Rukun Iman Keenam
Oleh : Ahmad Sarwat, Lc.MA
Alam ghaib itu rupanya banyak jenisnya. Biasanya kita mengidentikkan keghaiban itu dengan makhluk ghaib macam jin dan malaikat.
Tapi ada lagi yang jauh lebih ghaib lagi, misalnya kehidupan setelah kematian, seperti alam barzakh, kiamat, alam akhirat, surga dan neraka.
Uniknya alam ghaib yang terakhir ini masuk ke dalam kategori rukun iman yang mutlak kudu wajib kitainani, yaitu percaya pada hari akhir atau akhirat. Tidak percaya ada akhirat bikin gugur keimanan dan keislaman kita.
Namun kejadian di dunia ini di masa depan pun sebenarnya juga masuk ranah keghaiban juga. Dalam arti kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi menimpa kita di masa mendatang.
Dan apa yang akan terjadi di masa mendatang rupanya masuk ke dalam rukun iman yang keenam, dimana kita wajib percaya pada qadha' dan qadarnya Allah SWT.
Tapi rukun iman yang keenam ini cukup unik, karena terjadi tarik menarik antara dua kutub ekstrem dalam sejarah umat Islam, yaitu antara aliran qadariyah dan jabariyah.
Dua-duanya ekstrem dan kita kudu tepat ada di tengah. Kita kudu yakin bahwa Allah SWT sudah menuliskan segala sesuatunya. Apa yang sudah Allah tuliskan itu adalah kehendak-Nya. Tidak ada yang bisa mengubahnya.
Namun uniknya, justru di sisi lain kita tidak boleh pasrah begitu saja atas apa yang bakal terjadi dan menimpa kita.
Kita malah disuruh berusaha, kerja, ikhtiar, mengubah nasib sambil terus berdoa dan meminta kepada Allah. Seakan taqdir itu kudu dilawan dan jangan hanya pasrah.
Yang agak susah adalah memposisikan diri secara presisi di titik keseimbangan kedua kutub itu. Antara usaha, berhadap, berjuang dengan sabar, pasrah dan menerima.
Agak susah-susah gampang sebenarnya. Setidaknya bukan teori yang mudah untuk diajarkan kepada anak-anak yang jadi murid pengajian.
Jangankan muridnya, bahkan gurunya pun belum tentu bisa mengamalkannya.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
28 Mei 2021