AKHLAQ SANG IMAM YANG MEMUKAU
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Al imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah dikenal sebagai sosok ulama yang bukan hanya mendalam ilmunya, namun juga dikagumi ketinggian adab dan kemuliaan akhlaqnya.
Al Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata :
كان يجتمع في مجلس أحمد زهاء خمسة آلاف أو يزيدون نحو خمس مائة –يكتبون، والباقون يتعلمون منه حسن الأدب والسمت
“Yang menghadiri majelis imam Ahmad mencapai 5000 orang bahkan lebih. Namun hanya sekitar 500 orang saja yang mencatat pelajaran yang ia sampaikan. Sedangkan sisanya yang hadir hanya untuk melihat keindahan adab dan kepribadiannya.”[1]
Berikut diantara akhlaq dan adab sang imam yang bisa kita jadikan sebagai teladan dan panutan dalam kehidupan.
1. Tak pernah membanggakan diri
Al imam Yahya bin Ma’in rahimahullah
«ما رأيت مثل أحمد، صحبناه خمسين سنة ما افتخر علينا بشيء مما كان فيه من الخير
“Aku tidak pernah melihat orang seperti Ahmad. Kami telah bersahabat selama hampir 50 tahun, dan dia tidak pernah sekalipun membanggakan sesuatu dari kebaikannya.”[2]
2. Sederhana dan tak mau diagungkan
Muhammad bin Ishaq al Marwazi menceritakan : “Kami pernah melihat imam Ahmad belanja di pasar kota Baghdad. Ia membeli beberapa ikat kayu bakar dan memanggul di pundaknya.
Manakala orang-orang mengetahui bahwa itu adalah imam Ahmad, para pedagang yang sedang berdagang meninggalkan dagangannya, pemilik toko berlarian meninggalkan tokonya.
Mereka berkerumun dan mengucapkan salam untuk beliau sambil berebut hendak membawa beban yang ada di pundak sang imam.
Mendapatkan perlakuan seperti itu muka beliau memerah, beliau menolak sambil berkata
ﻧﺤﻦ ﻗﻮﻡ ﻣﺴﺎﻛﻴﻦ، ﻟﻮﻻ ﺳﺘﺮ الله ﻻﻓﺘﻀﺤﻨﺎ.
“Kita ini bukan siapa-siapa. Seandainya bukan karena Allah menutupi kekurangan kita, niscaya akan tercecer aib-aib itu.”[3]
3. Pemaaf dan tidak pendendam
Imam Ahmad merasakan sakit yang tidak biasa setelah dikeluarkan dari penjara. Ternyata setelah diperiksa oleh dokter ada sepotong daging ‘mati’ dalam punggung Imam Ahmad akibat cambukan-cambukan ganas saat beliau disiksa.
Maka dokter menyarankan agar daging mati itu harus dikeluarkan, karena jika tidak, bisa berakibat sangat buruk. Akhirnya dilakukan operasi dengan satu kesepakatan bahwa imam Ahmad menginginkan tanpa penggunaan mukhaddir (obat bius).
Ketika para dokter mulai merobek daging beliau dan hingga operasi selesai, setiap kali sang imam merasakan kesakitan, sambil meringis menahan sakit beliau berkata :
اللهم اغفر للمعتصم
“Ya Allah ampunilah al Mu’tashim,”[4]
4. Membenci popularitas
Imam Ahmad pernah berkata :
أريد أن أكون في شعب بمكة حتى لا أعرف، قد بليت بالشهرة
“Ingin rasanya aku tinggal di sebuah dusun terpencil di lembah Makkah hingga aku tidak dikenal. Sungguh aku telah ditimpa musibah keterkenalan.”[5]
Berkata Hasan bin Harun :
رأيت أبا عبد الله إذا مشى في الطريق، يكره أن يتبعه أحد
“Aku melihat imam Ahmad jika dia sedang berjalan di jalanan, maka beliau tidak suka untuk diikuti siapapun.”[6]
Wallahu a’lam.
__________
[1] Manaqib imam Ahmad hal. 288
[2] Siyar A’lam Nubala ( 11/214)
[3] Manaqib Imam Ahmad hal. 367
[4] Raudhah al ‘Uqala hal. 165
[5] Siyar A’lam Nubala (11/216)
[6] Siyar A’lam Nubala (11/216)
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
baca juga :
MANAQIB SINGKAT IMAM MADZHAB
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗯𝘂 𝗛𝗮𝗻𝗶𝗳𝗮𝗵 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵
- Sang imam yang agung
- Berdialog dengan Khawarij
- Teladan dalam memuliakan guru Qur'an
- Kiat mengingat barang yang terselip
- Adu sumpah Abu Hanifah vs Khalifah
- Menolak jabatan enak
- Menyadarkan pengikut Syiah
𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗠𝗮𝗹𝗶𝗸 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵
𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗦𝘆𝗮𝗳𝗶'𝗶 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵
- Sang penolong sunnah
- Izin yang mengharukan
- Perjuangan Syafi'i kecil saat masih belajar
- Kedermawanan Imam Syafi'i
- Jawaban yang telak
𝗜𝗺𝗮𝗺 𝗔𝗵𝗺𝗮𝗱 𝗿𝗮𝗵𝗶𝗺𝗮𝗵𝘂𝗹𝗹𝗮𝗵
Semoga bermanfaat.