Madrasah Imadiyah
Secara objektif, saya melihat salah satu ciri utama madrasah Imadiyah adalah tutur kata yang buruk dan penuh suudhan terhadap orang yang tidak sependapat, apalagi terhadap Sadah Ba'alawi yang memang rival mereka. Dan, Kyai Imad selaku pendiri madrasah yang melanjutkan pemikiran dan kritik seorang Wahabi yang bernama Murad Syukri ini, sayang sekali mencontohkan betul bagaimana tutur kata yang buruk itu di beberapa videonya. Sayang sekali sebab beliau sebenarnya orang alim.
Soal keilmiahan, secara subjektif saya tidak melihat ada yang ilmiah dari kritik mereka semua sehingga saya malas membahasnya, semalas membalas komen menggelikan para ateis yang mampir ke beranda saya. Alasan ketiadaan kitab sezaman untuk membatalkan nasab Sadah Ba'alawi itu sama persis dengan alasan orientalis seperti Schacht yang menolak seluruh hadis dengan alasan tidak ada manuskrip sezaman. Kalau Schacht menuduh perawi tsiqah hanya melakukan Projecting Back (memproyeksikan ke belakang) agar terkesan sanadnya bersambung, maka Imad menuduh para tokoh Ba'alawi tsiqah hanya melakukan Projecting Back hingga terkesan nasabnya bersambung. Nalarnya sama persis dan pengikut fanatiknya sama-sama menelannya mentah-mentah.
Jadi, kalau anda bertanya pendapat saya tentang dalil-dalil Madrasah Imadiyah, maka jawaban singkatnya adalah: Pendapat mereka mengikuti seorang Wahabi, dan pola pikirnya mengikuti orientalis.
Kalau anda menunggu jawaban panjang saya, maka penungguan anda sepertinya percuma sebab saya merasa lebih baik membahas hal lain daripada berkutat soal polemik nasab ini. Apalagi sudah ada Sidi Rumail Abbas yang memang pakar membahas tema ini.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
Makanya kalau setelah nulis status tentang Imadiyyah, saya langsung non aktifkan pemberitahuan karena pasti yang nyerbu akun-akun gak jelas dengan bantahan ngawur tidak ilmiah dan cenderung isinya kotor penuh caci maki tanpa adab
Bu Ustadz Muhammad Salim Kholilie
Polemik ini udah bukan lagi kajian ilmiah tapi udah jadi propaganda rasisme anti Arab..
by Ustadz Fahmi Hasan Nugroho
_--***tema yang sama***--_
Tuntutan Tidak Nyambung
- Allah bukan jisim. Lalu muncul ateis yang menuntut bukti keberadaan Allah dengan ditunjukkan sosok fisiknya di mana, fotonya mana dan seterusnya. Kalau tidak ada foto dan sosok fisik, maka mereka menyimpulkan bahwa Tuhan tidak ada tapi karangan.
- Transmisi hadis di masa awal adalah dengan sistem penyampaian dari mulut ke mulut, bukan dengan teks. Lalu muncul orientalis yang menuntut ditunjukkan teksnya mana. Kalau tidak ada teksnya maka mereka menyimpulkan bahwa hadisnya tidak ada tapi karangan.
- Silsilah nasab di masa awal ditetapkan melalui penerimaan masyarakat secara umum, bukan melalui catatan kitab. Lalu muncul seorang Wahabi bernama Murad Syukri dan Madrasah Imadiyah yang menuntut ditunjukkan catatan kitabnya mana. Kalau tidak ada catatan kitab, maka mereka menyimpulkan bahwa nasabnya tidak ada tapi karangan.
Semua contoh di atas adalah tuntutan yang sama sekali tidak nyambung. Nalarnya sama persis dan tidak logis semua. Itu sama seperti orang yang menuntut agar pemilik hape Android dipaksa menunjukkan logo apel digigit di hapenya agar bisa diakui.
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
_--**tanggapan**--_
by Ustadz : Fauzan F
Kayak Wahabi menyalahkan pendapat imam Mazhab:
Mana hadits shohih Rasulullah sholat pakai usholli !!
Mana hadits shohih qunut subuh
Mana hadits shohih kalau Rasulullah bilang ada bide'ah hasannah !!
itu diantara tuntutan tuntutan Wahabi
Padahal kalo mau objektif pendapat imam Mazhab itu sudah dalil
GK perlu dishohih shohihkan ulama belakangan