Kalau Menuduh Orang Lain Berbohong Maka Datangkan Bukti Valid

Kalau Menuduh Orang Lain Berbohong Maka Datangkan Bukti Valid

Bagaimana bisa ada yang menyebut dirinya ustadz lalu berkata seceroboh seperti di SS ini lalu dinukil oleh penggemarnya dan dilike? Para Habaib sekarang terkenal mempunyai lembaga pencatat nasab yang kredibel. Silakan datangi lembaga-lembaga tersebut lalu gugat kalau memang merasa benar.

Memang ada oknum yang mengaku-ngaku habib (keturunan Nabi) padahal bukan, seperti halnya ada yang mengaku-ngaku alim padahal bodoh atau mengaku mengikuti Rasul padahal cuma taklid  buta pada gurunya. Tapi ini kasuistik. 

Kalau sampai berkata bahwa 90% yang mengaku habib berdusta, maka ini tuduhan serius terhadap kehormatan nasab muslim lain yang tidak akan main-main urusannya di akhirat, apalagi yang dituduh adalah dzurriyah Rasulullah. 

Kalau mau menuduh orang lain berbohong, maka Rasulullah memerintahkan untuk mendatangkan bukti valid terlebih dahulu. Beliau bersabda:

البينة علي المدعي واليمين على من أنكر

"Bukti wajib dihadirkan oleh penuduh, sedangkan sumpah dilakukan oleh orang yang mengingkari tuduhan tersebut".

Saya sangat ragu seseustadz ini mampu membuktikan ucapannya dengan menghadirkan data yang dapat meruntuhkan 90% catatan lembaga pencatat nasab para Habaib.  Dari caranya berkata "nasab wajib dibuktikan dengan nasab" saja sudah menunjukkan logika absurd yang tiada duanya. Ini cara Allah menampakkan kualitas orang semacam ini pada khalayak sehingga tanpa sadar dia mengatakan kalimat yang absurd.

Kalau Mau Menuduh Orang Lain Berbohong Maka Datangkan Bukti Valid - Kajian Islam Tarakan

Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad

Kajian · 29 Juni 2021· 

tanggapan Ustadz Zon Di Jonggol :

Perkataan atau pendapat ustadz mereka telah MENYEMPAL KELUAR dari pendapat jumhur ulama bahwa Habib artinya secara harfiah "yang dicintai" yang merupakan panggilan untuk mengungkapkan kecintaan kepada para keturunan cucu Rasulullah.

Imam at Tirmidzi dan Imam ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Cintailah Allah agar kalian memperoleh sebagian nikmat-Nya, cintailah aku agar kalian memperoleh cinta Allah, dan cintailah keluargaku (ahlul baitku) agar kalian memperoleh cintaku.”

Rasulullah bersabda, , “Setiap anak yang dilahirkan ibunya bernasab kepada ayahnya, kecuali anak-anak dari Fatimah. Akulah wali mereka, akulah nasab mereka dan akulah ayah mereka.” (Musnad Ahmad)

Imam Suyuti dalam kitab Al-Jami’ As-Shoghir juz 2 halaman 92 menerangkan, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda: “Semua Bani Adam (manusia) mempunyai ikatan keturunan dari ayah, kecuali anak-anak Fathimah, maka akulah ayah mereka dan akulah Asobah mereka (ikatan keturunan mereka).” (HR. Ath Thabrani )

Rasulullah bersabda,

وَإِنَّ الْأَنْسَابَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تَنْقَطِعُ غَيْرَ نَسَبِي وَسَبَبِي

Sesungguhnya pada hari kiamat, semua nasab (keturunan) akan terputus kecuali nasab, hubungan kekeluargaan dan kekerabatanku (Musnad Ahmad 18149)

Dari Miswar bin Makhramah Az Zuhri

وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَاطِمَةُ شُجْنَةٌ مِنِّي يَبْسُطُنِي مَا بَسَطَهَا وَيَقْبِضُنِي مَا قَبَضَهَا

Akan tetapi, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda, "'Sesungguhnya Fathimah adalah bagian dariku, aku merasa tersakiti atas semua yang menyakitinya dan aku merasa senang dengan apa saja yang membuatnya senang.

وَإِنَّهُ يَنْقَطِعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَنْسَابُ وَالْأَسْبَابُ إِلَّا نَسَبِي وَسَبَبِي

Sesungguhnya pada hari kiamat, semua nasab (keturunan) akan terputus kecuali nasabku, hubungan kekeluargaan dan kekerabatanku (Musnad Ahmad 18167)

Dari Zaid bin Arqam, Rasulullah bersabda, aku meninggalkan tsaqalain (dua perkara yang sangat berharga) pada kamu (barangsiapa mengikutinya maka dia berada di atas petunjuk, dan barangsiapa meninggalkannya maka dia berada di dalam kesesatan) yakni KITAB ALLAH (Al Qur’an) di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, oleh karena itu pegangilah dan pegang-teguhlah ia dan AHLI BAIT.

Hushain bertanya: “Siapakah mereka”. Zaid menjawab: “Mereka adalah keluarga ‘Ali, keluarga ‘Aqil, keluarga Ja’far, dan keluarga ‘Abbas”. Hushain bertanya: “Mereka semua ini diharamkan (menerima) zakat?”. Zaid menjawab: “Ya.” (HR Muslim 4425 atau versi Syarh Shahih Muslim 2408)

http://hadits.in/muslim/4425

1. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

من أبغضنا أهل البيت فهو منافق

Siapa orang yang membenci kami ahlu bait adalah termasuk golongan munafik.[Al-Dur al-Mansur (7/349), Fadhail al-Sahabah (2/661)]

2. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

لا يحبنا أهل البيت الا مؤمن تقي , ولا يبغضنا الا منافق شقي

Tidak ada yang mencintai kami ahlu bait kecuali orang yang beriman dan bertaqwa, dan tidak ada yang membenci kami kecuali orang munafik dan durhaka.[Dzakhair al-Uqba : 218, al-Showaiq al-Muhriqah : 230.]

3. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

حرّمت الجنة على من ظلم اهل بيتي و آذاني في عترتي

Surga diharamkan bagi siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku dan menyakiti aku melalui keturunanku.[Tafsir al-Qurthubi (16/22)]

4. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

الويل لظالمي اهل بيتي , عذابهم مع المنافقين في الدرك الأسفل من النار

Celakalah siapa saja yang menzhalimi ahlu baitku, mereka akan diadzab bersama orang-orang munafiq di dasar neraka.[Yanabi’ al-Mawaddah (2/326)]

5. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

من أبغض عترتي فهو ملعون و منافق خاسر

Siapa yang membenci keturunanku, ia termasuk orang yang dilaknat dan munafik yang merugi. [Jami’ al-Akhbar : 214.]

6. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

وهم عِتْرَتِي , خُلِقُوا مِنْ طِيْنَتِي , فَوَيْلٌ لِلْمُكَذِّبِيْنَ بِفَضْلِهِمْ , من احبهم احبه الله ومن أبغضهم أبغضه الله

“… Mereka adalah keturunanku dan diciptakan dari tanahku. Celakalah dari ummatku yang mendustakan keutamaan mereka. Siapa yang mencintai mereka maka Allah akan mencintainya, siapa yang membenci mereka maka Allah akan membencinya”.[Kanz al-Ummal (12/98)]

7. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

ألا و من ابغض آل محمد جاء يوم القيامة مكتوبا بين عينيه : آئس من رحمة الله

Sungguh siapa yang membenci keluarga Muhammad shallallahu alaihi wasallam, maka ia akan dibangkitkan di hari kiamat dengan tulisan di antara kedua matanya : ‘orang ini telah terputus dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala’.[Faraid al-Simthin (2/256)]

8. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

والّذي نفسي بيده , لا يبغضنا اهل البيت احد الا أدخله الله النار

Demi jiwaku yang berada dalam kekuasaan-Nya, Tidaklah seorang yang membenci kami ahlu bait kecuali Allah Subhanahu wa Ta'ala akan masukkan ia ke dalam neraka.[Al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/162), al-Dur al-Mansur (7/349)]

9. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

… فَلَوْ اَنَّ رَجُلاً صفَنَ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالمَقَامِ, وَصَلَّى وَصَامَ, ثُمَّ لقي الله , وَهُوَ مُبْغِضٌ لاِهْلِ بَيْتِ مُحَمَّدٍ دَخَلَ النَّارَ

“… Maka sekiranya seseorang berdiri di antara salah satu sudut Ka’bah dan maqam Ibrahim, lalu ia shalat dan puasa, kemudian meninggal sedangkan ia adalah pembenci keluarga (ahlu al-bait) Muhammad, pasti ia masuk neraka”.[Al-Mu’jam al-Kabir (11/142), al-Mustadrak ‘Ala Shahihain (3/161)]

10. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إشتدّ غضب الله على من آذاني في عترتي

Allah Subhanahu wa Ta'ala sangat murka kepada orang yang menggangguku melalui keturunanku.[Ihya al-Mait al-Suyuthi : 53]

11. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إشتدّ غضب الله وغضبي على من أهرق دمي و آذاني في عترتي

Allah Subhanahu wa Ta'ala dan aku sangat murka kepada orang yang menumpahkan darahku dan menyakitiku melalui keturunanku.[Dzakhoir al-Uqba : 39]

12. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

من سبّ اهل بيتي فأنا بريء منه

Siapa yang mencela ahlu baitku, maka aku berlepas diri darinya.[Yanabi’ al-Mawaddah (2/378)]

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kalau Menuduh Orang Lain Berbohong Maka Datangkan Bukti Valid - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®