Nabi SAW dan Non Muslim : Abu Thalib

Nabi SAW dan Non Muslim : Abu Thalib - Kajian Islam Tarakan

Nabi SAW dan Non Muslim : Abu Thalib

by. Ahmad Sarwat, Lc.,MA

Hidup bersama non muslim adalah bahian daei fakta kehidupan Nabi Muhammad SAW yang tidak bisa dipungkiri.

Nabi SAW tidak pernah bertemu dengan Abdullah ayahandanya. Karena Abdullah wafat sebelum Nabi lahir. Lalu Nabi diasuh oleh sang kakek, Abdul Mutalib, namun itu pun hanya 2 tahun saja, karena tak lama sang kakek pun wafat.

Selebihnya Nabi SAW diasuh dan dibesarkan oleh Abu Thalib, yang posisinya 'ayah angkat'. Abu Thalib adalah paman beliau sendiri, adik atau kakak dari ayahnya Nabi.

Uniknya, Abu Thalib tidak mau mengakui kenabian sang keponakan tatkala semua orang beriman kepada kenabiannya di usia 40 tahun. Dan meski selalu melindungi semua perjuangan Nabi SAW, namun bahkan hingga akhir hayatnya, Abu Thalib tetap tidak mau bersyahadat.

Tahun kematiannya bersamaan dengan tahun kematian Khadijah, disebut sebagai tahun duka cita ('amul huzn).

Bayangkan, seorang nabi dan rasul yang paling mulia, kok menangisi kematian orang kafir yang wajahnya saja tidak pernah sujud dan tidak pernah kena air wudhu'?

Tapi itulah faktanya. Nabi SAW sangat kehilangan sang paman. Baginya, Abu Thalib lebih dari sekedar ayah. Begitu hormatnya Nani kepadanya. Mana pernah Nabi SAW menyapa sang paman dengan sebutan menghina,"Hai, kapir, masih belon insap juga? Ntar gue sunatin lho." 

Mendoakan agar sang paman dapat hidayah,  sudah pasti Nabi SAW lakukan tiap hari. Kalau perlu di akhirat nanti Nabi SAW pun rela memberi syafa'at uzhma dan memintakan ampunan buat sang paman.

Masalahnya SOP-nya tidak bisa begitu. Kafir ya kafir, tidak bisa masuk surga. Nabi Ibrahim pun juga tidak bisa memohonkan ampunan untuk sang ayah. Beliau ditegur ketika mau memintakan ampunan buat orang tuanya sendiri yang notebene memang kafir.

Padahal Nabi Muhammad SAW itu diberi fasilitas bisa memberi syafaat kepada siapa saja dari umatnya. Masak kok tidak bisa digunakan untuk membela sang paman yang sudah sangat baik hati, tidak sombong dan rajin menabung itu?

Solusi jalan tengahnya rada unik, yaitu orang kafir itu tetap di neraka, tapi dapat fasilitas berupa kerinanan siksaan neraka.

Konon Abu Thalib nanti di neraka akan disiksa dengan siksaan paling ringan, yaitu memakai alas kaki yang terbuat dari api neraka.  Masih jauh lebih baik dari pada dijebloskan ke dalam api yang menyala.  

Lantas seorang kafir bisa-bisanya sampai diperjuangkan mati-matian oleh seorang nabi dan utusan Allah? Memang apa jasanya kok sampai dapat fasilitas kayak gitu? 

Pertama :  karena Abu Thalib itu tidak pernah memusuhi Nabi Muhammad SAW. Dia memang tidak percaya kenabiannya, makanya tidak mau baca syahadat. Tapi dia juga tidak mau bermusuhan dengan Muhammad SAW, keponakannya sendiri. 

Ini prinsip paling penting, bahwa beda pandangan itu tidak harus bermusuhan. 

Maka sikap Nabi Muhammad SAW pun dipastikan tidak akan mau memerangi sang paman. Bagaimana mungkin? Beliau sendiri sudah diperlakukan seperti anak sendiri, bahkan lebih dari sayangnya kepada anak sendiri. 

Kedua : Abu Thalib terlalu besar andilnya dalam dakwah Nabi SAW. Sirah nabawiyah akan lain alurnya seandainya tidak ada tokoh Abu Thalibnya. 

Maka Nabi SAW sayang banget kepada Ali, sudah kayak anak sendiri. Sebab Ali itu anaknya Abu Thalib. Ya, Ali itu kan panjangnya : Ali bin Abi Thalib. 

Jadi kayak balas-balasan jasa gitu. Nantinya Ali juga sayang banget sama istrinya, yang mana istri Ali adalah anaknya Nabi SAW. 

Jadi amat mustahil Nabi SAW bermusuhan dengan ayah asuhnya sendiri. Nabi SAW tentu sayang banget kepada sang paman. Dan si paman juga sayang banget kepadanya. 

Biar bagaimana pun keduanya masih satu garis keturunan, antara paman dan keponakan.  Walaupun yang satu Islam dan yang satu kafir. 

Siapa bilang Islam melarang saling sayang dengan orang kafir? Siapa bilang Islam dan kafir harus bermusuhan? Siapa bilang beda keyakinan itu harus berujung jadi saling bunuh?

Situ belajar agama dimana? Ngajinya sama siapa? Sejak kapan mulai ngaji?

(bersambung)

Sumber FB : Ahmad Sarwat

29 Agustus 2020 pada 08.30  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Nabi SAW dan Non Muslim : Abu Thalib - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®