Jihad Akhir Zaman
Jihad di medan perang sudah dilewati oleh Nabi dan para sahabat tempo dulu, hari ini kita juga berjihad namun dengan nama yang berbeda "ghazwul fikri" perang pemikiran yang ia saat ini berada dalam tubuh kita sendiri. Di samping jihad melawan hawa nafsu juga ada jihad melawan yang ia bukan musuh tapi sengaja dibuat menjadi musuh.
Ya itulah jihad pemikiran yang hari ini banyak bertebaran di dunia maya, andai tidak pandai-pandai kita bisa terbawa olehnya. Hari ini mereka mengenakan pakaian dengan nama Manhaj Salaf. Akan tetapi hanya numpang nama saja isinya jauh berbeda.
Rata-rata mereka dapat pemahaman di jalan saja, maksud di jalan ini bisa lewat "memeh, poster, baca-baca buku kecil, ikut kajian sehari dua hari, google, youtube dan lain-lain" akan tetapi ia sudah merasa hebat serta melejit pula dari pada para imam mujahid, lebih faham soal agama.
Ini bahaya, jika tidak diatasi ia akan melebar ke mana-mana sebelum ia melebar ke mana-mana maka tugas alim ini salah satunya, baik maya maupun nyata. Saya sangat senang dengan para alim yang hari ini sudah melebarkan sayapnya di dunia maya, nah dari sini kita bisa mengambil mana yang jernih.
Untuk mengetahui mana yang jernih itu tentu kita melihat ke mayoritas pendapat karena ini juga pesan dari Nabi kita :
عن انس بن مالك رضي الله عنه يقول سمعت رسول الله ﷺ يقول : ان امتي لا تجتمع علی ضلالة فاذا رايتم اختلافا فعليكم بالسواد الاعظم.
Sesungguhnya ummatku tidak akan sepakat (berkumpul) di atas kesesatan, oleh sebab itu jika kalian melihat ikhtilaf (perselisihan) maka ikutilah kelompok mayoritas.
Imam as-Suyuthi memberikan penjelasan tentang kalimat "Assawadil A'zham" dalam hadits di atas adalah sekelompok (jamaah) manusia yang terbanyak dari umat islam yang bersatu dalam satu jalan yang lurus.
Bagaimana dengan firman Allah dalam surat al-An'am ayat 116, ayatnya benar tidak ada yang salah hanya saja menempatkan ayat ini sebagai bantahan terhadap hadits di atas yang kurang tepat, alasannya karena hadist di atas berbicara tentang umat islam, sedangkan ayat ditujukan kepada kebanyakan manusia di bumi, setelah saya lihat dalam Tafsir Jalalain ternyata "untuk orang-orang kafir".
Jadi, tidak kena mengena kalau surat al-An'am ayat 116 itu dijadikan bantahan terhadap hadits di atas, ini ayatnya :
وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِى ٱلْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ
(Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi) yakni orang-orang kafir (niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah) yaitu agama-Nya (sama sekali) (mereka tidak akan mau mengikuti kecuali hanya pada prasangka belaka) dalam perdebatan mereka denganmu tentang masalah bangkai, yaitu di kala mereka berkata, "Apa yang telah dibunuh oleh Allah lebih berhak untuk kamu makan daripada apa yang kamu bunuh sendiri." (dan sama sekali) tidak lain (mereka hanyalah berdusta) di dalam hal tersebut.
Jadi, ikut bersosmed di era ini banyak manfaatnya karena rata-rata di zaman ini tidak ada yang tidak menggunakannya dan satu hal lagi kita berbicara hal ini bukan berarti kita ingin perpecahan, tidak! kita hanya ingin menampakkan mana yang seharusnya dikonsumsi orang banyak. Maka berhati-hatilah jangan tertipu cassing, tapi isinya juga penting.
Sumber FB Ustadz : Pardi Syahri