KEUTAMAAN UTSMAN BIN AFFAN
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Allah ta’ala telah memilih para shahabat sebagai generasi yang mendampingi perjuangan sang Nabi ﷺ. Mereka adalah manusia-manusia terbaik setelah para anbiya ‘alaihumussalatu wassalam, yang berkumpul pada diri para shahabat radhiyallahu’anhum berbagai keutamaan yang tidak terdapat pada kelompok manusia manapun selain mereka.[1]
Dan diantara para shahabat mulia itu ada sosok yang sangat agung, yang nyaris tidak ada orang Islam yang tidak mengenalnya, yakni sayidina Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu. Dan berikut adalah diantara keutamaan dan kedudukan dari khalafaturrasyidin yang ketiga ini :
1. Digelari Dzun Nurai’in
Sang pemilik dua cahaya. Julukan ini diberikan sayidina Utsman karena telah menikahi dua putri Rasulullah ﷺ. Yang pertama Rasulullah ﷺ menikahkan beliau dengan Ummu Kultsum radhiyallahu’anha.
Dan saat ummu Kultsum wafat Utsman sangat bersedih hingga menangis tersedu-sedu. Hingga disebutkan dalam sebuah riwayat Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya :
لا تبك والذى نفسى بيده لو أن عندى مائة بنت تموت واحدة بعد واحدة زوجتك أخرى حتى لا يبقى من المائة شىء هذا جبريل أخبرنى أن الله أمرنى أن أزوجك أختها وأجعل صداقها مثل صداق أختها
“Jangan Engkau menangis. Demi Dzat yang jiwaku ada di genggamanNya, seandainya aku memiliki seratus anak perempuan, lalu meninggal satu demi satu, niscaya aku akan nikahkan mereka satu persatu dengan dirimu hingga tidak tersisa lagi dari yang seratus itu.
Dan ini telah datang Jibril mengkhabarkan agar aku menikahkan engkau dengan saudarinya (Ruqayah). Menjadikan dia pendampingmu sebagaimana saudarinya telah mendampingimu.”[2]
Lalu Nabi ﷺ pun menikahkan Utsman dengan Raqayyah. Dan setelah Raqayyah juga meninggal dunia, Nabi ﷺ bersabda kepadanya :
لو كان لي يا عثمان عشرة لزوَّجتك واحدة بعد الأخرى
“Seandainya saja aku memiliki sepuluh anak perempuan wahai Utsman, niscaya akan aku nikahkan semuanya satu persatu dengan dirimu.”[3]
2. Jaminan Syurga
Utsman pernah meminta izin untuk bertemu dengan Rasulullah ﷺ kepada seorang shahabat yang sedang berjaga-jaga, maka beliau bersabda :
ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ مَعَ بَلْوَى تُصِيبُهُ
"Suruh dia masuk dan sampaikan kepadanya khabar gembira dengan Syurga dan ujian-ujian yang akan menimpanya.” (HR. Muslim)
Rasulullah ﷺ bersabda :
أَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ...
“Abu Bakar akan masuk syurga, Umar akan masuk syurga, Utsman akan masuk syurga, Ali akan Mausk syurga...” (HR. Ahmad)
Rasulullah ﷺ pernah bersabda :
مَنْ يَحْفِرْ بِئْرَ رُومَةَ فَلَهُ الْجَنَّةُ
“Siapa yang membebaskan sumur Rumah, maka ia mendapatkan syurga.” (HR. Bukhari)
Dan telah disepakati dalam sejarah bahwa yang membeli sumur itu adalah sayidina Utsman.[4]
3. Mati sebagai Syahid
Nabi ﷺ pernah naik ke Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan Utsman, tiba-tiba gunung Uhud bergetar, maka beliau bersabda :
اثبت أُحُدُ فإنَّما عليكَ نبيٌّ وصدِّيقٌ وشَهيدانِ
“Tenanglah wahai Uhud, sesungguhnya yang ada di atasmu adalah seorang Nabi, seorang yang shidiq dan dua orang yang akan mati syahid.” (HR. Tirmidzi)
4. Amal hartanya yang luar biasa
Utsman pernah bersedekah dalam jumlah yang besar, lalu Nabi ﷺ memujinya. Ia lalu pulang ke rumah dan menambah sedekahnya, Nabi ﷺ kembali memujinya. Ia kembali lagi ke rumah dan menambah sedekahnya, Rasulullah ﷺ pun bersabda :
مَا ضَرَّ عُثْمَانَ مَا عَمِلَ بَعْدَ اليَوْمِ مَرَّتَيْنِ
“Tidak akan ada yang membahayakan Utsman, setelah apa yang dia lakukan pada hari ini.” (HR. Tirmidzi)[5]
5. Rasulullah segan kepadanya
Abu Bakar dan Umar pernah masuk menemui Nabi ﷺ, beliau tidak merubah posisi duduknya. Hingga kemudian datanglah Utsman, beliau pun memperbaiki kain dan posisi kakinya. Ketika ditanyakan hal itu kepada Rasulullah ﷺ, beliau pun menjawab :
أَلاَ أَسْتَحِى مِنْ رَجُلٍ تَسْتَحِى مِنْهُ الْمَلاَئِكَةُ
”Bagaimana aku tidak malu pada seseorang yang para malaikat saja malu kepadanya.” (HR. Muslim)
Sayidina Utsman dikenal sangat pemalu. Rasulullah ﷺ pernah bersabda :
أَرْحَمُ أُمَّتِي بِأُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ، وَأَشَدُّهُمْ فِي أَمْرِ اللَّهِ عُمَرُ، وَأَصْدَقُهُمْ حَيَاءً عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ
“Yang paling peyayang dari umatku adalah Abu Bakar, yang paling kuat dalam memgang hukum Allah adalah Umar dan yang paling benar sifat malunya adalah Utsman bin Affan...” (HR. Tirmidzi)
Dan malu adalah salah satu dari akhlaq yang sangat luhur dalam Islam, di mana Rasulullah ﷺ bersabda tentang sifat malu :
إِنَّ الْحَيَاءَ لَا يَأْتِي إِلَّا بِخَيْرٍ
“Sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” (HR. Abu Daud)
6. Rasulullah pernah meminta sumpah setia para shahabat demi Utsman
Dalam sirah nabawiyah kita temui peristiwa bai’atur Ridwan di mana Nabi ﷺ meminta sumpah setia para shahabat untuk menuntut bela atas diri Utsman. Sampai Rasulullah ﷺ bersabda kepada mereka yang turut berba’iah :
أَنْتُمْ خَيْرُ أَهْلِ الأَرْضِ
“Kalian adalah sebaik baik penduduk bumi.” (HR. Bukhari)
Dan,
لاَ يَدْخُلُ النَّارَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ أَحَدٌ الَّذِينَ بَايَعُوا تَحْتَهَا
“Atas izin Allah, tidak ada satu pun yang masuk neraka dari orang orang yang berbai’at di bawah pohon ini .”(HR. Muslim)
Dan Allah ta’ala berfirman tentang peristiwa tersebut :
لَقَدْ رَضِيَ اللّٰهُ عَنِ الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ يُبَايِعُوْنَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِيْ قُلُوْبِهِمْ فَاَنْزَلَ السَّكِيْنَةَ عَلَيْهِمْ وَاَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيْبًاۙ
“Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, lalu Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya).” (QS. Al Fath : 18)
7. Rasulullah meridhai dan mendoakan keridhahan Allah atasnya
اللهمَّ إنِّي قد رَضيتُ عن عثمانَ فارضَ عَنه
“Ya Allah, aku telah ridha kepada Utsman, maka ridhailah dia.” (HR. Ibnu Asakir)
8. Menjadi salah satu pegangan umat setelah Rasulullah wafat
Rasulullah ﷺ bersabda :
إنكم تلقون بعدي فتنةً واختلافًا»، فقال له قائلٌ من الناس: فمن لنا يا رسول الله؟ قال: عليكم بالأمين وأصحابه وهو يُشير إلى عثمان بذلك
“Kalian akan mendapati sepeninggalku banyak fitnah dan perselisihan.” Ada seseorang yang bertanya kepada beliau : ‘Kepada siapa kami merujuk ya Rasulullah ?’ Beliau menjawab : ‘Hendaknya engkau berpegang kepada yang terpercaya dan para shahabatku.’ Dan beliau mengisyaratkan kepada Utsman.” (HR. Ahmad)
Semoga bermanfaat.
_______
[1] Fadhailussahabah (6/1)
[2] Riwayat Ibnu Asakir (39/39), Syarah Musnad Abi Hanifah (1/414)
[3] Sirah Nabawiyah ‘ala Dhu’ Qur’an wa Sunnah (2/231)
[4] At Taudhih fi Syarh Jami’ ash Shahih (20/288)
[5] Juz al Ghadhari hal. 162
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq