Efek Buruk Sifat Bakhil
Ada beberapa efek dari sifat bakhil :
1. Su'udzon kepada Allah Ta'ala seakan meragukan Allah tidak akan membalas sedekahnya.
2. Su'udzon kepada manusia, manakala ada orang yang mendekati ia selalu berfikiran bahwa orang yang datang itu akan meminta hartanya. sehingga menyebabkan ia takut dan selalu gelisah, bahkan cenderung menutup diri.
3. Batinnya gelap dan hati keras dan rusak. sebab sifat pelit tadi membuatnya tidak peka terhadap sekitar, karena khawatir hartanya akan berkurang jika terlalu peduli terhadap keadaan sosial.
4. Sifat pelit itu melemahkan akal, karena orang yang berakal tidak akan mungkin pelit terhadap orang lain, sebab ia tahu bahwa terdapat banyak sekali celaan terhadap orang pelit dan banyak sekali pujian terhadap orang yang dermawan.
5. Orang yang pelit jauh dari Allah, jauh dari manusia dan jauh dari surga. sedangkan orang dermawan dekat kepada Allah, dekat kepada manusia dan dekat kepada surga.
Akan tetapi, Allah Ta'ala Juga melarang kita untuk terlalu boros dan berlebihan sehingga membinasakan diri kita sendiri, kalau di istilahkan dalam istilah orang betawi, "Biar tekor asal kesohor".
Allah Ta'ala Berfirman :
وَلاَ تَجْعَلْ يَدَكَ مَغْلُولَةً إِلَى عُنُقِكَ وَلاَ تَبْسُطْهَا كُلَّ الْبَسْطِ فَتَقْعُدَ مَلُومًا مَّحْسُورًا
dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (al-Isra 29)
Kata مغلولة إلى adalah bentuk Isti'arah Tamtsiliyyah, yang maknannya "Jangan Pelit". begitupun kata ولا تبسطها كل البسط juga bentuk isti'arah, yang maknanya "Jangan terlalu jor-joran".
Jadi sebaik-baik perkara adalah pertengahannya. tidak terlalu boros sehingga kita tak memiliki uang sama sekali, juga jangan pelit medit sekali sehingga kita tak punya amal akhirat sama sekali.
Quotes terakhir : " Jangan pernah menilai seseorang itu pelit hanya karena ia tak pernah memberimu Hadiah, THR dll. karena bisa jadi ia suka berbagi, tapi tidak kepadamu".
Ref :
إيضاح أسرار علوم المقربين
Sumber FB Ustadz : Ahmad Al-farizi