ADAB MENYEMBELIH UNTUK AKIKAH
Oleh: Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin) – Dosen Universitas Brawijaya
Terakhir menyembelih kambing seingat saya adalah saat kelas dua SMA.
Waktu itu saya menjadi ketua BDI (Badan Dakwah Islam) sehingga otomatis terlibat penyembelihan hewan kurban di sekolah, termasuk distribusinya.
Setelah itu bertahun-tahun tidak pernah menyembelih lagi.
Baru hari ini saya menyembelih lagi.
Yakni menyembelih kambing untuk akikah putra saya.
Bacaan yang saya baca kali ini sebelum menyembelih adalah,
بِسْمِ اللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ لَك وَإِلَيْك اللَّهُمَّ هَذِهِ عَقِيقَةُ أَوْفى مُعَافى
“Bismillāhi Wallāhu Akbar. Allāhumma laka wa Ilaika. Allāhumma Ḥāżihī ‘Aqīqatu Aufā Mu’āfā”
Artinya,
“Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Ya Alllah, ini untukMu dan menuju kepadaMU. Ya Allah, ini adalah akikah Aufa Muafa”
Begitulah bacaan yang disunahkan dalam hadis.
***
Jika seorang ayah mengakikahi anaknya, maka disunahkan menyembelih sendiri.
Walaupun mewakilkan proses penanganan masaknya pada lembaga bisnis tertentu misalnya, maka tetap disunahkan untuk menyembelih sendiri.
Adapun waktu menyembelihnya, maka yang terbaik adalah saat terbit matahari. Ibnu Ḥajar al-Haitamī berkata,
«وَالْأَفْضَلُ ذَبْحُهَا عِنْدَ طُلُوعِ الشَّمْسِ». «تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي» (9/ 372)
Artinya,
“Afdalnya menyembelih hewan akikah pada saat terbit matahari” (Tuḥfatu al-Muḥtāj, juz 9 hlm 372)
Adapun bacaan saat menyembelih, maka redaksinya adalah sebagai berikut,
بِسْمِ اللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ لَك وَإِلَيْك اللَّهُمَّ هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلَانٍ
Artinya,
“Dengan nama Allah. Allah Maha Besar. Ya Alllah, ini untukMu dan menuju kepadaMU. Ya Allah, ini adalah akikah fulan (disebut nama anak yang diakikahi)”
Ibnu Ḥajar al-Haitamī berkata,
«وَأَنْ يَقُولَ عِنْدَ ذَبْحِهَا بِسْمِ اللَّهِ وَاَللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُمَّ لَك وَإِلَيْك اللَّهُمَّ هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلَانٍ لِخَبَرِ الْبَيْهَقِيّ بِهِ». «تحفة المحتاج في شرح المنهاج وحواشي الشرواني والعبادي» (9/ 372)
Artinya,
“Saat menyembelihnya disunahkan membaca bismillāhi wallāhu akbar. Allahumma laka wa ilaika. Allāhumma hāżihī aqīqatu fulān, berdasarkan riwayat al-baihaqi” (Tuḥfatu al-Muḥtāj, juz 9 hlm 372)
***
Dasar kesunahan bacaan menyembelih hewan akikah adalah hadis ini,
«عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: يَعِقُّ عَنِ الْغُلَامِ شَاتَانِ مُكَافِئَتَانِ، وَعَنِ الْجَارِيَةِ شَاةٌ قَالَتْ عَائِشَةُ: " فَعَقَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ شَاتَيْنِ شَاتَيْنِ يَوْمَ السَّابِعِ، وَأَمَرَ أَنْ يُمَاطَ عَنْ رَأْسِهِ الْأَذَى. وَقَالَ: " اذْبَحُوا عَلَى اسْمِهِ وَقُولُوا: بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ مِنْكَ وَلَكَ هَذِهِ عَقِيقَةُ فُلَانٍ " "». «مسند أبي يعلى» (8/ 18 ت حسين أسد)
Artinya,
“Dari Aisyah beliau berkata, ‘Anak laki-laki diakikahi dengan dua ekor kambing yang berkualitas sama, anak perempuan diakikahi satu ekor kambing’. Aisyah berkata maka Rasulullah ﷺ mengakikahi Hasan dan Husain dengan dua kambing-dua kambing pada hari ketujuh dan beliau memerintahkan supaya rambutnya dipotong dan beliau bersabda, ‘Sembelihlah dengan mengucapkan nama Allah dan katakan bismillāhi wallāhu akbar. Allahumma laka wa ilaika. Allāhumma hāżihī aqīqatu fulān” (Musnad Abū Ya’lā, juz 8 hlm 18)
Hadis di atas juga di riwayatkan al-Baihaqī. Al-Nawawi mengomentari kualitas hadisnya sebagai berikut,
« فَرَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ». «المجموع شرح المهذب» (8/ 428 ط المنيرية
Artinya,
“al-Baihaqī meriwayatkannya dengan sanad hasan” (al-Majmū’, juz 8 hlm 428)
Sumber FB Ustadz : Muafa