Peneladanan terhadap Asma Allah Al-Afuww menuntut kita untuk menjauhi sifat dendam Kedendaman adalah buah dari hati yang merasa terluka atau merasa haknya dilanggar. Semakin kuat dendam seseorang, akan semakin besar kemungkinan dia untuk marah, dengki, dan tidak suka melihat orang lain mendapatkan nikmat. Malah ada perasaan senang manakala orang lain sengsara atau celaka. Semakin besar dendam, seseorang akan berusaha mencari cara untuk mencemarkan bahkan mencelakakan orang lain yang membuatnya kecewa
Rasulullah adalah sosok yang paling mampu meneladani asma' Al Afüww sehingga hati beliau bersih dari dendam. Betapa pun dihina, dicaci, bahkan diintimidasi secara fisik, beliau justru memaafkan semuanya! Sifat pemaaf beliau sangat tinggi dan agung. Tidak sedikit orang yang menyakitinya, akan tetapi beliau sikapi semua itu dengan keluhuran akhlak sehingga akhirnya orang-orang itu mendapatkan hidayah!
Dendam selain akan menghancurkan kebahagiaan hidup juga akan menghancurkan pikiran dan akhlak diri Dendam juga bisa menghancurkan dunia dan akhirat kita Maka, balaslah keburukan arang lain itu dengan kebaikan Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap baik kepada kita. Namun, kita bisa memaksa diri kita untuk bersikap baik pada orang lain Bagaimana tekniknya ?
Allah Taiala berfirman, "Orang orang beriman itu bersaudara Maka damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah agar kamu mendapat rahmat Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS Al-Hujurat, 49:10-11)
Kunci pertama adalah latihan Tetangga adalah saudara seiman Keponakan adalah saudara seiman. Semakin tebal rasa persaudaraan kita, akan semakin ringan pula hidup ini.
Namun sayang, banyak orang yang sedikit saja tersinggung, dia pun langsung marah dan memendam permusuhan Akhirnya, hidupnya dikelilingi oleh musuh. Anak menjadi musuh, mertua pun jadi musuh, tak ketinggalan tetangga, teman sekantor, sampai rekan bisnis, dia jadi musuh. Jika demikian yang terjadi, kapankah kita akan bahagia, karena hampir di setiap tempat kita memiliki musuh.
Daripada kita dongkol karena bermusuhan, lebih baik kita berdamai dan menjalin persaudaraan sehingga kebahagiaan bisa kita raih Persaudaraan ini pun bukan hanya didasarkan kepada nasab atau secara biologis saja, tetapi juga melintasi batas-batas bangsa dan negara. Sehingga dengan begitu, di kala kita dirundung kemalangan masih banyak saudara yang akan membantu kita. Demikian juga sebaliknya, ketika saudara kita membutuhkan pertolongan janganlah ragu untuk membantunya
Kunci kedua, jangan biarkan pikiran kita sibuk mempermasalahkan masalah. Gunakanlah pikiran kita untuk menyelesaikan masalah, Saat anak kita menangis, tidak perlu kita memukul atau memarahinya karena itu tidak akan membuat tangisannya berhenti malah justru akan semakin keras, Jika kita memiliki dendam, jangan terus menggeluti perasaan itu namun datangilah dan selesaikanlah dengan baik permasalahan yang telah terjadi Kunci ketiga, adanya semangat demi kemaslahatan bersama. Jangan sampai kita mendapat kemenangan sendiri sedangkan orang lain menelan kekalahan. Jika kita mendapat kemenangan atau keuntungan, sepatutnya kita berbagi dengan orang lain. Tidak pantas kita bersenang-senang sendiri di atas penderitaan orang lain. Makin banyak orang yang merasa tersakiti, akan semakin besar juga kemungkinan orang lain menyakiti kita.
Sumber : Buku Asmaul Husna Untuk Hidup penuh Makna Jilid 3
Sumber FB : KH. Abdullah Gymnastiar
7 Februari 2021 pada 16.30 ·