Akibat Menyakiti Keturunan Rasulullah
Di dalam kitab "Ma'rifatu Muhammad" dikisahkan tentang seorang ulama yang setiap malam bermimpi dengan Rasulullah.
Sampai suatu ketika, sang ulama bertemu dengan seorang pemabuk. Diketahui sang pemabuk ternyata masih merupakan keturunan dari nasab mulia yang keluarganya masih terhubung dengan nasab baginda Rasululillah.
Sang ulama marah dan memaki si pemabuk, "Kamu ini kerjaannya mabuk-mabukan saja! Memalukan sekali! Kamu ini kan punya nasab mulia. Apa kamu tidak malu sama datuk kamu! Kurang ajar!" Si ulama memarahi sembari memaki-maki dengan kata-kata kasar.
Makian itu membuat si pemabuk sakit hati. Sejak itu dia pun berhenti mabuk-mabukan. Namun, rasa sakit hati akibat ucapan si ulama masih tetap membekas.
Sejak peristiwa itu, si ulama justru malah sangat menyesal, sebab meskipun dia menginginkan kebaikan bagi anak cucu Rasulullah itu, namun dia menyadari caranya memang kasar dan tidak bijak. Dia sudah terlanjur memaki anak cucu keturunan Rasulullah dengan kata-kata kasar.
Lebih menyesalnya, sejak kejadian itu, Rasulullah tidak pernah lagi hadir dalam mimpi si ulama itu. Si ulama menyesal sekali. Dia bertaubat kepada Allah serta memperbanyak membaca shalawat lebih banyak selama bertahun-tahun.
Hingga akhirnya, si ulama itu kembali bertemu dengan Rasulullah. Namun sayangnya, Rasulullah berpaling. Sang ulama bertanya, "Duhai Rasulullah, mengapa engkau terlihat tidak menyukaiku?"
Dijawab oleh Rasulullah, "Engkau telah menyakiti cucuku. Jika engkau menasehatinya, jangan engkau memakinya dan jangan pula memukulnya!"
Sejak saat itu, ulama itu sudah sangat berhati-hati memperlakukan ahli bait Nabi. Begitulah demikian adab dan akhlak yang sangat diperhatikan oleh para ulama terhadap ahli dzuriat Rasulullah.
Allahumma Sholli Alaa Sayyidina Muhammad Wa Aalihi Wa Shohbihi Wasallim.
#UlamaNusantara
Sumber FB : Ulama Nusantara
28 Oktober 2021