Mukjizat
Sudah terlanjur kita memaknai mukjizat sebagai kejadian luar biasa. Padahal sebenarnya kalau dilihat dari sudut pandang bahasa, kata mu'jiz itu artinya bukan keajaiban tapi artinya malah melemahkan.
Melemahkan apa?
Melemahkan argumentasi mereka yang tidak percaya atas kebenaran yang dibawa oleh seorang nabi.
Di masa umat terdahulu, biar orang pada percaya, maka dipertontonkan lah keghaiban-keghaiban yang sifatnya magic atas izin Allah.
Hafalan kita sejak SD bisa diputar ulang. Mukjizat Nabi Nuh bisa bikin bahtera dan banjir besar. Mukjizat Nabi Ibrahim tidak mempan dibakar api.
Lalu mukjizat Nabi Musa bisa belah laut dan tongkatnya jadi ular. Mukjizat Nabi Sulaiman bisa ngomong sama hewan dan punya jin. Mukjizat Nabi Isa adalah bisa ngomong sejak bayi dan seterusnya.
Kalau kejadian itu terjadinya pada yang bukan nabi disenut karamah. Kalau pada orang kafir disebut istidroj.
Bagaimana dengan mukjizat nabi kita?
Ada beberapa. Misalnya pernah air bisa keluar dari jemarinya, bulan bisa pecah, bisa ngumpet di Gua Tsur tidak kelihatan. Perang dibantu malaikat.
Namun dari semua itu mukjizat paling agung adalah Al-Quran. Itu kita sepakati.
Sayangnya, meski Al-Quran ada di depan mata kita, tapi nampaknya kemukjizatan Al-Quran kok sepertinya biasa-biasa saja, malah cenderung tidak terlalu nampak.
Buktinya orang pada biasa-biasa saja tuh, walaupun di depannya ada Al-Quran. Dibacakan dengan merdu, ternyata tidak otomatis jadi beriman.
Padahal di masa kenabian dulu, orang kafir musyrikin Mekkah itu pada klepek-klepek kalau dengar indahnya bacaan Qur'an. Mereka menolak hukumnya, tapi keindahan bahasanya susah dipungkiri. Dan itu dianggap mukjizat.
Tapi sekarang ini, mukjizat Qur'an nyaris tidak lagi kita rasakan. Dengar bacaan Quran, orang kafirnya nggak jadi klepek-klepek, dan orang muslimnya pun pada biasa-biasa saja. Mungkin juga karena sama-sama nggak paham. Wallahu a'lam
RUQYAH
Kalau pun mau lihat keunikan Qur'an, mungkin bisa coba perhatikan orang kesurupan yang lagi dibacakan Qur'an (ruqiyah). Kalau sudah waktunya, mulai bereaksi teriak-teriak atau marah-marah. Katanya, jinnya lagi berontak kepanasan dibacakan ayat Qur'an.
Coba nanti kita tanyakan ke peruqyah, jin yang pada berontak karena dibacakan Qur'an itu sebenarnya karena paham isi dan makna suatu ayat kah? Atau tidak paham?
Kalau tidak paham, tapi dibacakan Qur'an kok merasa kepanasan, nah itulah jadi hal ghaib. Dan itu bisa disebut mukjizat.
Maka ini jadi pertanyaan. Apakah nilai kemukjizatan Al-Quran sudah selesai? Dan apakah mukjizat hanya berlaku sebatas orang kesurupan jin saja?
AYAT SAINS
Mungkin sebagian akan bilang bahwa mukjizat Qur'an adalah banyaknya informasi sainstifik di dalamnya. Sudah banyak ulama menuliskan corak tafsir ilmi atau tafsir saintifik.
Walaupun sebenarnya keberadaan tafsir saintifik ini juga melahirkan perdebatan juga di kalangan ulama. Ada yang setuju bahwa Qur'an mengandung informasi teknologi modern. Tapi yang lain kurang sepakat.
Yang tidak sepakat bilang para ulama ahli Al-Quran (mufassir) kok malah tidak ada yang jadi penemu dunia sains. Katanya Qur'an berisi sains, lantas kenapa para penemunya kebanyakan malah bukan muslim.
Mereka jadi penemu bukan karena baca Quran. Orang nggak paham juga kok.
So, jadi dimanakah letak kemukjizatan Al-Quran?
Jawabannya tentu ada. Tapi kalau kesannya seperti tidak ada, maka mohon dimaklumi. Karena kelasnya agak beda. Konsumsi kemukjizatan Al-Quran ternyata lebih mengena buat mereka yang berilmu dan berakal.
Sedangkan buat orang awam, yang sukanya lihat adegan-adegan unik, nampaknya agak sulit.
Kalau saya ibaratkan seperti dunia lawak. Ada yang lucunya itu lucu berkelas, lucunya yang sambil mikir. Bukan lucu-lucuan versi adegan slapstik yang mentertawakan cacat fisik orang lain.
Gigi tonggos, badan kecil, hidung pesek, bicara medhok, baju aneh, jadi banci, bicara gagap, kuping bolot, dan lainnya. Intinya sekedar mentertawakan kekurangan orang. Ini jenis lucu tapi kurang berkelas.
Memang lucu tapi sarkastik. Tapi memang lebih mudah dicerna dan banyak yang menikmati. Film bisu Charlie Chaplin meski tanpa dialog, bikin orang tertawa, versi modernnya ya Mr. Bean.
Tapi lucu yang lebih berkelas, memang tidak otomatis bikin semua orang tertawa. Kalau saya nonton stand-up komedi, saya dan istri sakit perut tertawa, tapi anak saya malah bingung. Lucunya yang mana?
Maka untuk bisa merasakan kemukjizatan Al-Quran yang rada berkelas itu, perlu diberi pengantar dan ulasan dasar. Setelah paham, nanti baru ngerti betapa agungnya Al-Quran.
Maka salah satu topik dalam ilmu Al-Quran adalah : I'jazul Quran.
Sumber FB : Ahmad Sarwat
7 Februari 2021 pada 15.06 ·