Jangan Terburu Nafsu?
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Terburu nafsu dalam berbuat baik itu tidak bijak, karena akan melahirkan sifat sombong, angkuh dan merasa hebat, karena tidak lagi didasari oleh iman tetapi ingin menunjukkan keakuan diri, bahwa aku juga bisa lebih dari pada anda.
Bersaing dalam kebaikan itu baik, tetapi jika tidak mampu mengendalikan hawa nafsu di dalam hati, maka akan berakibat fatal, karena dasar pijakannya bukan lagi mendekatkan diri kepada Allah, tetapi melekatkan popularitas di mata manusia.
Dan orang yang terburu nafsu melakukan kebaikan, tidak akan lagi menimbang, apakah baik di dalam pandangan Allah atau tidak, yang dikedepankan nya nafsu ingin mendapat tempat dan pengakuan di tengah umat.
Memang betul, ketika kita mendapatkan ide yang baik, maka segerakan diwujudkan, jika tidak maka akan menguap begitu saja, berapa banyak ilham yang Allah bisikkan ke dalam jiwa kita berupa dorongan untuk berbuat baik, tetapi hilang begitu saja karena ditunda.
Sebelum melangkah untuk melakukan kebaikan, maka pastikan hawa nafsu tidak menyertainya, agar ditengah jalan tidak bersedih dan kecewa, apalagi kebaikan tersebut dikerjakan bersama, ketika ada salah satu yang mundur, maka jangan sampai yang lain ikut mundur, jika ada, penyebab utamanya tak lain tak bukan karena semangatnya berbuat baik disusupi hawa nafsu.
Berapa banyak kita jumpai diawal - awal semangatnya membara, di tengah jalan meredup dan remang - remang, karena semangatnya tidak didasari iman, tetapi keburu nafsu, ia lupa dengan iman saja orang bisa lemah pada saat mendapat rintangan, apalagi ingin dipandang orang lain, maka ketika tidak dipandang orang kebaikannya, pada saat itu juga semangatnya sirna.
Jika berhasil kebaikan yang dilakukan, oleh mereka yang terbawa hawa nafsu, lazimnya mencari pengakuan, ini hasil kerja saya atau kalau bukan karena saya maka tidak akan berhasil, dan terakhir menggelora sifat sombong dalam dirinya.
Biasanya kita terburu nafsu dalam melakukan kebaikan pada proyek besar, seperti untuk kebaikan masyarakat umum, agar dikatakan hebat, dikatakan sukses dan dianggap punya pengaruh.
Lakukanlah kebaikan sesuai porsi, sambil meluruskan hati, simak setiap bisikan yang masuk, jika membuat mu menggebu gebu dan berhasrat berlebihan untuk melakukannya, pertanda itu masih bisikan nafsani, berupa hawa nafsu, jika sifatnya membuai dan melenakan, pertanda itu bisikan syaithani dan jika bisikan tersebut membawa ketenangan, tidak menggebu gebu dan tidak dibuai, maka itu merupakan bisikan ilahi.
Pada saat hati mu tenang dengan bisikan ilahi, maka jalani, jikapun ada yang membuat sedih dan kecewa, hatimu sudah siap menerimanya, karena jalan dakwah tidak ada yang mulus, maka yang perlu dipersiapkan hati yang tulus.
Dalu - dalu, Minggu 21 Juli 2024
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa