Nalar Wahabi Selalu Aneh
Justru pola pikir Wahabi itu yang aneh !
Pertama, ulama Salaf berbeda pendapat tentang apakah sampai pahala bacaan al-Qur'an kepada orang yang kita niatkan saat membaca al-Qur'an atau tidak?!
Ada ulama mujtahid yang mengatakan sampai, dan ada ulama yang mengatakan tidak sampai. Termasuk yang menyatakan sampai adalah Ibnu Taimiyah dan muridnya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah.
Apakah para ulama yang berpendapat bahwa pahalanya sampai adalah ulama aneh?
Kedua, orang yang membaca al-Qur'an dengan meniatkan pahalanya untuk orang yang sudah wafat, sebenarnya juga menginginkan pahala bacaan itu untuk dirinya sendiri.
Artinya bahwa yang dimaksudkan dari kirim pahala bacaan itu adalah meminta kepada Allah agar pahala bacaan yang didapatkan dari bacaan itu juga diberikan Allah kepada orang yang diniatkan. Bukan maksudnya pahala bacaan itu dipindahkan, sehingga orang yang membaca tidak dapat pahala lagi di Akhirat dari bacaannya.
Ketiga, Allah Maha Kaya, mampu untuk memberikan pahala kepada orang yang membaca Surat Yasin dan kepada orang yang diniatkan hadiah pahalanya untuknya. Banyak amaliyah lain yang bisa dijadikan analisa, contoh: Orang yang menyediakan perbukaan puasa bagi orang yang berpuasa bisa dapat pahala yang sama dengan orang yang berpuasa.
Keempat, kalau cuma pakai logika saja, maka orang yang bersedekah untuk orang tuanya yang sudah meninggal, tentu juga tidak dapat pahala sedekah yang dilakukannya karena sudah diniatkan untuk orang tuanya. Kalau pun ada, itu hanya pahala baktinya saja, bukan pahala sedekah yang dilakukannya. Apakah ada yang berpendapat seperti ini?
Kelima, di potongan video ini anda tidak menggunakan dalil dari al-Qur'an dan Sunnah untuk menolak amalan masyarakat Ahlussunnah wal Jama'ah. Anda hanya bermain logika saja. Mana jargon Wahabi "agama ini dalil"?
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar