Yadullah Masuk Sifat 20 Yang Mana?
Banyak orang yang tidak paham tentang pembahasan ini. Sebagian yang tidak paham mengakui bahwa dirinya tidak paham, sebagian lagi malah menyalah-nyalahkan Asy'ariyah selaku mayoritas Ahlussunnah Wal Jamaah padahal dirinya saja yang tidak paham. Agar jelas, saya coba menguraikannya sesingkat mungkin meskipun aslinya pembahasan ini lumayan panjang.
1. Sifat dua puluh adalah salah satu dari kategori sifat Allah dari sudut pandang aqliyah. Selain dari sudut aqliyah, sifat juga dapat dikategorikan dari sudut sam'iyah. Kedua kategori ini punya pembagian dan cabangnya sendiri-sendiri. Saya telah membahasnya di masa lalu.
2. Dari sudut pandang aqliyah, sifat Allah dibagi menjadi sifat wajib (pasti ada), mustahil (tak mukngkin ada) dan jaiz (bisa jadi ada dan bisa jadi tidak). Ketiganya adalah satu paket pembahasan, tak bisa dipisah atau diambil sebagian saja.
3. Yadullah masuk mana dari kategori aqliyah ini? Jawabannya tergantung mau diartikan apa dulu "yadullah" ini.
4. Bila yadullah diartikan sebagai organ tangan yang menjadi sebagian dari Dzat Allah, maka yadullah masuk pada kategori sifat mustahil sebab makna yang diyakini para mujassim ini berlawanan dengan sifat wajib mukhalafah lil hawadits.
5. Bila yadullah diartikan sebagai sifat non-organ (sifat maknawi) yang selalu ada bersama Dzat Allah tanpa awalan dan akhiran, maka menurut kebanyakan ulama ia masuk dalam kategori sifat qudrah sebab fungsi-fungsinya secara rasional terwakili dalam kategori qudrah. Jadi, ia sama seperti sifat yang ada dalam nama-nama Allah seperti al-Qahhar, al-Jabbar, al-Muqtadir dan semacamnya yang masuk dalam kategori qudrah semua. Ingat, yang namanya kategori selalu mencangkup banyak ragam di bawahnya.
6. Imam Asy'ari di fase akhirnya, serta sebagian Asy'ariyah, menganggap yadullah merupakan sifat non-organ yang punya kategori mandiri di luar qudrah. Jadi, dalam perspektif ini ada sifat qudrah dan ada pula sifat yad. Ini pendapat yang hanya diikuti sebagian kecil ulama sebab secara rasio akan overlapping antara qudrah dan yad. Apakah dalam menggulung langit dan menciptakan Adam, Allah tidak memakai sifat qudrah? Tentu memakainya sehingga dari segi aqliyah akan overlapping dengan yad. Namun apabila memakai kategoni sam'iyah, maka pendapat ini yang unggul sebab secara sam'i antara yad dan qudrah digunakan terpisah. Jadi sejatinya perbedaan ini hanya beda sudut pandang dalam membuat kategorisasi yang sifatnya ijtihadi.
7. Bila yadullah diartikan sebagai sebuah tindakan Allah yang terjadi pada makhluk dalam waktu tertentu saja sesuai kehendak Allah (seperti misalnya menggulung langit, menciptakan Adam, mengambil sedekah, memberi anugerah/nikmat yang luas dan seterusnya yang tidak selalu ada setiap saat bersama Dzat Allah), maka ia masuk dalam sifat fi'liyah. Seluruh sifat fi'liyah masuk dalam kategorisasi sifat jaiz. Sifat jaiz ini ditetapkan kebaradaannya apabila berasal dari dalil yang sahih dan dalam hal yadullah memang sahih sehingga ditetapkan adanya.
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad