Peneladan Asma Allah Ar-Rahman dan Ar Rahim
Mutiara Kisah
Peneladan Asma Allah Ar-Rahman dan Ar Rahim dalam kisah berikut
Malam telah semakin larut. Seorang anak lelaki yang masih sangat belia tampak khusyuk menekuni pelajaran. Adapun sang ibu telah tertidur di sisinya. Tiba-tiba si ibu mengangkat kepalanya dan berkata dengan tetap memejamkan mata, "Ambilkan segelas air anakku, Ibu haus!"
Anak itu segera beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil air dari kendi Namun, dia mendapati kalau kendi tempat menyimpan air tengah kosong. Maka, dia keluar dari rumah untuk meminta air pada tetangga sebelah. Akan tetapi, karena malam telah larut, seisi kampung telah terlelap dalam tidur Anak ini pun tidak mau mengganggu tetangganya pada jam jam seperti itu sehingga dia mengurungkan niatnya untuk meminta minum
Tiba-tiba terlintas dalam ingatannya bahwa ada sebuah mata air di persimpangan jalan kampung, Anak ini segera kembali ke rumah dan mengangkat kendi air di pundaknya, lalu bergegas menuju ke tempat mata air dan mengisi penuh kendinya. Setelah itu, dia bergegas kembali ke rumah secepat kaki mampu membawanya. Namun sayang, pada saat itu sang ibu terlelap kembali dalam tidurnya.
Apa yang dapat dilakukan oleh seorang anak kecil seumuran dia? Anak ini tidak mau membangunkan sang ibu karena itu akan mengganggu istirahatnya. Maka, dia pun duduk tenang tanpa bergerak di sudut tempat tidur dengan kedua tangan memegang segelas air
Malam semakin larut akan tetapi sang ibu belum juga terjaga. Sampai akhirnya fajar pun mulai menyingsing dari ufuk timur, di mana kebun kebun mulai menampakkan diri dengan iringan bunyi burung burung yang bersahutan. Sang ibu perlahan membuka kedua matanya. Alangkah kagetnya dia melihat anak semata wayangnya masih setia duduk di sudut tempat tidur dengan segelas air di tangan.
Dia langsung teringat akan apa yang dikatakannya kepada sang anak tadi malam. Ibu ini merasa sangat terharu. Dia pun menarik sang anak ke dalam dekapannya. Dengan mata berlinang dia menatap langit langit dan berdoa, "Ya Allah, Dzat Yang Mahakuasal Ridhallah anakku sebagaimana aku meridhainya."
Doa ibu ini, yang diucapkan dengan tulus ikhlas akhirnya terkabul. Selang beberapa tahun kemudian, si anak tumbuh menjadi seorang ulama sekaligus waliyullah yang termasyur. Dialah Bayazid Al-Bustami.
(Tazkiratul Auliya, dalam Kisah-Kisah Teladan dari Negeri-Negeri Islam, M. Ebrahim Khan, hlm 43-44)
sumber : Buku Asmaul Husna Untuk Hidup Penuh Makna
Sumber FB : KH. Abdullah Gymnastiar
Favorit · 16 Februari 2021·