KEBAIKAN ITU DAPAT MENYELAMATKAN DARI BAHAYA MALAPETAKA
Setiap Muslim harus meyakini bahwa hanya Allah yang mampu memberikan madharat dan juga mampu menahannya, demikian pula dalam hal kebaikan.
Allah berfirman,
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُ، قُلۡ أَفَرَءَیۡتُم مَّا تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ إِنۡ أَرَادَنِیَ ٱللَّهُ بِضُرٍّ هَلۡ هُنَّ كَـٰشِفَـٰتُ ضُرِّهِۦۤ أَوۡ أَرَادَنِی بِرَحۡمَةٍ هَلۡ هُنَّ مُمۡسِكَـٰتُ رَحۡمَتِهِۦۚ قُلۡ حَسۡبِیَ ٱللَّهُۖ عَلَیۡهِ یَتَوَكَّلُ ٱلۡمُتَوَكِّلُونَ.
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah".
“Katakanlah: Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudharatan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya? Katakanlah: Cukuplah Allah bagiku, kepada-Nyalah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” [Az-Zumar : 38].
Berkata Mufassir,
Jika engkau bertanya kepada orang-orang musyrik wahai Nabi: “Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi?” Mereka pasti akan menjawab: “Allah-lah yang menciptakan keduanya.” Maka setelah mereka berikrar seperti itu katakan kepada mereka: “Beritahu aku mengenai sesembahan kalian selain Allah, yaitu berhala. Jika Allah menimpakan musibah kepadaku apakah sesembahan kalian itu bisa menyelamatkanku? Juga jika Allah memberi kenikmatan kepadaku, apakah sesembahan kalian itu bisa mengambilnya dariku? Tidak.” Maka katakanlah, Allah-lah yang mencukupiku, Dia-lah Yang memberiku kemanfaatan atau menolak keburukan yang menimpaku. Hanya kepada-Nya lah semua bergantung, bukan kepada siapa-siapa yang telah dijadikan sandaran selainy-Nya.
Mereka benar-benar akan tahu bahwa segala sesuatu adalah atas izin-Nya. Muqatil berkata : “Mereka ditanya seperti itu oieh Nabi, kemudian mereka terdiam. Sehingga turunlah ayat ini.”
Allah memerintahkan hambanya untuk memupus ketergantungan hati kepada selain Allah dalam meraih kebaikan atau menolak kemudharatan. Seorang muslim harus mengenali jalan-jalan yang bisa ditempuh untuk menyelamatkan diri mereka dari berbagai bencana dan malapetaka kehidupan.
Diantara jalan menjaga diri dan menyelamatkannya dari malapetaka adalah dengan memperbanyak kebaikan.
Melakukan kebaikan tidak harus dengan modal harta, bahkan menolong orang-orang untuk mencintai suatu kebaikan dengan nasehat dan semacamnya, atau mendahulukan kepentingan masyarakat luas daripada kepentingan pribadi juga bagian dari kebaikan.
Dan jika seseorang memperbanyak melakukan perbuatan baik, maka kebaikan tersebut akan membawa dua kemanfaatan, diantaranya sebagai berikut:
⁰ Manfaat pada pelaku yang melakukan kebaikan itu dengan dicatatnya pahala baginya.
⁰ Manfaat pada orang yang diberi kebaikan tersebut dengan cara menolong serta meringankan beban dari orang tersebut.
قال أبو بكر الصديق رضي الله عنه:
صنائعُ المعروفِ تقي مصارعَ السوءِ و الآفاتِ و الهلكاتِ،
و أهلُ المعروفِ في الدنيا همْ أهلُ المعروفِ في الآخرةِ.
Berkata Khalifah Abu Bakar Asd-Shiddiq رضي الله عنه,
"Perbuatan-perbuatan baik itu bisa melindungi diri dari ancaman kejahatan, penyakit dan kebinasaan. Para pelaku kebaikan di dunia itu adalah para pelaku kebaikan di akhirat."
(Atsar riwayat As-Suyuthi)
Wallahu a'lam
Sumber FB Ustadz : Alhabib Quraisy Baharun
23 Juni 2021 pada 19.57 ·