Buhtan
Kata "buhtan" ini jarang dipakai oleh orang Indonesia meskipun maknanya sangat sering digunakan. Makna "buhtan" adalah membuat-buat berita bohong tentang orang lain. Allah berfirman:
وَٱلَّذِینَ یُؤۡذُونَ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ بِغَیۡرِ مَا ٱكۡتَسَبُوا۟ فَقَدِ ٱحۡتَمَلُوا۟ بُهۡتَـٰنࣰا وَإِثۡمࣰا مُّبِینࣰا
"Dan orang-orang yang menyakiti para mukmin laki-laki dan perempuan tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, orang-orang itu telah memikul kabar bohong (buhtan) dan dosa yang nyata." [Surat Al-Ahzab 58]
Biasanya kita menggunakan kata "fitnah" untuk makna semacam ini. Boleh-boleh saja sih sebenarnya menggunakan istilah apa pun tetapi dalam kasus ini ada akibat yang sering tidak disadari dari penggunaan kata "fitnah" dalam makna membuat berita bohong. Orang-orang menyangka semua kata "fitnah" di dalam al-Qur’an bernama tuduhan bohong, padahal justru sama sekali tidak ada makna itu.
Kata "Fitnah" punya banyak makna semisal cobaan hidup, kekacauan sosial di masyarakat dan kadang bermakna kekafiran atau menyekutukan Allah (syirik), seperti dalam firman-Nya berikut:
وَٱقۡتُلُوهُمۡ حَیۡثُ ثَقِفۡتُمُوهُمۡ وَأَخۡرِجُوهُم مِّنۡ حَیۡثُ أَخۡرَجُوكُمۡۚ وَٱلۡفِتۡنَةُ أَشَدُّ مِنَ ٱلۡقَتۡلِۚ
"Dan perangilah mereka di mana saja kamu temui mereka, dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan kekafiran syirik itu lebih berat konsekuensinya dari pembunuhan." [Surat Al-Baqarah 191]
Ya, kalimat "wal-fitnatu asyaddu minal-qatli" artinya adalah kekafiran syirik lebih berat konsekuensinya daripada membunuh orang. Tetapi gara-gara kebanyakan orang Indonesia tahunya kata fitnah bermakna menuduh orang lain, maka banyak yang menyangka kalau makna ayat itu adalah "memfitnah orang lebih kejam dari pembunuhan". Ini makna yang jelas keliru sebab jelas membunuh itu dosanya jauh lebih besar daripada memfitnah.
Sebab itu, mari populerkan penggunaan kata "buhtan" untuk makna membuat kabar bohong tentang orang lain. Jangan gunakan kata "fitnah" lagi. Kita bilang begini: "hey ini buhtan banget yang benar gak begitu", bukan "ini fitnah".
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad