Sesama Taklid Jangan Saling Mendahului
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Sesama yang bertaklid kepada ulama mujtahid jangan mudah memvonis bid'ah amalan orang lain, karena ulama Mujtahid saja tidak mudah memvonis suatu amalan itu bid'ah.
Sesama yang bertaklid kepada ulama mujtahid jangan mudah menuduh amalan orang lain syirik, karena kapasitas ilmu kita sama, yaitu sama - sama taklid.
Sesama yang bertaklid, jika masih suka mengatakan menurut ulama si fulan, berarti kita masih taklid, maka jangan mudah mengatakan pemahaman kami lebih baik dari pada pemahaman mereka.
Sesama yang bertaklid, posisikan diri kita sesuai kedudukan kita sebagai orang yang bertaklid, maka jangan mudah mengatakan ulama mujtahid telah menyimpang dari syariat, karena bisa jadi ilmu kita yang tidak sampai, namanya saja kita masih taklid.
Sesama orang yang bertaklid, ketika orang lain tidak mengikuti pendapat kita, jangan dikatakan dia pelaku bid'ah, karena bisa jadi dia bertaklid kepada ulama lain, yang membolehkan amalan tersebut.
Sesama orang yang bertaklid kepada ulama mujtahid, maka tidak pantas bagi kita mendahului ulama dalam menyimpulkan hukum dari Al Quran dan hadits, karena kita tidak memiliki alat untuk menyimpulkan hukum dari Al Quran dan hadits.
Sesama orang yang bertaklid, hendaklah beradab dengan adab seorang murid, karena orang yang masih bertaklid kepada ulama, kedudukannya sama dengan seorang murid, maka jangan pernah lancang kepada ulama, dengan menganggap ulama tidak paham Al Quran dan sunnah.
Sesama orang yang bertaklid, jangan merasa lebih paham dari orang lain yang juga sama - sama taklid, karena kedudukan taklid itu sama, yaitu sama - sama tidak hapal Al Quran dan ribuan hadits.
Sesama orang yang bertaklid kepada ulama mujtahid, jangan sok soan mengatakan kami langsung kepada Al Quran dan Sunnah, karena bagaimana engkau tau maksud dari pada setiap ayat jika tidak melihat tafsir dan pemahaman ulama. Melihat tafsir ulama itu sudah dikatakan taklid.
Sesama orang yang bertaklid, jangan pernah remehkan ulama, karena tanpa mereka maka kita tidak akan tau membedakan mana hukum wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah.
Sesama orang yang bertaklid, jangan pernah mengatakan orang lain tidak paham syariat, karena kita sama - sama taklid, buktinya kita masih membawa pendapat ulama yang kita anggap paham tentang syariat.
Sesama orang yang bertaklid, jangan merasa sebagai perwakilan pemahaman ulama salaf karena ulama salaf tidak pernah merasa paling salaf, karena mereka sadar bahwa dalam satu ilmu mereka taklid kepada ulama salaf yang lain.
Sesama orang yang bertaklid, jangan merasa paling nyunnah, karena ulama yang hapal ratusan ribu hadits saja tidak pernah mengaku paling nyunnah, sedangkan kita satu hadits saja beserta sanad nya tidak hafal, bagaimana dikatakan kita lebih nyunnah dari yang lain.
Sesama orang yang bertaklid, jangan pernah merasa berilmu, karena ulama yang ribuan orang gurunya tidak merasa berilmu, sedangkan kita cuma satu dua guru, itu pun sudah didoktrin tidak boleh mengambil ilmu dari ulama lain.
Sesama orang yang bertaklid, jangan merasa paling paham syariat, karena ulama salaf telah melakukan perjalan jauh menuntut ilmu dari satu negeri ke negeri lain, tidak merasa paling paham syariat, sedangkan kita cuma menuntut ilmu di satu majlis, itu pun sudah didoktrin tidak boleh pindah ke majlis ilmu yang lain.
Intinya sesama yang masih taklid jangan saling mendahulu, karena kedudukan kita sama, yaitu sama - sama penumpang, satu jalan, satu arah dan satu tujuan, kenapa kita harus menyenggol amalan umat islam yang lain, karena bisa jadi mereka menumpang pendapat pada ulama mujtahid yang lain.
Dalu - dalu, Sabtu 13 April 2024
Yuk umroh dan ziarah Nabi bersama Azkia Group #MelayaniTamuAllahKemuliaanBagiKami
Baca juga kajian tentang ikhtilaf berikut :
- Hamka dan Perubahan Ijtihad Hisab Ru'yah
- Aktivitas Mencampur Pendapat Antara Madzhab
- Bingung Di Saat Harusnya Senang
- Rabb-nya Satu, Kitabnya Satu, Rasulnya satu, Kenapa Bisa Berbeda?
- Sebab Perbedaan Jumlah Ayat AlQuran
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa