Jangankan Di Masjid Yang Ada Kuburan, SHALAT DI KUBURAN AJA BOLEH!
Dalam pandangan syariat, tidak masalah melaksanakan shalat dimana saja, selama tempat itu bersih dari najis;
1. Di masjid yang di dalam bangunannya ada kuburan,
2. Di masjid yang di samping bangunan masjid ada kuburan,
3. Di masjid yang di sekitar bangunan masjid ada kuburan.
4. Di masjid yang tanahnya bekas lokasi kuburan
Inti permasalahan utamanya bukan pada ada kuburan atau tidak ada kuburan di dekat orang yang shalat. Tapi pada;
1. Tidak boleh beribadah kepada selain Allah.
2. Tidak boleh merubah arah menghadap dalam shalat dari arah kiblat yang telah ditetapkan Allah menjadi menghadap ke arah kuburan
Kalau menelisik sejarah, shalat di masjid yang ada kuburan telah dilakukan oleh Rasulullah dan Sahabat. Sudah dilakukan sejak masa Rasulullah. Bahkan saat Rasulullah pertama kali datang ke Madinah.
Silahkan telaah fakta-fakta sejarah berikut;
1. Masjid Nabawi dibangun di atas kuburan atau di samping kuburan. Awalnya lokasi Masjid Nabawi adalah tanah tempat penjemuran kurma milik anak yatim; Sahal dan Suhail. Kaum Bani Najjar. Di dalam Sahih Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa di lokasi tanah itu ada kuburan orang musyrik. Kemudian kuburan itu dibongkar. Lalu dibangun di atasnya Masjid Nabawi. Sebagian kuburan itu dibongkar di masa Khilafah Sayyidina Utsman bin Affan. Artinya sejak dibangun Masjid Nabawi sampai era Sayyidina Utsman bin Affan masih ada sebagian kuburan. Rasulullah dan Sahabat shalat lima waktu dan semua shalat Sunnah di sana. Bukan hanya shalat janazah yang tidak ada ruku' dan sujud.
2. Setelah Rasulullah wafat Sayyidah Aisyah shalat di rumahnya, yang di dalam rumah itu ada kuburan Nabi. Artinya sejak setelah Nabi wafat sampai Sayyidah Aisyah wafat, Sayyidah Aisyah shalat di samping kuburan Nabi.
3. Sahabat, Tabi'in, dan Tabi' al-Tabi'in serta ulama Salaf setelah mereka sampai ulama yang hidup saat ini; ijma', sepakat bahwa boleh dan sah shalat di mesjid Nabawi, yang berada di samping kuburan Rasulullah, kuburan Sayyidina Abu Bakar, dan kuburan Sayyidina umar bin Khattab. Orang yang ngeles bahwa boleh shalat di samping kuburan di Masjid Nabawi karena itu keistimewaan yang berlaku khusus untuk kuburan Rasulullah terbantahkan dengan adanya kuburan Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar bin Khattab.
Kata Wahabi, larangan shalat di masjid yang ada kuburan itu berdasarkan hadis sahih. Mari kita analisa Hadis Sahih Bukhari dan Muslim;
لعن الله اليهود والنصارى اتخذوا قبور أنبيائهم مساجد
Artinya:
Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid.
Redaksi masajid ( مساجد) dalam hadis adalah bentuk jamak (plural) dari masjid (مسجد) dan masjid adalah isim makan (اسم مكان) yang bermakna tempat sujud. Artinya kuburan dijadikan tempat sujud; sujud di atasnya atau sujud kepadanya. Maka secara redaksi, substansi hadis tidak memasukkan objek laknat jika menjadikan tempat lain selain kuburan sebagai tempat sujud. Sehingga tidak dilaknat jika sujud kepada Allah di samping kuburan atau sujud kepada Allah di sekitar kuburan.
Shalat itu ibadah yang lebih sempurna dari sekedar membaca Al-Qur'an, berdoa, dan berzikir. Jika shalat saja boleh, apalagi sekedar membaca Al-Qur'an, berdoa, dan berzikir. Dan umat Islam kalau berdoa atau meminta pasti kepada Allah.
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar