Mengapa Al-Quran Diturunkan Berangsur-angsur?
Banyak hikmah yang sudah disebutkan para ulama, misalnya biar mudah dipahami, biar mudah dihafal, biar bisa menjawab segala tantangan, biar bisa memberi solusi atas kejadian di masa itu dan seterusnya dan seterusnya.
Kali ini saya tidak akan membahas semua itu, karena sudah jelas. Yang ingin saya bicarakan ada hal lain lagi, yaitu secara jumlah konten. Ternyata konten Al-Quran itu sangat besar, jauh melebihi konten-konten kitab suci sebelumnya.
Wajar kalau kitab samawi sebelumnya diturunkan secara sekaligus, karena kontennya jauh lebih sedikit.
Nabi Daud, Nabi Musa dan Nabi Isa masing-masing menerima kitab samawi, yaitu Zabur, Taurat dan Injil. Namun kalau dibandingkan dengan Al-Quran, ketiganya digabungkan jadi satu pun belum setara dengan konten Al-Quran.
Bayangkan bahwa Al-Quran turun terus menerus selama periode 23 tahun. Melewati kurun masa 13 tahun di Mekkah dan kurun 10 tahun di Madinah.
Maka jelas sekali bahwa jumlah ayat Al-Quran jauh lebih banyak dari gabungan kitab-kitab samawi sebelumnya. Sehingga secara teknis, akan jauh lebih efektif kalau diturunkan sedikit demi sedikit.
Dalam salah satu hadits Nabi SAW pernah menyebutkan hal semacam itu. Ini salah satunya :
«أُعْطِيتُ مَكانَ التَّوْراةِ السَّبْعَ، وأُعْطِيتُ مَكانَ الزَّبُورِ المَئِينَ، وأُعْطِيتُ مَكانَ الإنْجِيلِ المَثانِيَ، وفُضِّلْتُ بِالمُفَصَّلِ»
Aku diberikan seukuran Taurat surat Sab'u (tujuh yang Thiwal), seukuran Zabur surat Mi'in, seukuran Injil surat Matsani. Dan dilebihkan bagi dengan mufashshal. (HR. Ahmad, Baihaqi dan Abu Daud)
A. Taurat = Sab'u Tiwal
Disebutkan bahwa Kitab Taurat itu setara dengan tujuh surat panjang yaitu :
1. Al-Baqarah (286 ayat)
2. Ali-'Imran (200 ayat)
3. AnNisa' (176 ayat)
4. Al-Maidah (120 ayat)
5. Al-An'am (165 ayat)
6. Al-'Araf (206 ayat)
7. Yang ketujuh ada yang mengatakan Surat Al-Anfal (75 ayat) dan At-Taubah (129 ayat) digabung (204 ayat) karena antara keduanya tidak ada basmalah sebagai pembatas, dan ada riwayat yang menyatakan bahwa Sa'id ibn Jabir mengatakan yang ketujuh adalah Yunus (109 ayat).
Kalau dihitung secara kasar berdasarkan mushaf cetakan Madinah, sampai akhir surat Yunus ada 221 halaman. Sedangkan total Qur'an 604 halaman. Jadi perkiraan kasarnya kira-kira Taurat itu sepertiganya Al-Quran.
2. Zabur = Mi'in
NAbi SAW menyebutkan bahwa Zabur itu setara dengan surat Mi'in. Artinya seratusan, yaitu surat-surat sesudah at-Thiwal yang jumlah ayatnya seratus lebih atau sekitarnya seperti Surat Hud (123 ayat), Yusuf (111 ayat) dan lain-lain.
3. injil= Al-Matsani
Sedangkan Injil Nabi SAW bilang setara dengan surat-surat Matsani, yang maknanya diulang yaitu surat-surat sesudah al-Miun yang jumlah ayatnya kurang dari seratus ayat.
Dinamai al-Matsani karena lebih sering diulang-ulang dibandingkan atThiwal dan al-Miun seperti Surat Luqman (34 ayat) As-Sajdah (30 ayat), dan lain-lain.
4. Al-Mufashal
Maknanya yang dipisahkan, yaitu surat-surat sesudah al-Matsani yang masuk kategori pendek-pendek. Dinamai al-mufashal karena banyaknya pembatas (basmalah) antara surat dengan surat lainnya.
Para ulama berbeda pendapat menentukan dari Surat mana sampai akhir Al-Quran yang masuk kategori mufashal.
Ada yang mengatakan dimulai dari Surat Qaf (Surat nomor 50), ada yang mengatakan Surat AlHujurat (Surat nomor 49), dan ada juga yang mengatakan Surat lainnya.
Jadi bisa dibayangkan kalau semua kitab samawi turun semua sekaligus, sulit juga untuk dihandle oleh Nabi SAW secara keseluruhan.
Oh ya satu lagi info penting, bahwa Al-Quran ini turun tidak dalam bentuk teks tertulis sebagaimana Taurat yang turun dalam bentuk tulisan yang terukir di atas batu. Turun dari Bukit Tursina, Nabi Musa as menenteng batu-batu bertuliskan ayat Taurat.
وَلَمَّا سَكَتَ عَنْ مُوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الْأَلْوَاحَ ۖ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ
Sesudah amarah Musa menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Tuhannya. (QS. Al-Araf : 154)
Sedangkan Nabi Muhammad SAW, turun dari Jabal Nur dan Gua Hiro, tidak bawa benda bertuliskan ayat Al-Quran.
Oleh karena itulah ada peristiwa dimana Nabi SAW punya 47 orang sekretaris yang tugasnya menuliskan ayat-ayat Al-Quran satu per satu.
Al-Quran ditulis dengan tangan para shahabat di bawah supervisi langsung Rasulullah SAW.
Di masa modern ini, mushaf Madinah yang masyhur itu ditulis oleh seorang kaligrafer kenamaan, Utsman Thaha. Total terdiri dari 604 halaman tebalnya.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
26 April 2021