Kenapa Berat Beribadah?
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Awali dengan cinta maka semua akan menjadi mudah, demikian kata ahli hikmah, ungkapan penuh hikmah merupakan hasil pengalaman hampir setiap orang sehingga menjadi kaidah kehidupan.
Segala lini kehidupan, jika diawali dengan cinta maka hati, pikiran dan perasaan akan ringan untuk menjalaninya, walaupun pekerjaan itu berat dan susah, termasuk dalam urusan ibadah.
Jika diamati, ibadah dalam islam semuanya ringan dan mudah, karena prinsipnya Allah tidak ingin memberatkan hambanya, dan Allah maha tau akan kemampuan hambanya.
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. ( Al Baqarah: 185 )
Sehingga ketika suatu ibadah memberatkan seorang hamba maka ada keringanan dari Allah, bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya, sebagai contoh dalam perjalanan boleh tidak puasa, boleh mengqosor sholat dan bagi yang tua renta boleh tidak puasa dan diganti dengan fidyah.
Menjadi pertanyaan, kenapa kita berat melakukan ibadah, yang sudah disyariatkan dengan ringan dan mudah ?
Mungkin penyebab utamanya adalah tidak diawali dengan cinta. Bukankah cinta spirit utama, suatu yang besar menjadi kecil di mata pecinta sejati, sehingga nyawa pun jadi taruhan, bukan hanya harta, sebagai bukti, negeri ini dimerdekakan dengan darah dan nyawa, karena cinta kedamaian.
Sesuatu sebelum wujud dalam bentuk ungkapan dan perbuatan, diawali dengan lintasan hati, suka atau tidak suka, senang atau tidak, jika hati sudah menyatakan suka, maka akan lahir dalam bentuk ucapan dan perbuatan, sebagai contoh saya suka pelajaran matematika karena gurunya asyik, maka pikiran akan konsentrasi menerima setiap ucapan sang guru, sehingga menjadi mudah dicerna.
Oleh sebab itu, sebelum kita akan melakukan suatu amal ibadah maka awali dengan ungkapan cinta, bahwa kita suka dengan ibadah tersebut, sehingga dengan sering kita ungkapkan di dalam hati, menguatkan kita untuk melakukannya, sehingga hati, pikiran dan perasaan menjadi ringan untuk menjalaninya, bukan sebagai beban tetapi sebagai nikmat yang indah.
Nabi telah mengajarkan kepada kita, bahwa seseorang bersama apa yang dia cintai, jika yang dicintainya Allah dan Rasulnya maka Allah dan Rasul bersamanya, apabila cinta dengan ibadah yang telah disyariatkan maka ibadah tersebut yang akan datang menolongnya pada saat sakaratul maut dan di akhirat kelak.
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حماد بن زيد عن ثابت عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ لَا شَيْءَ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ
Sulaiman bin Harb telah menyampaikan kepada kami, dia mengatakan, ‘Kami diberitahu oleh Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas Radhiyallahu anhu ,dia mengatakan:
Bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah tentang hari kiamat. Orang itu mengatakan, ‘Kapankah hari kiamat itu?
Rasulullah balik bertanya, ’Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?
Orang itu menjawab, ‘Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allâh dan Rasul-Nya.
Rasulullah bersabda, ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’ ( HR. Bukhari )
Oleh sebab itu, bagi yang belum pernah mengungkapkan cintanya kepada Allah, Nabi dan ibadah yang akan dikerjakan maka ungkapkan mulai detik ini dan ketika akan mengerjakannya, agar Allah berikan kekuatan untuk melakukannya, dan hanya dengan berupa ucapan, apakah berat, pasti jawabannya tidak tetapi ingat, efeknya sangat besar.
Dan bisa jadi beratnya kita untuk mengerjakan suatu ibadah karena tidak mencintainya, dan tanda cinta paling ringan berupa ucapan, maka ucapkanlah.
Cinta itu meringankan, memudahkan, menyemangati, menyenangkan, memperindah, dan menyempurnakan, maka awalilah dengan cinta.
Ya Allah kami mencintai engkau, dan mencintai nabi dan syariat yang telah engkau syariatkan kepada kami, semoga dengan cinta ini, engkau mencintai kami, Amin.
Dalu - dalu Kami 22 Februari 2024
Bagi yang mau umroh bersama Azkia Group, dapat hubungi kami.
#SpesialisUmrohRokanHulu
#MenjadiPelayanTamuAllahKemuliaanBagiKami
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa