Apakah Tuhan Berbahasa Arab?
Saya cek beranda tetiba ramai kawan-kawan membahas apakah Allah berbahasa Arab atau tidak? Ternyata sebabnya karena ada seorang profesor yang mengatakan bahwa Tuhan berbahasa Arab. Hmmm... Ini panjang sebenarnya dan kawan-kawan yang membahas ini juga menggunakan kalimat yang panjang lebar, tapi saya akan mencoba mengurai ini sesingkat mungkin dengan sebuah analogi sederhana dalam dua paragraf saja.
Anda tentu mempunyai televisi di rumah. Ketika anda memutar channel Indonesia, tentunya akan keluar suara siaran berbahasa Indonesia bukan? Dari point ini anda bisa mengatakan bahwa TV tersebut sedang mengeluarkan suara berbahasa Indonesia. Tapi anda tentu sadar bahwa TV tersebut menangkap siarannya dari sebuah pemancar di tempat yang jauh? Nah, apakah pemancar itu menggunakan bahasa Indonesia ketika berkomunikasi dengan TV anda? Tentu tidak. Pemancar itu sama sekali tidak berbahasa apa pun sebab ia hanya mengeluarkan gelombang yang kemudian "dipahami dengan baik" oleh TV anda lalu diungkapkan oleh TV anda dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemancarnya sendiri tidak berbahasa, tapi TV-nya menyampaikan apa yang ia terima dalam bentuk suara dan huruf yang kemudian disebut sebagai bahasa. Kenapa bisa begitu? Sebab pemancar dan TV adalah dua entitas yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Meski demikian, kita tetap dapat berkata bahwa suara dan gambar itu betul-betul diterima dari pemancar.
Nah, kasusnya sama dengan relasi komunikasi antara Allah dengan para Rasul. Allah sendiri tidak berbahasa sebab tidak mengeluarkan satu pun suara atau susunan huruf. Sudah maklum bahwa suara dan huruf adalah karakteristik makhluk sedangkan Allah tidak mengeluarkan makhluk dari dirinya (Lam yalid). Akan tetapi Allah mempu berkomunikasi dengan para Rasul dengan cara yang unik yang tidak sama dengan apa pun (kita menyebutnya sebagai kalam) lalu para rasul mengungkapkan firman Allah tersebut dengan susunan suara dan huruf yang kemudian kita kenali sebagai sebuah bahasa. Jadi, yang berbahasa hanyalah para rasul saja, bukan Allah. Kenapa bisa begitu? lagi-lagi karena Allah dan Rasul adalah dua entitas yang berbeda secara mutlak sehingga mempunyai karakteristik yang juga berbeda secara mutlak. Tapi apakah lantas bisa dikatakan bahwa para rasul hanya menerima maknanya saja? Tentu tidak demikian. Suara dan huruf beserta makna yang dinyatakan oleh para rasul itu tetap berasal dari Allah 100%, sama seperti suara dan gambar yang dimunculkan oleh TV seluruhnya berasal dari pemancar. Inilah makna perkataan para ulama Aswaja bahwa Al-Qur'an, baik lafadz mau pun maknanya berasal dari Allah.
Kalau Rasul berbahasa Arab, maka bukan berarti Allah juga berbahasa Arab. Sama juga ketika TV di rumah anda berbahasa Indonesia, bukan berarti pemancarnya juga mengeluarkan suara berbahasa Indonesia. Semoga ini dapat dengan mudah dipahami dan semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad