Senyum lah Tapi Jangan Sendirian
Meskipun istilahnya di jalan Allah, tapi sebenarnya harta yang kita infaq-kan pastinya bukan buat Allah. Maha Suci Allah tidak butuh sesuatu dari makhluk-Nya.
Hakikatnya harta kita itu kita berikan kepada sesama manusia. Tapi niatnya karena mengharapkan imbalan non material yaitu pahala dari Allah.
Istilah infaq itu sendiri secara baku artinya adalah mengeluarkan harta, baik dengan imbalan material atau pun imbalan non material.
Contoh yang dengan imbalan material misalnya, kita melakukan proses jual-beli, bisnis, dagang, sewa menyewa dan berbagai aktifitas fiqih muamalah.
Intinya kita mengeluarkan harta alias membayar, lalu kita menerima imbalannya yang bersifat material yaitu barang yang kita beli.
Pada hakikatnya jual-beli dan Muamalat lainnya termasuk kategori infaq juga, namun infak yang pakai imbalan material. Memang kurang lazim kalau disebut infaq.
Yang lazim disebut infaq contohnya kita sedekah kepada fakir miskin. Secara material kita tidak menerima imbalan apa-apa. Tapi secara non-material, sebenarnya imbalannya tetap ada, yaitu tsawab atau pahala di sisi Allah.
Nah, inilah yang lazim disebut infaq atau lebih lengkapnya infaq di jalan Allah atau infaq fi Sabilillah.
Jadi infaq itu adalah :
1. Mengeluarkan harta
2. Imbalannya non material.
Sampai disini infaq di jalan Allah dengan imbalan non material bisa kita namakan dengan sedekah. Sedekah itu bagian dari rumah besar infaq
Bisnis, jual-beli dan perdagangan, adalah infaq juga, karena kita toh mengeluarkan harta,meski dengan imbalan material.
Jadi beda tipisnya disitu antara infaq dan sedekah. Nyaris sulit dibedakan. Karena tiap menyebut istilah infaq, maksudnya adalah sedekah. Karena identik.
Mirip dengan sebutan Arab dan Islam. Keduanya identik. Padahal Islam tidak selalu Arab dan Arab tidak selalu Islam.
Memangnya ada sedekah yang bukan infaq? Lebih jelasnya, memangnya ada sedekah yang tanpa mengeluarkan harta?
Ada. Senyummu pada saudaramu adalah sedekah. Banyak senyum banyak sedekah. Senyum terus sedekah terus.
Senyum lah karena senyum itu sedekah. Tapi senyum jadi sedekah hanya apabila ada objek yang diberikan senyuman. Harus ada yang menerima senyuman kita. Tidak boleh senyum-senyum sendiri.
Itu mencurigakan.
Sumber FB : Ahmad Sarwat
29 Januari 2021 pada 05.45 ·