Kualitas Pahala
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Kualitas pahala tergantung kepada kualitas diri kita, jika kualitas diri kita bagus maka pahala kita akan lebih bagus.
Kualitas diri kita tergantung kepada ilmu yang kita miliki, jika semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin bagus kualitas diri seseorang.
Bukankah nabi adam diangkat derajatnya karena ilmu yang dianugerahkan oleh Allah kepadanya, seandainya tidak diberikan ilmu maka adam sama dengan makhluk lainnya, bedanya hanya berjalan berdiri.
Oleh sebab itu jika ingin memperoleh pahala yang besar, maka perbaiki dulu kualitas diri kita dengan ilmu, terutama ilmu yang berkaitan dengan ibadah yang akan kita kerjakan.
Seorang petani tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan jika hanya mengandalkan ilmu seadanya, tanpa menguasai ilmu pertanian, maka sangat jauh berbeda dengan petani modern yang menggunakan ilmu pertanian dan teknologi yang canggih.
Sama halnya kita sholat berjamaah di masjid sebagai makmum, apakah semua makmum mendapatkan kualitas pahala yang sama? tentu tidak sama, tinggi rendahnya pahala tergantung kualitas makmumnya.
Bukan tergantung rukun dan syaratnya, karena rukun dan syarat sudah terpenuhi bersama imam, dan rukun dan syarat penentu sah tidaknya ibadah tersebut, bukan kualitas pahalanya.
Mungkin kalau dari segi kuantitas jumlah pahala berjamaahnya sama, sama - sama mendapatkan 27 derajat pahala, tetapi dari segi kualitasnya pasti berbeda, dan perbedaan kualitas tergantung kualitas ilmu yang dimiliki makmum.
Tidak akan sama kualitas pahala makmum yang paham setiap yang dibaca dengan makmum yang tidak paham apa yang dibacanya.
Tidak akan sama kualitas pahala makmum yang khusyuk dengan makmum yang hanya setengah khusyuk atau yang tidak khusyuk sama sekali atau sekedar melepas kewajiban.
Orang yang baca Al Quran, dengan ilmu tajwid akan berbeda kualitas pahalanya dengan tanpa ilmu tajwid, yang tau artinya akan berbeda kualitas pahalanya dengan yang tidak tau artinya, orang yang hanya tau artinya akan berbeda kualitas pahalanya dengan yang paham nahwu shorofnya, orang yang hanya paham sampai nahwu shorofnya akan berbeda kualitas pahalanya dengan yang paham isi kandungannya.
Ilustrasinya mungkin begini, satu huruf dari bacaan Al Quran nilai kuantitas jumlah pahalanya 10, baik orang alim maupun awam mendapatkan jumlah yang sama, bedanya kualitas besar kecilnya, orang awam mendapatkan sepuluh pahala, mungkin sebesar batu kerikil, sedangkan orang alim mendapatkan sepuluh pahala tetapi sebesar gunung.
Begitu juga orang yang melaksanakan ibadah haji dan umroh, bahwa mabrurnya tergantung kualitas dirinya, bukan kepada rukun dan syaratnya, karena rukun dan syaratnya telah terlaksana dengan baik dibawah pembimbing ibadah, sedangkan untuk meraih mabrur tergantung kualitas diri masing - masing.
Jika dia sabar dengan kelelahan dan rintangan yang dihadapi tanpa mengeluh dan sumpah serapah maka ibadah hajinya mabrur, tetapi pada saat ibadah penuh dengan keluh kesah, menyalahkan pihak lain, tidak bersabar, tidak bersyukur, egois dan tidak mau saling tolong menolong maka akan sulit untuk mendapatkan haji yang mabrur.
Artinya jangan bangga kita dulu, jika ibadah kita baru tahap memenuhi syarat dan rukun, tetapi lisan kita masih tajam dan hati masih dipenuhi iri dengki.
Karena anak SD pun mampu untuk memenuhi syarat dan rukunnya, sebagai contoh puasa, anak SD juga mampu, tetapi apakah kualitasnya sama dengan kita?
Berkualitas tidaknya ibadah kita tergantung kualitas diri kita, kualitas diri kita tergantung kualitas ilmu kita.
Dalu - dalu, Kamis 13 April 2023.
Yuk umroh yang minat hubungi kami.
AZKIA TOUR & TRAVEL
#BanggaMenjadiPelayanTamuAllah
#MenjadiPelayanTamuAllahJalanHidupKami
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa