Pasang Surut Peradaban Islam
By. Ahmad Sarwat, Lc.MA
Berdiri runtuhnya suatu peradaban itu sesuai sunnatullah. Mau peradaban Islam atau peradaban bukan Islam, semua akan mengalaminya.
Namun untungnya peradaban yang mengalami islamisasi cukup banyak. Bukan hanya satu peradaban saja.
Syukur dulu para shahabat menyebarkan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia, bukan hanya kesatu peradaban saja.
Jadi meski sempat Baghdad rata dengan tanah dihajar Tatar, tapi di saat yang sama masih ada Andalusia, Mesir, Syam, Hijaz, Yaman dan lainnya. Semua masih eksis sebagai tiang-tiang tegaknya Islam di muka bumi.
Dan ketika kaum muslimin Andalusia terusir dari pusat peradaban mereka di Spanyol, lalu runtuhlah Khilafah Bani Umayyah jilid dua, di negeri lain Islam tetap masih eksis dan berjaya.
Masuk zaman sekarang, negeri yang jarang-jarang disebut dalam sejarah dunia Islam, ternyata malah jadi negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia.
Minimal kuota hajinya mengalahkan semua negara Islam dan Arab. Orang Arab masih tidak percaya kalau Indonesia itu punya tiga wilayah waktu yang berbeda, yaitu Indonesia Bagian Barat, Tengah dan Timur.
Mereka pun bingung diberitahu bahwa kita punya 13 ribu pulau terpisah, yang 3.000-an di antaranya belum sempat diberi nama. Itu saking luasnya negara kita.
Berbagai peradaban itu boleh datang pergi silih berganti, namun Islam tetap terangkat. Mereka mengangkat Islam secara bergantian.
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia. (QS. Ali Imran : 140)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
16 Mei 2021