Jangan Memakai Konsep Konspirasi

Jangan Memakai Konsep Konspirasi - Kajian Islam Tarakan

Jangan Memakai Konsep Konspirasi

Pesan Ustadz Dr. Arrazy Hasyim, Lc., M.A. di Masjid Al-Ihsan, Depok : 

Jangan Memakai Konsep Konspirasi tidak pada Tempatnya lalu mengatakan oh ini Sengaja biar membuat Tempat Ibadah Sepi. Ini terjadi di Semua Agama. 

Kita Bersyukur masih bisa Kajian dan Shalat Berjama'ah. 

Hakekat itu jika dikumpulkan Ujungnya adalah Ma'rifatullaah. Ngapain kita di Dunia? Kita ini di Dunia Main-Main, pasti akan ada Bosennya. 

Indonesia ini Demokrasinya Kebablasan. Orang Bisa Bertengkar bahkan Main Bacok-Bacokkan sampai Main Sihir karena Pemilihan Kepala Desa. 

Ada Orang mau Cari Gelar Keagamaan Pak Haji. Pak Haji Dulu Minimal 6 Bulan di Tanah Haram, sekarang cuma 40 Hari itupun Ngeluhnya Luar Biasa. 

Ada dulu Ustadz yang dibranding sebagai Kyai lalu buat Pondok. Kyai dulu bukan Bangunannya yang dibuat, tapi Ruhnya dulu, Ta'limnya dulu. 

Banyak Orang yang Sudah Berharta mau Beli Pesantren, mau Bikin Pesantren, tapi kan yang Ngerti Ruhnya Pesantren itu Kyai. Akhirnya Nyari Kyai ke sana ke mari dan Hasilnya dia Ngatur-Ngatur, akhirnya Kyainya Gak Nyaman. 

Su'ul Adabnya Orang yang Berduit kadang Mengatur Kyai. Kalau di antara kita ada diberi Kelebihan Harta, Berjuanglah bersama Kyai dan tetap jadikan dia Guru. 

Banyak yang Berbangga dengan Harta dan Anak. Salah Satu Sifat Manusiawi adalah Berbangga-Bangga dengan Anak, apalagi kalau Juara Kelas. 

Orang Mental Miskin itu mau dia Kaya dapat Lebih, akhirnya dikasih berapa aja gak pernah Merasa Cukup. Ini Tamak. Yang Korupsi itu Orang Kaya, Orang Miskin apa yang mau di Korupsi. 

Ada Penyakit Orang yang Cinta Dunia, yaitu Takut Miskin. Kaya itu adalah Anugerah dalam Jiwa. Banyak Orang yang Merasa Gak Cukup Selalu Mengeluh. 

Allaah Memberikan Dunia Sebatas yang sudah ditetapkan. Siapa yang Visinya Akhirat, Urusannya dipermudah, Pikirannya jadi Ringan. Allaah Tanamkan Cahaya Al-Ghani di dalam Qalbunya sehingga dia Merasa Cukup. Orang kalau Merasa Cukup gak akan Ngeluh. 

Ini bukan Masalah Kaya atau Miskin, tapi Masalah Mental Cinta Dunia atau Akhirat. Orang yang Cinta Dunia akan Merusak Akhiratnya. Siapa yang Mencintai Akhirat dia akan Mengorbankan Dunianya. 

Dahulukan yang Kekal daripada yang Fana. Yang Kekal itu Akhirat. Yang Kekal itu Mengenal Allaah, kemudian Ritual Menyembah Allaah. Maka Pertanyaan ketika di Kubur itu siapa Tuhanmu. 

Kita ketika Bangun dari Kubur itu seolah Gak Sadar kalau udah Mati, Sadarnya nanti ketika Munkar dan Nakir Bertanya. Kalau dia Shaleh Datanglah Sosok yang Bagus. Kalau dia Tidak Shaleh Datanglah Sosok yang Mengerikan. 

Sekarang Orang Mendahulukan Menyembah Tuhannya dibanding Mengenal Tuhannya. Jangan Ajarin Anak Langsung Pakai Jilbab, tapi Ajarkan dulu untuk Kenal Allaah. Ajarkan dulu Ilmunya, pakai untuk apa. 

Dunia itu sama Akhirat kalau mau diukur Nikmatnya coba Celupin Tangan kita di Air Laut dan Tetesan yang Tersisa itulah Dunia. Kalau Akhirat gak ada Ujungnya jauh lebih dari itu. 

Di Dunia ini ada Taman-Taman Surga. Taman Surga itu Halaqah Dzikir. Mau buat Kavling Surga dengan Dzikrullaah. Taman-Taman Surga diciptakan dari Dzikir. 

Kita Baca Subhaanallaah Gak Lihat Hasilnya, makanya Gak Percaya. Orang Sekarang Lebih Senang pakai Headset Dengerin Musik. Ya kita Gak Melarang, tapi kalau Seorang Mukmin itu Hiburannya Dzikrullaah. 

Orang Cinta Dunia Kerja dari Jam 8 sampai Jam 4. Penting gak itu? Penting, tapi Back Up buat Akhirat Sebelum Berangkat Dzikir gak? 

Cinta Dunia itu Sumber dari Segala Kerusakan. Dunia itu Legonya Allaah. Angan-Angan itu pada dasarnya adalah Harapan, sedangkan Qalbu Maunya Berharap bukan kepada Angan-Angan, tapi kepada Amal. 

Siapa yang Sibuk dengan Angan-Angan tapi ujungnya Duit. Semua Orang Butuh Duit, tapi jangan jadikan Tujuan. Orang kalau menjadikan Tujuan Caranya apa aja mau Halal mau Haram. Tapi kalau tidak menjadikan Tujuan dia akan seperlunya. 

Kita itu Gak Lebih Mulia dari Anjing Buas karena Anjing kalau Sudah Kenyang Makanannya ditinggalkan gak dibawa ke Kandangnya, kalau kita gak begitu. 

Orang yang Sibuk dengan Angan-Angan dia akan Sibuk Mengumpulkan Dunia. Dunia Terkumpul Badan Sakit. Kita Kejar-Kejar biar di Masa Tua Enak, ternyata enggak. 

Dia nanti Lupa akan Kematian, Meninggalkan Mengingat Kematian. Lagi Asyik-Asyik Nyari tahu-tahu Kena Covid Mati. Kemarin Masih Pasang Status di Facebook, Sekarang udah Meninggal. 

Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam Mengkhawatirkan Ummatnya bukan Miskin, tapi Panjang Angan-Angan. Maka dilatih Puasa Batin dengan Cara Mengurangi Angan-Angan. 

Cara Bahagia cuma Satu, yaitu Pangkas Angan-Angan. Orang yang Paling Bahagia di Dunia itu yang Qalbunya Gak Tercantol dengan Dunia sehingga bisa Memangkas Angan-Angan. 

Enakan Hidup ada Hutang atau gak ada Hutang? Secara Qalbu kita Nanyanya. Pasti kita Pilih Gak Berhutang. Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wa Sallam Menghindari Hutang, kalau Terdesak Beliau Lebih Memilih Menggadaikan Barang Miliknya. 

Jika ingin Bahagia, maka Pangkas Angan-Angan, Jangan Banyak Mikirin Dunia. Jalanin aja Hidup. 

Jika Suatu Urusan diserahkan kepada yang bukan Ahlinya, maka Tunggulah Kehancuran. Kehancuran Pesantren ketika diserahkan ke Pengusaha dan Ngatur-Ngatur. Serahkan kepada Ahlinya dan Jangan Masuk Terlalu Dalam. 

Banyak yang Buka Pesantren Tahfidz tapi Nyari Ustadz Asal aja, akhirnya Pemikirannya Rusak dia Mengharamkan Hormat Bendera. 

Untuk Membersihkan Manusia dari Sifat Hewan Ternak dan Hewan Buas ini dengan Tazkiyatun Nafs, ini disebut dengan Riyadhah, Keseriusannya disebut Mujahadah. Ciri-Ciri Orang yang Mujahadah itu dia Istiqamah. 

Orang Berilmu itu dia yang Punya Guru dan diizinkan Gurunya Membuat Pondok. Kita Senang Orang Bikin Pondok Tahfidz, tapi Sekarang banyak yang Ahlus Sunnah Wal Jama'ahnya cuma Ngaku aja. 

Silahkan buat Rumah Tahfidz, tapi harus tahu Posisi kita. Kalau Gak Tahu Minta Referensi dan Tanya ke Ahlinya. Jangan Inisiatif Sendiri lalu Mencari yang Sesuai Pemikiran kita. 

Kita Kaget Melihat Anak Kecil Sudah Berani Membentak Orang dibilang hei itu Neraka. 

Anak itu Makhluk Visual, jadi Jangan Doktrin, tapi Bercerita Teori. Ajarkan Allaah itu Nama yang Menciptakan Langit dan Bumi. Ke Anak itu Jangan Doktrin, tapi bawa Cerita yang Asyik buat Anak. 

Ada banyak Da'i Mengajarkan Allaah itu di Langit itu Fitrah. Itu bukan Fitrah tapi Kejahilan. 

Dalam Takdir itu ada Kebaikan dan Keburukan. Saya Merasakan ketika Pandemi meski Secara Dzahir Susah, tapi Secara Batin dapat Kemudahan. Meski Secara Rizki Dzahir Seret, tapi Rizki Rohani Allaah Bukakan. 

Kalau Takut Aibnya Terbuka itu Depan Allaah atau Makhluk. Kalau kita Membayangkan Aib Terbuka Depan Makhluk itu Syirik Khafi. Kalau Berdo'a Ya Allaah Tutup Aibku dari Manusia dan di Sisi-Mu. Caranya Taubat. 

Apa ada di antara kita yang gak punya Dosa? Kan enggak. Maka Caranya Taubat. Kita Optimis dan Curhat hanya kepada Allaah. Kalau Pernah Curhat Masa Lalu kita yang Buruk kepada Orang semoga dia Lupa dan ditutup oleh Allaah.

Sumber WAG : Dakwah Buya Arrazy Hasyim

4 Juli 2021

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Jangan Memakai Konsep Konspirasi - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®