Salahkah Idul Fitri Dimaknai "Kembali Suci"?
Saya ingin suasana Idul Fitri seperti zaman dulu, bisa merasakan kebahagiaan, ketenangan dan saling menghormati atas perbedaan. Namun sejak ada yang merasa sebagai pembawa kebenaran tunggal dan apa yang disampaikan harus paling benar serta keyakinan yang lain salah, maka tiap tahun kualitas hari raya kita hanya sekedar berdebat.
Kali ini soal makna Idul Fitri. Banyak Khatib kita yang memaknai kembali ke fitrah, yakni suci. Menurut mereka yang benar adalah "Id" bermakna kembali. Sedangkan "Fitri" adalah berbuka, bukan puasa. Artinya di hari 1 Syawal bukan hari berpuasa sehingga kembali seperti sebelum Ramadan.
Apakah penjelasan kiai-kiai kita salah? Tidak juga. Idul Fitri diartikan kembali ke fitrah atau suci berdasarkan penjelasan hadis berikut:
«ﺇﻥ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺷﻬﺮ اﻓﺘﺮﺽ اﻟﻠﻪ ﺻﻴﺎﻣﻪ، ﻭﺇﻧﻲ ﺳﻨﻨﺖ ﻟﻠﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﻗﻴﺎﻣﻪ، ﻓﻤﻦ ﺻﺎﻣﻪ ﻭﻗﺎﻣﻪ ﺇﻳﻤﺎﻧﺎ ﻭاﺣﺘﺴﺎﺑﺎ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻛﻴﻮﻡ ﻭﻟﺪﺗﻪ ﺃﻣﻪ»
"Ramadan adalah sebuah bulan, Allah telah mewajibkan puasa di bulan tersebut. Dan aku sunahkan bagi umat Muslim ibadah di malamnya. Barang siapa puasa di bulan Ramadan dan ibadah di malam harinya maka ia keluar dari dosanya seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya" (HR Ahmad, Ibnu Khuzaimah, An-Nasai, Ibnu Majah dan Al-Baihaqi)
- Status Sanad Hadis
Para ulama menilai hadis ini daif karena ada perawi bernama Nadhr bin Syaiban. Akan tetapi secara kandungan maknanya adalah sahih, seperti disampaikan oleh Ibnu Khuzaimah:
ﻓﻬﺬﻩ اﻟﻠﻔﻈﺔ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﺻﺤﻴﺢ ﻣﻦ ﻛﺘﺎﺏ اﻟﻠﻪ ﻋﺰ ﻭﺟﻞ، ﻭﺳﻨﺔ ﻧﺒﻴﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻻ ﺑﻬﺬا اﻹﺳﻨﺎﺩ
Makna dari teks hadis ini adalah sahih dari Qur'an dan Sunah Nabi shalallahu alaihi wasallam, tapi bukan dengan sanad ini
Oleh karenanya Muhaqqiq dan pakar hadis dari India menjelaskan:
ﻗﺎﻝ اﻷﻋﻈﻤﻲ: ﺇﺳﻨﺎﺩﻩ ﺿﻌﻴﻒ ﻭﻣﻌﻨﺎﻩ ﺛﺎﺑﺖ
Al-A'dzami berkata: "Sanad hadis ini daif, tapi maknanya benar"
- Makna Hadis
Ahli hadis, Syekh As-Sindi menjelaskan:
ﻓﺎﻟﻤﻌﻨﻰ ﺧﺮﺝ ﻣﻦ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻭﻳﺼﻴﺮ ﻃﺎﻫﺮا ﻣﻨﻬﺎ ﻛﻄﻬﺎﺭﺗﻪ ﻣﻨﻬﺎ ﻳﻮﻡ ﻭﻟﺪﺗﻪ ﺃﻣﻪ
Yaitu seseorang telah keluar dari dosanya dan menjadi suci, seperti dia suci dari dosa saat dilahirkan oleh ibunya (Hasyiyah Ibnu Majah, Qiyamu Ramadan, 398)
Kesimpulan:
1. Idul Fitri dari sisi ilmu bahasa memang lebih tepat diartikan kembali kepada makan atau berbuka, tidak lagi berpuasa.
2. Setelah berpuasa Ramadan dan ibadah lainnya maka orang tersebut kembali telah diberi ampunan dosa dan suci dari dosa. Ini semacam makna 'urf' yang diambil dari hadis di atas.
¤ Dalil-dalil Amaliah setelah Idul Fitri seperti Silaturahmi dan Ziarah Kubur dijelaskan di TV9.
تقبل الله منا ومنكم وجعلنا الله وإياكم من العائدين الفائزين كل عام وأنتم بخير
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin