AQIDAH IMAM AT TIRMIDZI (209 H - 279 H)
Kaum Wahabi Salafi Taimiy sangat mencela aqidah Imam Tirmidzi, beliau adalah salah satu Imam Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang terkenal sebagai penyusun kitab Sunan At Tirmidzi.
Mari kita lihat celaan Wahabi SALAFI TAIMIY kepada beliau :
1. Dalam sebuah kitab yang perlu diwaspadai oleh kaum muslimin (kitab ini sering dipakai acuan oleh Wahabi Salafi Taimiy) adalah kitab as-Sunnah, al-Khallal. السنة للخلال
Imam Ibnul ‘Ammad mengatakan :
في هذا الكتاب أطال الخلال في تقرير قعود النبي صلى الله عليه وسلم مع الباري سبحانه على الفضلة التي تفضل من العرش. وحشر مع ذلك نقولاً عن بعض المحدثين في تكفير منكره ورميه بالبدعة والتجهم وغير ذلك مما لو قرأه رجل لم يسمع عن الإسلام شيئاً ولظن أن هذا الخبر ركن من أركان الإسلام ، وفيه أيضًا الكذب على الإمام أحمد وأنه تلهف لسماع هذا الخبر إذ لم تحصل روايته له من علو
“ Dalam kitab ini, al-Khallal telah panjang lebar di dalam menetapkan duduknya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama Allah Ta’ala atas keutamaan yang dianugerahi di Arsy. Ia telah mengumpulkan nukilan-nukilan dari sebagian ahli hadits yang menghukumi kafir bagi orang yang mengingkarinya, dan memvonis bid’ah dan jahmi bagi mereka yang mengingkarinya dan lainnya dari apa yang seandainya sesorang membacanya, maka tidak akan terdengar dari agama Islam sedikit pun tentang hal itu dan akan menyangka bahwa khobar tersebut adalah bagian dari rukun Islam. Di kitab tersebut juga ada kedustaan atas nama Imam Ahmad bin Hanbal, dan sesungguhnya al-Khallal sangat ambisi untuk mendengarkan khobar tersebut, karena ia tidak mendapatkan riwayatnya dari atas “.(Syudzurut Dzahab Ibnu Ammad 1/261)
Beliau juga memvonis Imam at-Tirmidzi dengan sebutan ahli bid’ah, al-Khallal mengatakan :
قال أبو بكر الخلال : قرأت كتاب السنة ….. فبلغني أن قوماً ممن طرد إلى طرسوس من أصحاب الترمذي المبتدع أنكروه
“Abu Bakar al-Khallal mengatakan, “ Aku telah membaca kitab as-Sunnah…..maka sampai padaku sesungguhnya ada suatu kaum yang diusir ke Thursus dari sahabat at-Tirmidzi ahli bid’ah yang mereka ingkarinya…”(As-Sunnah al-Khallal 266)
Pada halaman 234, ia juga mengatakan :
أشهد على هذا الترمذي أنه جهمي خبيث
“Aku bersaksi atas at-Tirmidzi bahwa ia adalah seorang Jahmi lagi buruk.“
2. Inii penilaian Syekh Ibnu Taimiyyah terhadap Imam Tirmidzi...
Bagaimana imam Tirmidzi dalam pandangan ulama panutan utama wahabi; Ibnu Taimiyyah al-Harrani ? simak, perhatikan dan renungkan, semoga anda wahai wahabi mendapat hidayat dari Allah…
Disebutkan dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi syarh kitab sunan At-Tirmidzi bahwasanya imam at-Tirmidzi mengatakan dalam kitab sunannya tentang hadits :
والذي نفس محمد بيده لو أنكم دليتم رجلا بحبل إلى الأرض السفلى لهبط على الله ثم قرأ هو الأول والآخر والظاهر والباطن وهو بكل شيء عليم قال أبو عيسى هذا حديث غريب من هذا الوجه قال ويروى عن أيوب ويونس بن عبيد وعلي بن زيد قالوا لم يسمع الحسن من أبي هريرة وفسر بعض أهل العلم هذا الحديث فقالوا إنما هبط على علم الله وقدرته وسلطانه وعلم الله وقدرته وسلطانه في كل مكان وهو على العرش كما وصف في كتابه
“ Demi Dzat yang nyawa Muhammad yang berada di Tangan-Nya, seandainya kamu melepaskan seorang lelaki yang berpaut kepada seutas tali ke bumi yang paling di bawah, niscaya ia turun ke atas Allah. Kemudian Nabi Saw membaca ayat: “Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”, Imam Tirmidzi mengatakan : “ Ini hadits gharib dari sisi ini, sebagian Ahli Ilmu menafsirkan hadits ini sebagai berikut : “ Sesungguhnya yang dimaksud adalah turun atas pengetahuan, kemampuan dan kekuasaan Allah, sedangkan ilmu Allah, kemampuan dan kekuasaan-Nya ada di setiap tempat dan Dia di atas Arsy sebagaimana Dia mensifatkan dalam kitab-Nya “. (Tuhfah al-Ahwadzi : 9/187)
Apa komentar Ibnu Taimiyyah al-Harrani yang juga di dukung oleh muridnya Ibnul Qayyim tentang pentakwilan Imam at-Tirmidzi di atas ??
Simak dan perhatikan :
وكذلك تأويله بالعلم تأويل الظاهر الفساد من جنس تأويلات الجهمية
“Demikian juga takwilnya at-Tirmidzi yang mentakwilkannya dengan ILMU adalah kerusakan yang jelas termasuk jenis takwil kaum Jahmiyyah (kaum yang menolak sifat-sifat Allah).“ (ar-Risalah al-Arsyiyyah, cetakan Dar al-Fath asy-Syariqah halaman : 47)
Perhatikan komentar Ibnu Taimiyyah terhadap pentakwilan Imam Tirmidzi, Ibnu Taimiyyah menilai Imam Tirmidzi yang merupakan salah satu imam Salaf Shaleh ahli hadits sebagai pentakwillan yang jelas rusak dan pentakwilan kaum Jahmiyah.
Atas dasar inilah para pengekoranya hingga saat ini selalu terus menyesatkan kaum mayoritas (Asy'ariyyah) yang mengikuti manhaj ulama salaf seperti Imam Tirmidzi di dalam mentakwil teks mutaysabihaat, padahal Imam Tirmidzi termasuk pemimpin ulama salaf shaleh dan mengatakan takwilnya itu bersumber dari sebagian ahli ilmu.
_____________
Mengenai tulisan Wahabi Salafi Taimiy ini :
Al-Imam at-Tirmidzi berkata :
وعلمُ الله وقدرته وسلطانه في كل مكان، وهو على العرش كما وصف في كتابه
“Dan ilmu Allah, kemampuan, dan kekuasaan-Nya ada di setiap tempat. Adapun Allah ada di atas ‘Arsy sebagaimana yang Ia sifatkan dalam kitab-Nya” [Al-Jaami’ lit-Tirmidziy 5/403-404 melalui perantaraan kitab ‘Aqiidah Ahlis-Sunnah wal-Jamaa’ah lil-Imaam At-Tirmidziy oleh Abu Mu’aadz Thaariq bin ‘Iwadlillah, hal. 95; Daarul-Wathan, Cet. 1/1421 H].
Maka, yang berada di atas langit itu dzat Allah, sedangkan ilmu-Nya berada di setiap tempat. Sama seperti perkataan Al-Muzanniy:
[عال] على عرشه، وهو دان بعلمه من خلقه، أحاط علمه بالأمور، ....
“Tinggi di atas ‘Arsy-Nya, Ia (Allah) dekat pada hamba-Nya dengan ilmu-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu....” [Syarhus-Sunnah lil-Muzanniy, hal. 79 no. 1, tahqiq : Jamaal ‘Azzuun].
عال على عرشه، بائن من خلقه، موجود وليس بمعدوم ولا بمفقود
“Tinggi di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya. Allah itu ada, bukannya tidak ada dan hilang” [idem, hal. 82].
JAWABAN :
Al-Imam Tirmidzi menyebut Allah 'alal arsyi, Imam Muzani juga mengatakan demikian karena mereka dalam hal ini mengikuti methode TAFWEDH (menetapkan lafadznya serta menyerahkan maknanya kepada Allah), terbukti dg kata bainun 'ala kholqihi (berbeda dengan makhluk, Allah tidak masuk ke dalam alam/makhluk dan alam/makhluk tidak masuk kepada Allah)....
Tidak seperti Ibnu Taimiyyah mengatakan Allah nuzul (turun) ke langit dunia, tetapi Allah masuk ke alam dunia, bisa menyentuh najis, ini bagaimana ??? 😁😁😁
Wallaahu a'lam....
Sumber FB Ustadz : Dodi ElHasyimi
28 Oktober 2021 pada 17.08 ·