Berbaik Sangka Kepada Allah . . .
Saya teramat meyakini bahwa apapun taqdir dan kehendak Allah SWT kepada kita, tidak ada satu pun yang buruk apalagi jelek. Pasti semuanya baik, meski di awal kita menyangka buruk.
Waktu Nabi SAW sepakat berdamai dengan musyrikin Mekkah lewat perjanjian Hudaibiyah yang terasa amat sangat timpang itu, banyak kalangan yang tidak terima dan agak menyesali kenapa Nabi SAW kayaknya mau saja didikte oleh orang kafir.
Namun setelah tahu rahasia dan keuntungan di balik semua itu, baru mereka tertawa lebar. Tak disangka rupanya di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
إن مع العسر يسرا
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Ketika siksaan dan ujian dari kaum musyrikin Mekkah sudah sampai tahap yang tidak manusiawi lagi, akhirnya pertolongan Allah pun datang dari arah yang tidak terduga.
Tiba-tiba sekelompok suku Aus dan Khazraj dari Madinah datang mencari Nabi SAW di Aqabah samping tempat jamarat di Mina untuk menyatakan masuk Islam dan siap berbai'at setia. Mereka malah menawarkan nabi SAW dan para shahabat hijrah ke Madinah.
إن مع العسر يسرا
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Dalam Perang Khandaq ketika Nabi SAW dikepung 10.000 pasukan dan sudah tidak mampu lagi bertahan, tiba-tiba datang badai gurun pasir memporak-porandakan tenda musuh. Pasukan itu pun kocar-kacir dibuatnya.
إن مع العسر يسرا
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
oOo
Maka ketika pandemi saat ini rasanya begitu menyakitkan dan sudah tidak tahu lagi apa daya dan upaya yang bisa lakukan, kita masih berbaik sangka kepada Allah SWT. Pasti setelah ini akan ada kebaikan.
Pasti Allah SWT akan menghentikan ujian ini. Karena kita yakin bahwa Allah SWT tidak akan menyiksa hamba di luar kemampuannya.
Kita percaya dengan sepenuh keyakinan, bahwa di balik semua duka nestapa umat manusia ini, pasti akan begitu banyak kebaikan sedang antri dan rebutan menghampiri kita.
Begitulah aturannya, kita bermohon kepada Allah. Kita tidak pernah berburuk sangka. Kita selalu berbaik sangka. Karena memang itulah prinsip yang diajarkan kepada kita sejak kecil dulu.
Aku sebagaimana apa yang dipersangkakan hamba-Ku tentang Aku. Begitu bunyi firman Allah SWT dalam hadits Qudsi.
Kalau kita berburuk sangka kepada-Nya, maka keburukan lah yang akan menimpa kita. Tapi kalau kita berbaik sangka, maka kebaikan akan menghampiri kita.
oOo
Namun berhusnuzhan itu harus juga diiringi juga dengan usaha nyata. Bukan hanya berharap, tapi jugatetap harus berusaha, harus keras juga usaha kita.
Dan yang namanya tawakkal itu setelah ikhtiar. Jangan belum apa-apa sudah tawakkal.
Ikatkan dulu untamu baru tawakkal.
Jalan kan dulu semua protokol kesehatan, baru pasrahkan kepada-Nya. Dan jangan lupa untuk terus berbaik sangka kepada-Nya.
Semoga semua kesulitan ini segera berlalu. Dan kita harus yakin hal itu. Semoga kita masih punya sikap baik sangka kepada Allah SWT.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
22 Juli 2021