Taubat Sebagai Kunci Ibadah
Dalam bait ke duapuluh satu, penadzam menyatakan
فَالتَّوْبُ مِفْتَاحٌ لِكُلِّ عِبَادَةٍ (21) وَأَسَاسُ كُلِّ اْلخَيْرِ أَجْمَعَ أَشْمَلَا
“Taubat merupakan kunci setiap ibadah, dan asas setiap setiap kebaikan.”
Bait ini menguatkan posisi taubat sebagai suatu kewajiban bagi seluruh mukallaf, karena taubat merupakan kunci setiap ketaatan dan merupakan dasar setiap kebaikan. Sehingga taubat adalah fondasi pertama untuk setiap kedudukan (maqam) tasawuf yang harus dilalui oleh seorang pejalan, menyusul maqam-maqam berikutnya.
Seorang yang merasa telah menempuh maqam setelah taubat, tapi yang bersangkutan justru belum menempuh jalan taubat secara benar, adalah laksana menginginkan pendirian suatu bangunan, tapi belum mengokohkan fondasinya. Pada saatnya, bangunan itu pun akan roboh.
Pada bait ke duapuluh dua, penadzam menyampaikan,
فَإِنِ ابْتُلِيْتَ بِغَفْلَةٍ أَوْ صُحْبَةٍ (22) فِيْ مَجْلِسٍ فَتَدَارَكَنَّ مُهَرْوِلَا
"Ketika engkau diuji dengan kelalaian atau pertemanan (yang buruk) dalam suatu pertemuan, maka bergegaslah (memperbaharui taubat).”
Berawal dari adanya taubat yang merupakan kunci dari setiap ibadah dan dasar dari setiap kebaikan, maka diwajibkan bagi kita semua bermuhasabah (mengoreksi diri) secara utuh. Jika suatu saat kita diuji oleh Allah Ta'ala dengan kelalaian atau kelengahan pergaulan di suatu majlis yang mengandung perbuatan dosa, maka hendaknya kita selekas mungkin melakukan interopeksi, koreksi dan mawas diri untuk kembali bertaubat.
Bait ini secara implisit juga mengandung makna tentang pentingnya selektif dalam memilih teman. Teman yang baik akan membawa kita pada kebaikan dan teman yang buruk akan membawa kita pada keburukan..
Seseorang yang sudah benar taubatnya, hendaknya ia terus melakukan mujahadah dan mendayagunakan seluruh anggota badannya untuk beribadah kepada Allah. Ketika seseorang telah mampu istiqamah dalam bermujahadah, maka pengaruhnya akan tampak pada aspek gerakan lahir dan batin, demikian disampaikan Syekh Nawawi Banten dalam Salalimul Fudhala.
#Kajian Hidayatul Adzkiya dengan syarah Kifayatul Atqiya dan Salalimul Fudhala.
Sumber FB Ustadz : Yusuf Suharto sedang bersama Yusuf Suharto.
1 Juli 2021 pada 11.18 ·