Dakwah Nabi SAW di Masa Awal
Tugas dakwah nabi SAW adalah berdakwah. Dakwah itu artinya mengajak.
Mengajak siapa?
Orang-orang yang belum kenal Islam, baik kalangan orang Arab ataupun non Arab.
Mengajak kemana?
Mengajak untuk mengenal agama Islam dan memeluknya sebagai agama. Namun ada beberapa catatan penting yang perlu diketahui ketika dulu Nabi SAW berdakwah.
1. Sudah Kenal Allah
Jangan keliru, ternyata bangsa Arab di masa kenabian sudah kenal Allah. Bedanya, selain Allah mereka juga menyembah tuhan yang lain dalam wujud patung dan berhala.
Makanya teks syahadat itu amat spesifik, bukan sekedar berketuhanan, juga bukan sekedar beriman kepada Allah.
Tapi langsung to the point bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah.
2. Tidak Beriman Kepada Para Nabi
Mereka kenal Ibrahim sebagai leluhur dan nenek moyang yang mereka hormati. Bahkan ajarannya masih mereka jalankan, meski hanya sebagian.
Namun status Ibrahim sebagai nabi utusan Allah yang menerima syariat dari langit, tidak mereka pahami.
Sebab bangsa Arab tidak kenal konsep kenabian. Mereka sering dengar orang Nasrani dan Yahudi membanggakan para nabi dan rasul. Mereka hormati itu, tapi dianggap bukan hal yang perlu diimbangi.
Toh para pendeta Yahudi dan Nasrani sendiri pun merasa eksklusif, tidak merasa perlu mendakwahkan agama mereka di luar garis keturunan ras mereka sendiri.
Jadi keyakinan yang berbeda itu ada, tapi Arab itu Arab dan Yahudi itu Yahudi. Mereka tidak saling mendakwahi satu sama lain.
Dalam pada itu turunlah wahyu samawi kepada Nabi SAW. Isinya risalah dari sisi Allah SWT. Dan tugas menyampaikan konsep kenabian kepada bangsa Arab jadi sangat berat.
Mereka tidak pernah bisa memahami bagaiman Allah SWT itu lewat seorang utusan menurunkan syariat, tapi wujudnya hanya manusia biasa yang makan makanan dan berjalan di pasar.
Setidak-tidaknya utusan itu berupa malaikat yang punya sayap terbang di langit. Punya kemampuan super power.
وَقَالُوا مَالِ هَٰذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ ۙ لَوْلَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا
Dan mereka berkata: "Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?, (QS. Al-Furqan : 7)
Pertanyaan semacam itu wajar juga kalau dipikir-pikir. Sebab sejarah masa lalu bangsa Arab memang tidak kenal konsep kenabian. Pusing lah mereka memikirkan ada manusia kok jadi nabi.
Lain cerita dengan Yahudi Nasrani. Kehidupan para nabi yang makan makanan dan berjalan di pasar sudah tidak aneh lagi.
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. (QS. Al-Furqan : 20)
Maka dakwah dianggap sukses manakala seseorang bisa menerima konsep kenabian, sekaligus mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi utusan Allah.
oOo
Kesimpulannya, dakwah nabi SAW di masa awal sebelum era pensyariatan itu masih amat simple. Prinsipnya hanya dua point saja.
Pertama : Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.
Kedua : Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah nabi dan utusan Allah.
Dua konsep itu diterima otomatis jadi muslim. Sementara perintah dan larangan ini dan itu di masa itu belum terlalu banyak.
Kalau pun ada perintah shalat misalnya, belum lagi lima waktu seperti yang kita kenal saat ini. Larangan ini dan itu saat itu masih belum turun.
Itulah kenapa disebut-sebut bahwa tema dakwah Nabi SAW yang utama adalah tema aqidah alias keyakinan. Keyakinan atas dua perkara yang amat sederhana, yaitu dua kalimat syahadat.
oOo
Adapun yang ramai jadi perdebatan hari ini bukan tema aqidah yang itu. Debat hari ini debat teologis konsep ketuhanan, macam debat qadariyah jabariyah.
Juga bukan debat terkait wujud fisik Allah, apakah punya tangan dan kaki betulan atau hanya kiasan. Apakah istiwa' itu maksudnya bertahta alias duduk, ataukah itu hanya metafora.
Juga bukan debat antara ahlussunnah dan Syiah.
3. Pada Hari Akhir
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
13 Oktober 2021·