Cara Mensucikan HP yang Terkena Najis
Sebentar lagi kurban, ini postingan lama mungkin dibutuhkan. Ketika hp, atau barang elektronik lainnya terkena darah atau najis yang lain sebagian kita mencucinya yang malah bikin rusak.
Dalam madzhab Syafi'i sendiri media untuk mensucikan najis memang harus dengan air. Ini tentu problem ketika yang terkena najis adalah barang elektronik seperti HP, laptop dan semisalnya, intinya barang² yang mudah rusak ketika terkena air.
Iya, bagi yang kaya bisa beli hp yang tahan air, tapi realitanya tidak semua orang bernasib kaya, dan yang membutuhkan hp juga tidak hanya orang kaya.
Dalam Madzhab Hanafi cara mensucikan barang yang keras, tidak berpori dan tidak tembus air seperti kaca, kuku, tulang -dan hp tentunya- cukup dengan diusap sampai hilang najisnya. Karena dengan sifat barang yang demikian, maka najis tidak bisa tembus atau meresap kedalam.
Secara intinya adalah hilang bentuk najis dan bekasnya walaupun Imam Ibnu Abidin sedikit memerinci :
1- Ketika najisnya kering tidak berbentuk, maka cukup diusap tisu atau kain.
2- Ketika kering ada bentuknya, maka dikerok dulu sampai hilang kemudian di lap pakai tisu basah atau kain yang dibasahi air, sampai hilang bentuk dan atsarnya.
3- Ketika basah dan ada bentuknya, maka bisa dengan diusap tisu kering atau basah.
Ketika hilang bentuk dan atsar, maka suci.
Dalilnya adalah para sahabat Rasulullah yang memerangi kuffar dengan pedang, mereka membersihkan darah dari pedang hanya dengan diusap, kemudian pedang tersebut dibawa shalat.
Kita madzhab Syafi'i, apa boleh dalam hal ini ikut Hanafi? Boleh saja, masalah mensucikan najis hp ikut Hanafi, masalah yang lain seperti wudhu, shalat, dan lainnya ikut madzhab Syafi'i, walaupun hp tersebut kita bawa juga saat shalat, tidak mengapa.
Fiqhul Islami 1/264
وتطهر المرآة والسكين والسيف والزجاج وكل شيء أملس صقيل بالمسح الذي يزول به أثر النجاسة، عملاً بفعل الصحابة في مسح سيوفهم من الدماء.
Mawsu'ah Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah 37/260
ذَهَبَ الْحَنَفِيَّةُ وَالْمَالِكِيَّةُ فِي قَوْلٍ نَقَلَهُ الْبَاجِيُّ عَنْ مَالِكٍ إِلَى أَنَّهُ يَطْهُرُ بِالْمَسْحِ كُل صَقِيلٍ لاَ مَسَامَّ لَهُ كَمِرْآةٍ، وَظُفُرٍ، وَعَظْمٍ، وَزُجَاجٍ، وَآنِيَةٍ مَدْهُونَةٍ، سَوَاءٌ أَصَابَهُ نَجَسٌ لَهُ جُرْمٌ أَوْ لاَ، رَطْبًا كَانَ أَوْ يَابِسًا، لأَِنَّهُ لِصَلاَبَتِهَا لاَ يَتَدَاخَلُهَا شَيْءٌ مِنَ النَّجَاسَةِ، فَيَزُول بِالْمَسْحِ، وَلأَِنَّ أَصْحَابَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانُوا يَقْتُلُونَ الْكُفَّارَ بِسُيُوفِهِمْ، ثُمَّ يَمْسَحُونَهَا، وَيُصَلُّونَ مَعَهَا، وَلأَِنَّهُ لاَ تَتَدَاخَلُهَا النَّجَاسَةُ، وَمَا عَلَى ظَاهِرِهِ يَزُول بِالْمَسْحِ.
Ad-Durrul Mukhtar 46
و) يطهر (صقيل) لا مسام له (كمرآة) وظفر وعظم وزجاج وآنية مدهونة أو خراطي وصفائح فضة غير منقوشة بمسح يزول به أثرها مطلقا، به يفتى.
Hasyiyah Ibnu Abidin 1/310
أَيْ: سَوَاءٌ أَصَابَهُ نَجَسٌ لَهُ جِرْمٌ أَوْ لَا، رَطْبًا كَانَ أَوْ يَابِسًا عَلَى الْمُخْتَارِ لِلْفَتْوَى شُرُنْبُلَالِيَّةٌ عَنْ الْبُرْهَانِ.
قَالَ فِي الْحِلْيَةِ: وَاَلَّذِي يَظْهَرُ أَنَّهَا لَوْ يَابِسَةً ذَاتَ جِرْمٍ تَطْهُرُ بِالْحَتِّ وَالْمَسْحِ بِمَا فِيهِ بَلَلٌ ظَاهِرٌ مِنْ خِرْقَةٍ أَوْ غَيْرِهَا حَتَّى يَذْهَبَ أَثَرُهَا مَعَ عَيْنِهَا، وَلَوْ يَابِسَةً لَيْسَتْ بِذَاتِ جِرْمٍ كَالْبَوْلِ وَالْخَمْرِ فَبِالْمَسْحِ بِمَا ذَكَرْنَاهُ لَا غَيْرُ، وَلَوْ رَطْبَةً ذَاتَ جِرْمٍ أَوْ لَا فَبِالْمَسْحِ بِخِرْقَةٍ مُبْتَلَّةٍ أَوْ لَا.
Sumber FB Ustadz : M Syihabuddin Dimyathi