LEMBUT TAK MESTI TAK TEGAS DAN TAK KUAT
Kata “halim” yang dalam bahasa Indonesia identik dengan kata lembut, dalam penjelasan al-Qurthubi ternyata tak berkonotasi “lunglai”, “santai”, apalagi “gemulai”.
Saat menafsirkan at-Taubah ayat 114 yang menyebutkan kata itu, al-Qurthubi menjelaskan:
الَّذِي لَمْ يُعَاقِبْ أَحَدًا قَطُّ إِلَّا فِي اللَّهِ وَلَمْ يَنْتَصِرْ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلَّهِ. (تفسير القرطبي 8/ 276)
“(Halim) adalah orang yang tidak memberikan sanksi kepada seseorang kecuali karena Allah dan tidak menolong orang lain kecuali hanya untuk Allah.” (Tafsir al-Qurthubi, jilid 8, hal. 276)
Dengan demikian, “halim” bisa saja memberikan sanksi kepada orang lain dan memiliki kemampuan menolong orang lain. Kedua sikap ini tentu membutuhkan ketegasan dan kekuatan. Namun seorang halim melakukan semuanya semata di jalan Allah dan karena Allah.
Semoga kita menjadi figur halim, orang tua halim, serta memiliki pemimpin yang berkarakter halim ini.
Sumber FB Ustadz : Faris Khoirul Anam
28 April 2021