Manakah yang Membuat Pembenci Islam Lebih Bahagia Ketika Ada Penghinaan Terhadap Nabi Muhammad?
1. Umat Islam menunjukkan kemarahan yang tak terkontrol hingga mendukung aksi pembunuhan dan menyebarkan narasi-narasi bunuh pada para penghina Islam. Dengan demikian, Islam bisa dikesankan sebagai agama teror dan pengikutnya dikesankan sebagai bangsa barbar yang doyan kekerasan pada non-muslim. Bila berhasil, umat islam Minoritas di Eropa dapat ditekan dengan berbagai stigma dan Islam pun sulit berkembang di sana, kalau perlu makin sedikit bahkan habis.
2. Umat Islam tidak bereaksi apa-apa ketika Nabinya dihina. Diam bagai gerombolan kambing ompong yang bisa disembelih kapanpun tanpa ada perlawanan. Kambing-kambing yang bisanya cuma menebar doktrin kesabaran dan maaf di antara sesama kambing agar tak mendapat perlakuan lebih kejam lagi. Syukur-syukur bila dijadikan peliharaan dan dikasih makan rumput yang enak-anak karena sudah bersikap toleran dan penuh maaf pada kaum yang bertindak sebagai atasan mereka.
Sepertinya kedua pilihan di atas membuat mereka bahagia. Tetapi tampaknya opsi kedua lebih membahagiakan karena islam saat itu lumpuh tanpa kehormatan.
Yang tidak membuat mereka bahagia adalah ketika umat Islam memilih jalan di antara kedua opsi ekstrem tersebut; Umat Islam menunjukkan rasa tidak terima, tetapi dengan cara-cara elegan. Melawan tetapi tanpa mengesankan umat islam brutal, barbar atau ajaran Islam adalah ajaran teror pada non-muslim, namun menegaskan bahwa kita kaum terhormat dan punya harga diri.
Sumber FB : Abdul Wahab Ahmad
1 November 2020