Lebih Mulia Dari Syuhada'
Saya tidak sedang mengendorkan semangat juang umat Islam, akan tetapi Jihad itu memiliki aturan yang disebut Ilmu Fikih. Bab Jihad ada di Fikih tetapi agak di belakang.
Kalau musuh menyerang umat Islam dalam perang atas nama Agama maka wajib fardhu ain bagi setiap Muslim untuk berperang, seperti yang pernah difatwakan oleh Hadratusy Syekh Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober dengan Resolusi Jihad ketika sekutu hendak menjajah kembali ke negara kita. 22 Oktober itu hari ini kita peringati sebagai Hari Santri.
Tapi kalau musuh Islam menyerang dan memerangi negara lain yang jaraknya jauh dengan kita maka statusnya adalah fardhu kifayah, kalau sudah ada umat Islam dari negara lain yang membantu maka gugur kewajiban kita untuk turut berperang. Tetapi masih dianjurkan untuk berdoa, membaca Qunut Nazilah, memberi bantuan dan sebagainya.
Saking semangatnya ingin membantu sampai ada yang membuka pendaftaran untuk berjihad. Kriterianya pun sangat ketat. Andaikan, sekali lagi seandainya ada yang sesuai syarat-syarat yang tertera di bawah ini, usul saya, sebaiknya menjadi Shiddiq, sebuah pangkat di atas Syahid.
Ada 4 derajat umat Islam yang tertera dalam Al-Qur'an:
وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh..." (An-Nisā': 69)
Yakni derajat:
1. Kenabian
2. Shidq
3. Syahadah / Syahid
4. Kesalehan.
Syekh Hakim Tirmidzi menjelaskan:
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻋﺒﺪ اﻟﻠﻪ ﻓﺎﻟﺸﻬﺎﺩﺓ ﻟﻬﺎ ﻣﺮﺗﺒﺔ ﻋﻈﻴﻤﺔ ﻋﻨﺪ اﻟﻠﻪ ﻭاﻟﺼﺪﻕ ﺃﻋﻈﻢ ﻣﺮﺗﺒﺔ ﻭﻗﺪ ﺫﻛﺮ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺗﻨﺰﻳﻠﻪ اﻟﺼﻨﻔﻴﻦ ﻓﻘﺪﻡ اﻟﺼﺪﻕ ﻋﻠﻰ اﻟﺸﻬﺎﺩﺓ
Abu Abdillah (Al-Bukhari) berkata: "(Mati) Syahid memiliki kedudukan agung di sisi Allah. Tetap Shidq lebih agung lagi. Dan Allah menyebutkan dalam Al-Qur'an 2 golongan ini dan Allah mendahulukan Shidq dari pada Syahadah (derajat mati syahid)
ﻓﺎﻟﺼﺪﻳﻖ ﺻﺪﻕ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺑﺬﻝ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻪ ﻓﻲ ﺟﻤﻴﻊ ﻋﻤﺮﻩ ﻭاﻟﺸﻬﻴﺪ ﺻﺪﻕ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺑﺬﻝ ﻧﻔﺴﻪ ﻟﻪ ﻓﻲ ﻭﻗﺖ اﻟﻮﻓﺎﺓ
Shiddiq adalah orang yang tulus kepada Allah dalam menyerahkan seluruh dirinya kepada Allah di semua umurnya. Sementara syahid orang yang tulus kepada Allah dalam menyerahkan hidupnya untuk Allah saat kematiannya saja (Nawadir, 4/220)
Bedanya, orang yang mati syahid rela mati menyerahkan nyawanya saat perang saja. Sementara Shiddiq rela mati dan menyerahkan seluruh hidup, sampai kapanpun dan di manapun, hanya untuk Allah.
Jadi kalau ada yang sesuai syarat-syarat di bawah ini, rela mati karena Allah, punya ilmu, rajin ibadah, tidak berbuat dosa dan tidak merokok (?) serta cerdas, wah ini menurut saya lebih baik berdakwah menyebarkan Islam ke tempat yang belum dijamah dakwah, menyediakan lembaga pendidikan, mengajar ilmu, kedudukannya lebih tinggi dari pada mati syahid.
•] Saya sendiri tidak memenuhi syarat, khususnya yang ke 3 tidak pernah bermaksiat, dan syarat ke 6 karena saya tidak cerdas, buktinya jika saya sekolah umum akan diterima di Jurusan IPS, sebab hanya hapal nama-nama kota dan mantan-mantan.
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin
Kajian · 18 Mei 2021·