Tahannuts
Tatkala Malaikat Jibril turun bawa Wahyu pertama kali, ternyata posisi Nabi Muhammad SAW sedang di gua Hiro.
Ngapain beliau di gua?
Itu adalah ritual ibadah warisan dari zaman Nabi Ibrahim alaihissalam. Sang kakek, Abdul Mutthalib yang mengajarkannya. Karena beliau termasuk penganut agama atau Millah Nabi Ibrahim yang Hanif.
Teknisnya bagaimana?
Mirip i'tikaf tapi bukan di masjid melainkan di alam bebas, dalam hal ini di gua. Bedanya dengan i'tiakf lagi adalah melakukannya tidak ramai-ramai, tapi sendirian.
Ya namanya juga menyepi, masak menyepi berjamaah? Nggak logis. Menyepi itu ya menyendiri. Sendirian tanpa teman.
Dari segi durasi, ternyata agak lama juga. Kadang bisa sampai satu dua minggu. Beliau biasa bawa perbekalan makanan dan minuman.
Dan menjelang turun wahyu, disebutkan semakin lama saja durasi tahannutsnya.
Saya kurang tertarik mengira-ngira apa yang Beliau SAW lakukan saat itu. Yang pasti zaman segitu belum ada alat komunikasi.
Ibadah tahannuts ini rupanya dihapus keberlakuannya, setelah resmi dan sempurnanya agama Islam. Buktinya kita tidak pernah mendengar kabar bahwa Nabi SAW atau shahabat melakukannya di masa tasyri'.
Maka kalau hari ini ada yang melakukan tahannuts dengan niat ibadah, tidak bisa dibenarkan. Karena sudah berstatus mansukh alias dihapus.
Namun bila tidak diniatkan ibadah, berarti harus ada alasan logisnya. Mau ngapain mengurung diri di gua?
Bisa saja sembunyi dari kejaran orang, persis seperti yang beliau SAW lakukan 13 tahun kemudian, tatkala sembunyi dari kejaran musyrikin Mekkah. Kali ini beliau sembunyi di Goa Tsaur.
Sebagai bagian dari trik siasat ghost protocol alias menghilang beberapa waktu. Musyrikin Mekkah pusing kepala mencari keberadaan Beliau SAW. Semua jalur perjalanan arah Madinah sudah diblokade. Tapi tidak ketemu juga.
Mau sampai botak pasti nggak ketemu. Karena Nabi SAW berjalan ke arah yang berlawanan dari Madinah, lalu tiba-tiba lenyap begitu saja. Menghilang tanpa jejak. Selama beberapa hari sembunyi di Gua Tsour.
Kali ini bukan dengan niat ibadah, melainkan strategi pakai mikir.
Dan itu mirip kejadian ratusan tahun sebelumnya, yaitu kisah para pemuda Ashabul Kahfi. Konon mereka pun sembunyi di gua yang cukup besar. Bahkan atas kehendak Allah mereka tertidur hingga 300 tahun ditambah 9 tahun lagi.
Tidak ada kaitannya dengan ibadah, melainkan upaya menyelamatkan diri.
oOo
Di zaman pandemi kayak gini, dimana kita disuruh banyak menetap di rumah saja, asyik juga kalau misalnya kita cari gua buat menyepi, menyendiri dan bertannuts. Hehe
Tapi dimana ada gua di Jakarta ini?
Sudah disearching nggak ada yang jual online atau penyewaan gua.
Mungkin ke depan boleh juga dijadikan trend tersendiri, selama ini kan cuma berkuda, berenang dan memanah. Kali ini trend baru, tahannuts di goa.
Paket seminggu, paket dua minggu atau paket sebulan sekalian.
Besok-besok kalau pas lagi isoman, bisa juga sekalian tahannuts ke goa. Haha
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
Kajian· 3 Juli pada 11.31 ·