Ngaji Akidah Bersama Imam Baihaqi (semoga Allah merahmati beliau)
Dalam kitabnya tentang Akidah Salaf dan Ahli Hadis, Imam Baihaqi menulis judul:
بَابُ بَيَانِ صِفَةِ الذَّاتِ وَصِفَةِ الْفِعْلِ
“Bab: Penjelasan tentang Sifat Zat dan Sifat Fi’l”
Ini menunjukkan adanya klasifikasi antara sifat-sifat zat Allah dan sifat-sifat perbuatan (fi’l) Allah.
Kalau ada pertanyaan, “Apa dalil klasifikasi ini?”
Maka jawabnya adalah firman Allah dalam QS. Al Hasyr: 22-24:
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ، هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ، هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Imam Baihaqi berkata:
فأَشَارَ فِي هَذِهِ الْآيَاتِ إِلَى فَصْلِ أَسْمَاءِ الذَّاتِ مِنْ أَسْمَاءِ الْفِعْلِ عَلَى مَا نُبَيِّنُهُ
“Dalam ayat tersebut, Allah menyampaikan isyarat tentang adanya klasifikasi antara nama-nama zat dan nama-nama fi’l, sebagaimana akan kami jelaskan nanti.”
Lalu Imam Baihaqi berkata:
فلِلَّهِ عَزَّ اسْمُهُ أَسْمَاءٌ وَصِفَاتٌ، وَأَسمَاؤُهُ صِفَاتُهُ، وَصِفَاتُهُ أَوصَافُهُ، وَهِيَ عَلَى قِسْمَيْنِ: أَحَدُهُمَا صِفَاتُ ذَاتٍ، وَالْآخَرُ صِفَاتُ فِعْلٍ.
“Jadi, Allah SWT memiliki nama-nama dan sifat-sifat. Nama-namaNya adalah sifat-sifatNya. Sifat-sifatNya adalah spesifikasi-spesifikasiNya yang terbagi menjadi dua bagian:
1. Sifat-sifat Zat
2. Sifat-sifat Fi’l.”
Kemudian beliau menjelaskan:
فَصِفَاتُ ذَاتِهِ مَا يَسْتَحِقُّهُ فِيمَا لَمْ يَزَلْ وَلَا يَزَالُ، وَهُوَ عَلَى قِسْمَيْنِ: أَحَدُهُمَا عَقْلِيٌّ، وَالْآخَرُ: سَمْعِيٌّ.
“1. Sifat-sifat zatNya adalah semua yang berhak Dia miliki secara azali (tanpa permulaan) dan tetap kekal selamanya. Kategori ini terbagi menjadi dua:
1.a. Aqli (ditetapkan melalui akal dan wahyu).
1.b. Sam’i (ditetapkan melalui wahyu).”
Kemudian Imam Baihaqi memberikan beberapa contoh sifat-sifat zat yang ditetapkan melalui akal dan dibenarkan oleh wahyu, di antaranya:
- Sesuatu (شَيْءٌ).
- Zat (ذَاتٌ).
- Ada / Eksis (مَوْجُودٌ).
- Qadim / tanpa permulaan (قَدِيمٌ).
- Tuhan / sesembahan (إِلَهٌ).
- Raja (مَلِكٌ).
- Suci (قُدُّوسٌ).
- Mulia (جَلِيلٌ).
- Agung (عَظِيمٌ).
- Sombong (مُتَكَبِّرٌ).
Itu adalah contoh-contoh sifat zat Allah yang ditetapkan melalui akal dan dibenarkan oleh wahyu.
Di samping itu, ada juga sifat-sifat tambahan bagi zat Allah, misalnya berikut ini:
- Hidup (حَيٌّ).
- Berilmu / berpengetahuan (عَالِمٌ).
- Berkuasa / berkemampuan (قَادِرٌ).
- Berkehendak (مُرِيدٌ).
- Maha Mendengar (سَمِيعٌ).
- Maha Melihat (بَصِيرٌ).
- Berbicara (مُتَكَلِّمٌ).
- Kekal / eternal (بَاقٍ).
Sifat-sifat terakhir ini menujukkan bahwa Allah memiliki kehidupan (hayat), ilmu (pengetahuan), kemampuan (kuasa), kehendak (iradat), pendengaran, penglihatan, kalam (firman) dan kekekalan (baqa).
1.b. Sam’i (ditetapkan melalui wahyu)
Kemudian Imam Baihaqi menjelaskan bahwa ada sifat-sifat Allah yang ditetapkan hanya melalui wahyu semata, yaitu Al Quran dan As Sunnah. Misalnya: wajah, yadain (dua yad) dan ain.
Imam Baihaqi menjelaskan sifat-sifat tersebut bukanlah organ tubuh:
فَالْوَجْهُ لَهُ صِفَةٌ وَلَيْسَتْ بِصُورَةٍ، وَالْيَدَانِ لَهُ صِفَتَانِ وَلَيْسَتَا الْجَارِحَتَيْنِ، وَالْعَيْنُ لَهُ صِفَةٌ وَلَيْسَتْ بِحَدَقَةٍ
“Wajah bagi Allah adalah sifat, bukan berupa gambar / bentuk. Dua yad bagi Allah adalah dua sifat, bukan dua organ tubuh untuk bekerja. Ain bagi Allah adalah sifat, bukan organ tubuh untuk melihat.”
Itu tadi adalah sifat-sifat zat Allah.
Kemudian Imam Baihaqi menjelaskan tentang sifat-sifat fi’l (perbuatan) Allah:
وَأَمَّا صِفَاتُ فِعْلِهِ: فَهِيَ تَسْمِيَاتٌ مُشْتَقَّةٌ مَنْ أَفْعَالِهِ وَرَدَ السَّمْعُ بِهَا مُسْتَحَقَّةٌ لَهُ فِيمَا لَا يَزَالُ دُونَ الْأَزَلِ؛ لِأَنَّ الْأَفْعَالَ الَّتِي اشْتُقَّتْ مِنْهَا لَمْ تَكُنْ فِي الْأَزَلِ، وَهُوَ كَوَصْفِ الْوَاصِفِ لَهُ بِأَنَّهُ خَالِقٌ، رَازِقٌ، مُحْيٍ، مُمِيتٌ، مُنْعِمٌ، مُفَضِّلٌ.
“Adapun sifat-sifat perbuatan Allah, itu adalah penamaan-penamaan yang diambil dari perbuatan-perbuatan Allah dan disebutkan di dalam wahyu. Sifat-sifat itu dimiliki oleh Allah sepanjang zaman tapi bukan secara azali. Sebab, perbuatan-perbuatan itu dulu belum ada. Contohnya adalah mencipta, memberi rezeki, menghidupkan, mematikan, melimpahkan nikmat dan karunia.”
Demikian penjelasan ringkas tentang sifat zat dan sifat perbuatan Allah.
Semoga mudah dipahami dan bermanfaat.
baca juga :
- Sifat Zat dan Sifat Fi'l Allah
- Mengenal Sifat Aksi bagi Allah
- Sifat Zat dan Sifat Perbuatan
Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono