Rowi Dhoif Dalam Shahih Bukhori
Sebagian kalangan beranggapan bahwa perowi dhaif tertolak semua periwayatannya, sungguh tidak seperti itu, yang demikian adalah pemahaman salah. Perawi dhaif atau yang berstatus mutakallam fih selagi "tidak muttaham bilkazib" kadangkala juga di terima periwayatannya dengan kriteria dhowabith yang telah di gariskan para huffazh. Misalkan imam Bukhari juga memasukkan rowi dhaif atau yang berstatus mutakallam fih dalam Shahih Bukhori, namun tetap tidak merobohkan statusnya sebagai asohhul kutub ba'da kitabillah, kenapa, karena menentukan status level sebuah hadist tidak sesederhana membolak-balik lembaran kutuburrijal. Para muhaddistin menjelaskan latar belakang penyebab terdapat rowi dhaif atau mutakallam fih dalam Shahih Bukhori, sebagai berikut :
1. Rowi tersebut dhaif ketika infirod dalam riwayat, adapun ketika riwayat rowi dhaif tadi sesuai dengan periwayatan rowi stiqot maka tentu periwayatan rowi dhaif tadi di terima. Nah pada kesempatan ini imam Bukhori mengambil riwayatnya
2. Rowi dhaif tadi jadi dhaif periwayatannya saat ia meriwayatkan dari Syaikh tertentu, namun apabila rowi dhaif tadi meriwayatkan dari Syaikh lain maka di terima periwayatannya. Nah imam Bukhori tidak mengambil periwayatan rowi dhaif dari jalur syaikh tertentu yang menyebabkan periwayatan jadi dhaif
3. Apabila penyebab dhaif pada rowi adalah ikhtilat atau tagoyyur maka bisa di pastikan imam Bukhori mengambil riwayat darinya sebelum terjadi ikhtilat dan tagoyyur
4. Dan terkadang memang imam Bukhori memasukkan rowi Dhoif dalam rangka mutaba'ah dan syawahid bukan dalam paparan usul utama riwayat bahasan dalam Shahih Bukhori
Ingat, manhaj imam Bukhori tidaklah membuang jauh-jauh semua rowi dhaif dan mutakallam fih dalam kitab sahihnya, tidak seperti itu, tapi manhaj imam Bukhori menegaskan tidaklah memasukkan hadits-hadits periwayatan mereka kecuali hanya yang sahih belaka, paragraf terakhir kelihatan serupa tapi tak sama
Ribath Darussunnah
Pangkatan 20 April 2024
Sumber FB Ustadz : Mhizqil Iqozhimamb