KREDIBILITAS SINGKATAN ASWAJA

KREDIBILITAS SINGKATAN ASWAJA

🔰 KREDIBILITAS SINGKATAN ASWAJA

Oleh Ustadz : M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.

Kata ASWAJA sudah dikenal oleh seluruh ummat manusia khususnya yang berada di wilayah asia yakni Aswaja merupakan sebuah singkatan dari Ahli Sunnah Wal Jamaah yang merujuk kepada mereka yang beraqidah Asy'ari dan Maturidiy, fiqih Syafi'i, Maliki, Hanafi dan Hanbali dan tasawuf mengikuti ulama yang mu'tabar seperti Al Imam Junaid Al Baghdadi dan Al Imam Al Ghazali. 

Namun, dizaman sekarang lahir beberapa manusia yang memelintir dan menyelewengkan makna dari singkatan aswaja tersebut dan bagi kami ini sudah makanan sehari hari jadi biasa biasa saja. Seperti diselewengkan menjadi: Asli Warisan Jahiliah, Asli Warisan jahmiyah, Asli Warisan Jawa dan sebagainya. Dan hari ini kita akan bahas soal Kredibilitas keabsahan singkatan kata Aswaja ini.

Sebenarnya perkara ini tidak perlu dibahas. Namun, ada yang spesial dan istimewa dalam singkatan ini yang jarang orang tahu. Oke, kita perjelas lagi soal Kredibilitas singkatan aswaja ini.

A. PEMBUATAN SINGKATAN ASWAJA SEJAK TAHUN 1997 OLEH NAHDATUL ULAMA.

Pada tahun 1997 Organisasi muslim terbesar di Indonesia yakni Nahdhatul Ulama mereka meluncurkan sebuah kampanye resmi untuk membuat sebuah definisi baru yaitu membuat sebuah frasa dari kata Ahli Sunnah Wal Jamaah. Tujuannya adalah agar memudahkan ummat Islam khususnya yang ada di Indonesia untuk merujuk kepada sebuah kelompok Islam. Akhirnya lahirlah sebuah frasa dari kata ahli Sunnah Wal Jamaah itu yakni sebuah akronim dalam bahasa Indonesia yaitu Aswaja.

Prof. Dr. Anthony Reid dia adalah seorang akademisi sekaligus dia merupakan ahli sejarawan asia tenggara, dia lulusan Victoria University of Wellington, dan Cambridge University. Dalam bukunya ISLAMIC LEGITIMACY IN A PLURAL ASIA, dia mengutip perkataan Prof. R. Michael Feener seorang ahli sejarah dan dia sekarang menjadi dosen di Kyoto University. Dia mengatakan:

𝘍𝘰𝘳 𝘦𝘹𝘢𝘮𝘱𝘭𝘦, 𝘪𝘯 1997 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢'𝘴 𝘭𝘢𝘳𝘨𝘦𝘴𝘵 𝘔𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮 𝘰𝘳𝘨𝘢𝘯𝘪𝘴𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯, 𝘵𝘩𝘦 '𝘵𝘳𝘢𝘥𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭- 𝘪𝘴𝘵 𝘕𝘢𝘩𝘥𝘭𝘢𝘵𝘶𝘭 𝘜𝘭𝘢𝘮𝘢 (𝘕𝘜) 𝘭𝘢𝘶𝘯𝘤𝘩𝘦𝘥 𝘢 𝘧𝘰𝘳𝘮𝘢𝘭 𝘤𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪𝘨𝘯 𝘵𝘰 𝘱𝘶𝘵 𝘧𝘰𝘳𝘸𝘢𝘳𝘥 𝘢 𝘯𝘦𝘸 𝘥𝘦𝘧𝘪𝘯𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘩𝘳𝘢𝘴𝘦 𝘢𝘩𝘭 𝘢𝘭-𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢'𝘭-𝘫𝘢𝘮𝘢'𝘢, 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘰 𝘳𝘦𝘤𝘭𝘢𝘪𝘮 𝘵𝘩𝘦 𝘵𝘪𝘵𝘭𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘵𝘩𝘦𝘮𝘴𝘦𝘭𝘷𝘦𝘴. 𝘞𝘪𝘵𝘩 𝘵𝘩𝘦 𝘪𝘯𝘵𝘦𝘯𝘴𝘪𝘧𝘪𝘤𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘰𝘧 𝘧𝘰𝘤𝘶𝘴 𝘰𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘪𝘴𝘴𝘶𝘦, 𝘵𝘩𝘦𝘳𝘦 𝘦𝘷𝘦𝘯 𝘢𝘳𝘰𝘴𝘦 𝘵𝘩𝘦 𝘯𝘦𝘦𝘥 𝘧𝘰𝘳 𝘢 𝘯𝘦𝘸 𝘴𝘩𝘰𝘳𝘵-𝘩𝘢𝘯𝘥 𝘧𝘰𝘳 𝘦𝘢𝘴𝘦 𝘰𝘧 𝘳𝘦𝘧𝘦𝘳𝘦𝘯𝘤𝘦 𝘣𝘺 𝘔𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮𝘴 𝘦𝘯𝘨𝘢𝘨𝘦𝘥 𝘪𝘯 𝘵𝘩𝘦𝘴𝘦 𝘥𝘦𝘣𝘢𝘵𝘦𝘴 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘶𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘤𝘭𝘢𝘴𝘴𝘪𝘤𝘢𝘭 𝘈𝘳𝘢𝘣𝘪𝘤 𝘱𝘩𝘳𝘢𝘴𝘦 𝘢𝘩𝘭 𝘢𝘭-𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢'𝘭-𝘫𝘢𝘮𝘢'𝘢 𝘤𝘢𝘮𝘦 𝘵𝘰 𝘣𝘦 𝘳𝘦𝘱𝘭𝘢𝘤𝘦𝘥 𝘣𝘺 𝘵𝘩𝘦 𝘮𝘰𝘥𝘦𝘳𝘯 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘢𝘤𝘳𝘰𝘯𝘺𝘮 𝘈𝘴𝘸𝘢𝘫𝘢 𝘪𝘯 𝘣𝘰𝘵𝘩 𝘱𝘰𝘱𝘶𝘭𝘢𝘳 𝘢𝘯𝘥 𝘴𝘤𝘩𝘰𝘭𝘢𝘳𝘭𝘺 𝘥𝘪𝘴𝘤𝘰𝘶𝘳𝘴𝘦𝘴.

Artinya: Misalnya, pada tahun 1997 organisasi Muslim terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) tradisionalis, meluncurkan kampanye resmi untuk mengajukan definisi baru dari frasa Ahli Sunnah Wal Jamaah dan untuk merebut kembali gelar itu untuk diri mereka. Dengan makin intensifnya fokus terhadap isu ini, bahkan muncul sebuah kepentingan akan singkatan baru demi kemudahan menjadi rujukan oleh umat Islam yang terlibat dalam perdebatan dan dengan demikian frasa bahasa Arab klasik ahl al-sunna wa'l-jama'a mulai digantikan oleh akronim Indonesia modern yaitu Aswaja baik dalam wacana populer maupun ilmiah.

[Islamic Legitimacy In A Plural Asia: 77]

Jadi, singkatan Ahli Sunnah Wal Jamaah menjadi akronim Aswaja itu pertama kali diluncurkan oleh organisasi Islam di Indonesia yaitu Nahdhatul Ulama pada tahun 1997. Jadi, kalau ada orang yang menyelewengkan arti Aswaja pada makna yang lain alias kepada artian yang menghina kandungan makna ini. Pasti itu orang tidak mengerti sejarah.

Prof. Dr. Nursahril Sa'ad dia adalah Peneliti Senior sekaligus dosen di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura dan Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani dia merupakan seorang peneliti di bidang ilmu sosial, budaya dan kajian agama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan dia juga dikukuhkan sebagai Profesor riset di Pusat Penelitian Masyarakat dan Budaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Mereka berdua mengatakan:

𝘚𝘶𝘯𝘯𝘪 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮 𝘰𝘳 𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘵𝘩𝘦𝘺 𝘤𝘢𝘭𝘭 "𝘢𝘴𝘸𝘢𝘫𝘢" (𝘵𝘩𝘦 𝘢𝘣𝘣𝘳𝘦𝘷𝘪𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘰𝘧 𝘢𝘩𝘭 𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢 𝘢𝘭-𝘫𝘢𝘮𝘢'𝘢).

Artinya: Islam Sunni atau yang dipanggil "Aswaja" (Merupakan sebuah singkatan dari Ahli Sunnah Wal Jama'ah).

[The New Santri: 152]

Masih dihalaman yang sama mereka menjelaskan kembali:

𝘐𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘦𝘹𝘵, 𝘵𝘳𝘢𝘥𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭𝘪𝘴𝘵 𝘔𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮𝘴 𝘶𝘴𝘦 𝘵𝘩𝘦 𝘥𝘪𝘴𝘵𝘪𝘯𝘤𝘵𝘪𝘷𝘦 𝘢𝘣𝘣𝘳𝘦𝘷𝘪𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 "𝘢𝘴𝘸𝘢𝘫𝘢" 𝘵𝘰 𝘪𝘥𝘦𝘯𝘵𝘪𝘧𝘺 𝘵𝘩𝘦𝘪𝘳 𝘱𝘢𝘳𝘵𝘪𝘤𝘶𝘭𝘢𝘳 𝘣𝘳𝘢𝘯𝘥 𝘰𝘧 𝘚𝘶𝘯𝘯𝘪 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮.

Artinya: Dalam konteks Indonesia sendiri, para muslim tradisionalis (berbagai wilayah) menggunakan singkatan khas "aswaja" untuk mengidentifikasi jenis Islam Sunni mereka sendiri.

[The New Santri: 157]

Jelas ya bahwa semenjak lahirnya singkatan itu masyarakat sudah tahun apa isinya, apa maknanya dan kepada siapa kata itu merujuk. Jangankan bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Para sejarawan dan intelektual luar negeri pun tahun apa arti singkatan Aswaja itu.

Prof. Dr. Carool Kersten adalah seorang sarjana Islam Belanda. Terlatih sebagai seorang Arabis, Asia Tenggara dan sarjana Agama, ia saat ini adalah Profesor Studi Islam di Universitas Katolik Leuven di Belgia dan Emeritus Reader dalam Studi Islam & Dunia Muslim di King's College London . Selain itu, ia juga seorang Peneliti Senior di Institut Studi Filsafat dan Agama dari Science & Research Center di Koper (Slovenia). Dia mengatakan:

𝘕𝘜 𝘗𝘢𝘳𝘵𝘪𝘴𝘢𝘯𝘴 𝘪𝘯 𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯𝘵-𝘥𝘢𝘺 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢 𝘴𝘵𝘪𝘭𝘭 𝘴𝘦𝘭𝘧-𝘪𝘥𝘦𝘯𝘵𝘪𝘧𝘺 𝘢𝘴 𝘭𝘰𝘤𝘢𝘭 𝘳𝘦𝘱𝘳𝘦𝘴𝘦𝘯- 𝘵𝘢𝘵𝘪𝘷𝘦𝘴 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘈𝘩𝘭𝘶𝘴𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘭-𝘑𝘢𝘮𝘢'𝘢𝘩. 𝘛𝘩𝘦 𝘵𝘦𝘳𝘮 𝘪𝘴 𝘥𝘦𝘳𝘪𝘷𝘦𝘥 𝘧𝘳𝘰𝘮 𝘈𝘩𝘭 𝘢𝘭-𝘚𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢'𝘭-𝘑𝘢𝘮𝘢'𝘢, 𝘰𝘳 '𝘵𝘩𝘦 𝘗𝘦𝘰𝘱𝘭𝘦 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘛𝘳𝘢𝘥𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘢𝘯𝘥 𝘊𝘰𝘮𝘮𝘶𝘯𝘪𝘵𝘺'. 𝘐𝘯 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘰𝘧𝘵𝘦𝘯 𝘢𝘣𝘣𝘳𝘦𝘷𝘪𝘢𝘵𝘦𝘥 𝘵𝘰 '𝘈𝘴𝘸𝘢𝘫𝘢'

Artinya: Para partisan NU di Indonesia saat ini masih mengidentifikasi diri sebagai perwakilan lokal Ahlussunnah wal-Jama'ah. Istilah ini berasal dari Ahl al-Sunna wa'l-Jama'a, atau 'Orang-orang dari Tradisi dan Komunitas'. Dalam bahasa Indonesia sering disingkat menjadi 'Aswaja

[Islam in Indonesia The Contest for Society, Ideas and Values: 87]

Luar biasa bukan, singkatan Aswaja bukan hanya diketahui atau dikenal oleh masyarakat biasa. Para militer pun tahu dan mari kita lihat para sejarawan luar apa yang mereka katakan ketika menelusuri dan meneliti sejarah Islam di Indonesia.

Johanna Pink dia adalah seorang Profesor Studi Islam dan Sejarah Islam di Universitas Freiburg sejak 2012. Dia mengatakan:

𝘐𝘯 𝘮𝘰𝘥𝘦𝘳𝘯 𝘈𝘤𝘦𝘩, 𝘵𝘩𝘦 𝘥𝘢𝘺𝘢𝘩 𝘤𝘰𝘮𝘮𝘶𝘯𝘪𝘵𝘺 𝘩𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘦𝘯 𝘢𝘭𝘴𝘰 𝘬𝘯𝘰𝘸𝘯 𝘣𝘺 𝘵𝘩𝘦 𝘢𝘯𝘢𝘤𝘳𝘰𝘯𝘺𝘮 𝘈𝘚𝘞𝘈𝘑𝘈, 𝘢𝘯 𝘢𝘣𝘣𝘳𝘦𝘷𝘪𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘳𝘦𝘧𝘦𝘳𝘴 𝘵𝘰 𝘵𝘩𝘦 𝘢𝘩𝘭 𝘢𝘭-𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢𝘭 𝘫𝘢𝘮𝘢𝘢 𝘢𝘯𝘥 𝘵𝘳𝘢𝘥𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭𝘪𝘴𝘵 𝘔𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮𝘴.

Artinya: Di (era) Aceh modern, masyarakat pesantren juga dikenal dengan akronim ASWAJA, singkatan yang merujuk pada ahl al-sunna wal jamaah dan kaum Muslim tradisionalis.

[Qur'an Translation in Indonesia Scriptural Politics in a Multilingual State: 90]

Ronald A. Lukens-Bull adalah seorang profesor antropologi dan studi agama di University of North Florida. Didalam bukunya yang berjudul A Peaceful Jihad. Dia mengatakan:

𝘛𝘩𝘦 𝘣𝘳𝘰𝘢𝘥𝘦𝘴𝘵-𝘭𝘦𝘷𝘦𝘭 𝘪𝘥𝘦𝘯𝘵𝘪𝘵𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯𝘵𝘳𝘦𝘯 𝘸𝘰𝘳𝘭𝘥 𝘪𝘴 𝘢𝘩𝘭𝘶𝘴 𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢𝘭 𝘫𝘢𝘮𝘢𝘢𝘩. 𝘚𝘪𝘮𝘱𝘭𝘺 𝘢𝘩𝘭𝘶𝘴 𝘴𝘶𝘯𝘯𝘢 𝘸𝘢𝘭 𝘫𝘢𝘮𝘢𝘢𝘩, 𝘢𝘣𝘣𝘳𝘦𝘷𝘪𝘢𝘵𝘦𝘥 "𝘈𝘚𝘞𝘈𝘑𝘈"

Artinya: Identitas dunia pesantren yang paling luas adalah ahlus sunnah wal jamaah. Secara sederhana ahlus sunnah wal jamaah, disingkat "ASWAJA"

[A Peaceful Jihad: 72]

Carole M. Cusack adalah seorang sejarawan agama Australia yang mengkhususkan diri dalam bidang Eropa Barat Laut Awal Abad Pertengahan, esoterisme Barat dan tren dalam agama kontemporer dan Saat ini beliau mengajar Universitas Sydney. Beliau mengatakan:

𝘕𝘜 𝘪𝘴 𝘢 𝘚𝘶𝘯𝘯𝘪 𝘔𝘶𝘴𝘭𝘪𝘮 𝘰𝘳𝘨𝘢𝘯𝘪𝘴𝘢𝘵𝘪𝘰𝘯. 𝘐𝘯 𝘵𝘩𝘦 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘦𝘹𝘵, '𝘚𝘶𝘯𝘯𝘪' 𝘪𝘴 𝘦𝘲𝘶𝘪𝘷𝘢𝘭𝘦𝘯𝘵 𝘵𝘰 𝘈𝘩𝘭𝘶𝘴 𝘚𝘶𝘯𝘯𝘢𝘩 𝘸𝘢𝘭 𝘑𝘢𝘮𝘢'𝘢𝘩 ('𝘵𝘩𝘦 𝘱𝘢𝘳𝘵𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘚𝘶𝘯𝘯𝘢, 𝘢 𝘵𝘳𝘢𝘥𝘪𝘵𝘪𝘰𝘯𝘢𝘭 𝘈𝘳𝘢𝘣𝘪𝘤 𝘦𝘹𝘱𝘳𝘦𝘴𝘴𝘪𝘰𝘯 𝘳𝘦𝘯𝘥𝘦𝘳𝘦𝘥 𝘪𝘯𝘵𝘰 𝘉𝘢𝘩𝘢𝘴𝘢 𝘐𝘯𝘥𝘰𝘯𝘦𝘴𝘪𝘢), 𝘤𝘰𝘮𝘮𝘰𝘯𝘭𝘺 𝘢𝘣𝘣𝘳𝘦𝘷𝘪𝘢𝘵𝘦𝘥 𝘢𝘴 '𝘈𝘴𝘸𝘢𝘫𝘢'.

Artinya: NU adalah organisasi Muslim Sunni. Dalam konteks Indonesia, 'Sunni' sama dengan Ahlus Sunnah wal Jama'ah ('komunitas Sunnah, ungkapan tradisional Arab yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia), yang umumnya disingkat sebagai 'Aswaja'.

[Handbook of Islamic Sects and Movements: 132]

Jadi, singkatan Aswaja itu sudah dikenal oleh orang di seluruh dunia khususnya bagi kalangan intelektual, sejarawan dan apalagi bagi masyarakat di Indonesia, Malaysia dan sekitarnya.

Kesimpulannya adalah:

1. Singkatan dari kata ahli Sunnah Wal Jamaah itu hanya ada satu yaitu Aswaja yang merujuk pada kelompok Assyairah wa Maturidiyyah.

2. Organisasi yang pertama kali mengajukan untuk menyingkat kata ahli Sunnah Wal Jamaah adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdhatul ulama pada tahun 1997.

3. Singkatan kata Aswaja bukan hanya diketahui dan dikenal oleh masyarakat Indonesia saja melainkan oleh orang luar negeri juga khususnya para sejarawan agama, para intelektual dan sebagainya.

Sekian dan terima kasih.

Selesai

© ID Cyber aswaja.

Sumber FB : ID Cyber Aswaja

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "KREDIBILITAS SINGKATAN ASWAJA - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®