Hari ini umat Islam kembali berduka dengan berpulang seorang ulama besar dari Kota Palu, Ketua Utama Alkhairat, Habib Saggaf Aljufri. Seorang ulama yang tidak lagi diragukan kiprah dan pengaruhnya di tanah air, khususnya di Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Ternate.
Berbagai ucapan bela sungkawa menghiasi berbagai grup WA terlebih beranda FB.
Belum lagi selesai umat Islam menumpahkan rasa sedih dan haru atas wafatnya Sang Habib, kita dikagetkan dengan munculnya nama Wandi Ladupu.
Dengan begitu kasarnya ia memposting sebuah postingan yang hanya layak ditujukan pada seorang berandal, bajingan atau perampok.
Semua paham bahwa yang ia maksud adalah
Almarhum Habib Saggaf.
Ya Allah, sungguh diluar akal sehat. Bagaimana mungkin Almarhum Habib Saggaf wafatnya ia syukuri kemudian beliau diberi label dedengkot sufi.
Fenomena Wandi Ladupu tentu bukan muncul tiba-tiba. Tentu itu hasil belajar baik secara langsung, atau membaca buku.
Siapa dibalik pemahaman yang dimiliki oleh Wandi Ladupu?
Saya menduga kuat adalah kelompok Salafi. Krn memang selama ini kelompok salafilah yang paling menolak ajaran sufi.
Bukan kali ini saja keluar bahasa-bahasa sampah seperti itu, jauh sebelum ini para ulama besar juga mereka telah sesatkan dengan alasan yang sama, seperti Hujjatul Islam Imam Al-ghazali. Alasannya krn mereka berafiliasi dengan kelompok thariqah tertentu atau mengamalkan tasawwuf atau ketika ada perbedaan dengan pandangan mereka terkait fiqh tertentu.
Masih ingat saat wafatnya Syaikh Ali Jaber tahun lalu, seorang ustadz Salafi dari Luwuk juga membuat postingan yang juga tampak tersirat mensyukurinya.
Dalam pergaulan dengan sesama aktivis dakwah Salafi gampang sekali menyesatkan kelompok lain. Jangankan kelompok lain seperti HT, JT, FPI atau IM, sesama salafi saja saling menyesatkan.
Suatu ketika saya berada diatas kapal bersama seorang anak salafi. Saya tanya padanya: Kenapa kalian menyesatkan Wahdah Islamiyah? Ia menjawab: Karena Wahdah membolehkan shalat menggunakan celana panjang biasa.
Ya Allah, saya terkaget-kaget dengan jawaban itu. Hanya karena model celana, kalian menyesatkan kelompok lain?
Para ustadz besar seperti UAS dan UAH juga tidak luput dari ganasnya lisan mereka.
Sebenarnya perbedaan itu sah-sah saja selama dalam koridornya. Namun bila sudah pada tingkatan menyesatkan dan menghina bisa menjadi masalah besar. Apalagi bila yang dihina adalah panutan umat sebagaimana Alhabib Saggaf.
Hemat kami, para ustadz Salafi perlu membaca literatur diluar mazhab atau mainstream mereka, agar lebih tahu luasnya samudra tsaqafah Islam. Bacalah kitab-kitab para syaikh Alazhar.
Orang-orang seperti Wandu Ladupu sebenarnya hanyalah korban dari kekakuan dan kebekuan dari pandangan para ustadz atau pembinanya.
Mereka juga perlu belajar akhlak. Agar lebih bijak dalam melihat sesuatu.
Sumber FB : Muh Muhaimin
4 Agustus 2021