Kontradiksi Wahabi
Kata para pegiat Wahabi,
"Jangan duduk dengan ahli bid'ah. Jangan ambil ilmu dari ahli bid'ah. Jangan ambil ilmu dari Sufi. Jangan ambil ilmu dari Asy'ari!"
Tapi lihat kenyataannya;
1. Wahabi belajar tajwid dari kitab al-Muqaddimah yang terkenal dengan nama al-Muqaddimah al-Jazariyah atau sering disebut dengan Matn al-Jazariyah. Pengarangnya ulama Asy'ari yang juga Sufi, bernama lengkap al-Imam Al-Hafizh al-Muqri' Syamsuddin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Ibn al-Jazari (wafat 833 H).
Imam Al-Hafizh yang dirujuk oleh Wahabi ini bahkan punya kitab tentang Maulid Nabi bernama 'Arf al-Ta'rif bi al-Maulid al-Syarif. Menjelaskan tentang Sirah Nabawiyah dan keutamaan Maulid Nabi. Wahabi menganggap Maulid Nabi bid'ah.
2. Wahabi belajar nahwu dari kitab Matn al-Ajurrumiyah. Pengarangnya Imam Muhammad bin Muhammad bin Daud Abu Abdillah al-Shanhaji al-Fasi al-Nahwi al-Faqih al-Muqri' al-Maliki (wafat 723 H).
Para ahli nahwu ketika menjelaskan makna kalimat Ajurrum sepakat mengatakan bermakna: Al-Faqir al-Shufi. Penulisnya Sufi. Bermazhab Maliki. Wahabi mengharamkan Tasawuf dan mengolok-olok Sufi. Wahabi mencela bermazhab dan menganggap penganutnya sebagai orang fanatik.
Kenapa tidak konsisten untuk mengambil ilmu dari ulama Wahabi saja?!
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar