatakan “Inni uhibbuka fillah” (sesungguhnya aku mencintaimu karena Allah), lalu orang tersebut menjawab: “Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” (Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah menjadikanmu mencintaiku karena-Nya). ( HR. Ahmad )
Bukankah ungkapan cinta kepada Nabi lebih utama diutarakan dari pada kepada sesama, sebagaimana telah dicontohkan oleh para sahabat dengan sangat baik.
Umar bin khattab tergesa - gesa datang kepada Nabi menyampaikan rasa cintanya kepada Nabi, di samping diungkapkannya dengan lisan juga dibuktikan dengan perbuatan menafkahkan hartanya untuk perjuangan dan ikut berperang di sisi Nabi.
Begitu juga dengan Abu Bakar, Usman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib dan para sahabat yang lain juga telah memberi contoh kepada kita cara menunjukkan rasa cinta kepada Nabi sesuai keadaan dan kemampuan mereka.
Bilal Bin Rabah menunjukkan rasa cintanya kepada Nabi dengan tidak mau lagi mengumandangkan azan setelah wafatnya Nabi, apakah rasa cinta seperti ini pernah diajarkan Nabi ?
Abdullah bin Umar, semenjak wafatnya Nabi, saking cintanya kepada Nabi, setiap ke masjid akan melewati jalan dan berteduh di bawah pohon yang biasa di lewati Nabi, sebagai bukti kecintaannya kepada Nabi, apakah perbuatan seperti ini pernah disuruh Nabi, jika aku telah tiada, lewati jalan biasa ku lewati dan berteduhlah tempat biasa aku teduh ?
Para Tabi'in datang kepada para sahabat bertanya tentang sifat fisik dan kepribadian Nabi, perbuatan mereka ini merupakan bentuk cinta mereka kepada Nabi, karena dengan penjelasan para sahabat maka akan semakin besar cinta mereka kepada Nabi, apakah pernah diajarkan Nabi, jika aku telah mati carilah kabar berita tentang aku ?
Hari ini umat islam mengadakan peringatan maulid nabi merupakan bentuk cinta kepada Nabi, sebagaimana para sahabat dan tabiin dahulu, menunjukkan rasa cinta mereka dengan berbagai macam cara, sesuai dengan kondisi dan keadaan mereka, selama tidak mengandung kemungkaran.
Tabi'in mencari sahabat untuk diminta menceritakan tentang kehidupan nabi, kita hari ini mencari ulama untuk diminta menceritakan tentang kehidupan nabi, bedanya kita hari ini mengajak kaum muslimin yang lain untuk sama - sama mendengarkannya sebagai contoh teladan dalam kehidupan.
Seandainya perbuatan seperti ini salah, berarti tabi'in telah mencontohkan sesuatu yang salah, apa berani kita mengatakan para tabi'in salah ?
Setiap orang punya cara untuk mengungkapkan rasa cintanya, karena cinta merupakan tema besar dari rasa bangga, bahagia, gembira, menghormati, memuliakan dan pengorbanan.
Maka dapat disimpulkan, ungkapan cinta kepada Nabi dapat diwujudkan dengan berbagai bentuk, diantaranya :
1. Dengan ucapan, para sahabat langsung menyampaikan kepada nabi.
Karena Nabi telah tiada, kita tak dapat langsung menyampaikan rasa cinta kepada Nabi seperti para sahabat dahulu, yang selalu di samping Nabi, dan kapan pun bisa mereka lakukan.
Maka bagi kita hari ini, hanya dapat dilakukan dengan ucapan lisan berupa shalawat, dan menceritakan kisahnya kepada anak - anak kita.
Bisa dilakukan secara mandiri dan bisa dilakukan dalam satu majlis, seperti majlis shalawat dan taklim.
2. Dengan tenaga, para sahabat menjaga dan ikut berperang membela Nabi dengan kekuatan fisik mereka.
Bagi kita hari ini, kita gunakan tenaga kita untuk menjaga dan membela warisan nabi dengan membuat kegiatan keislaman agar generasi islam tetap kenal dengan Nabi nya, diantaranya dengan bahu - membahu menyiapkan tempat diadakan peringatan maulid Nabi.
3. Dengan harta, para sahabat menafkahkan sebagian hartanya untuk menolong Nabi dan perjuangan islam.
Bagi kita hari ini, kita gunakan harta kita untuk membiayai kegiatan - kegiatan keislaman untuk mengingatkan umat akan Nabi dan syariatnya, salah satunya dengan mendanai operasional seorang ulama dalam berdakwah terutama mengenalkan kehidupan Nabi kepada umat yang lalai, dalam wadah taklim yang lebih besar agar umat mendapatkan manfaat yang luas, yang biasa disebut dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Karena saking cinta nya umat islam kepada Nabi, maka diwujudkan dalam bentuk syukur akan kelahirannya.
Kemudian digabungkan semua bentuk cinta kepada nabi; ungkapan lisan dengan bershalawat, tenaga dengan bahu membahu menyiapkan tempat, harta dengan mengundang seorang ustad dan menyantuni anak yatim dalam satu rangkain acara yang disebut dengan maulid Nabi, di dalamnya mendengarkan kisah perjalanan hidup nabi, sebagaimana tabi'in dahulu bertanya kepada sahabat.
Seluruh rangkain acara merupakan bukti akan kecintaan dan kebahagian dengan kelahiran Nabi, karena telah menyelamatkan kita dari kekafiran.
Karena Keselamatan dari kejaran firaun saja diungkapkan dengan puasa asyura, maka keselamatan alam semesta lebih utama diungkapkan dengan berbahagia syukur akan kelahiran Nabi, berupa sedekah, puasa dan mengingat perjalanan Nabi sebagai suri tauladan dalam kehidupan.
Sementara kelompok sebelah membid'ahkan maulid Nabi, padahal sebagai bentuk wujud kecintaan kepada nabi, dengan dalih tidak pernah dicontohkan oleh nabi.
Jika wujud cinta kepada Nabi dibid'ahkan bagaimana cara kita lagi untuk membuktikan cinta kita kepada Nabi ?
Kalau seandainya mereka jawab dengan melaksanakan sunnah - sunnah Nabi, diantaranya dengan memperbanyak sholawat ?
Ingin pula kita mendengar berapa ribu kali mereka bershalawat sehari semalam kepada Nabi atau mungkin tidak sempat karena sibuk membid'ahkan amalan orang lain.
Bagi kami setidaknya jangan kalah dengan Abu Lahab, yang mana setiap hari senin diringankan azabnya karena bahagia dengan kelahiran Nabi, dan setidaknya pula dengan peringatan maulid Nabi sebagai bentuk bahagia akan kelahiran nabi maka menjadi wasilah untuk mendapatkan cinta nabi di akhirat karena disebabkan mencintai Nabi Muhammad SAW di dunia.
Dalu - dalu, Jumat 15 Oktober 2021
Yuk Umroh 2021 yang minat hubungi kami.
Baca juga kajian tentang Maulid berikut :
- Dalil Perayaan Maulid Nabi
- Benarkah Nabi SAW Wafat Tanggal 12?
- Ketidak Jujuran Wahabi Di Dalam Berdakwah Melarang Maulidan
- Maulid Nabi Perspektif Al-Qur'an dan Sunnah
- Maulid dan Kekonyolan Mufti Wahabi
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
15 Oktober 2021 pada 20.12 ·