Sedekah Kepada Siapakah Yang Utama?
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Orang miskin bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta sesuap atau dua suap makanan, mengemis satu atau dua biji kurma. Akan tetapi yang disebut orang miskin adalah orang yang tidak memiliki apa-apa untuk memenuhi kebutuhannya, namun (keadaan) ia yang seperti itu tidak disadari (orang lain sebab memang tidak ia tampakkan) sehingga tidak ada yang bersedekah padanya, dan ia juga tidak mau meminta-minta pada orang lain.”.
- Dalam kitab Dalilul Falihin syarah Riyadhus Shalihin dijelaskan, Imam Al Khattabi dan lainnya berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menafikan kemiskinan dari para pengemis yang meminta-minta sebab mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan mereka (dengan hasil mengemisnya itu), bahkan kadang mereka juga masih mendapatkan jatah zakat. Orang yang dianggap membutuhkan dan dinilai miskin (yang lebih perlu untuk dibantu dengan sedekah) sesungguhnya adalah mereka yang tidak meminta-minta dan tidak menampak-nampakkan kemiskinannya.
- Al Imam As Suyuthi rahimahullah bertutur dalam “Khumasiyyah”nya bahwa pahala sedekah itu ada lima macam;
1. Sedekah berpahala 10 kali lipat, yaitu bersedekah kepada orang yang sehat badannya.
2. Sedekah berpahala 90 kali lipat, yaitu bersedekah kepada orang buta atau orang sakit.
3. Sedekah berpahala 900 kali lipat, yaitu bersedekah kepada kerabat yang membutuhkan.
4. Sedekah berpahala 100.000 kali lipat, yaitu bersedekah kepada kedua orang tua.
5. Sedekah berpahala 900.000 kali lipat, yaitu bersedekah kepada seorang ‘ulama atau kepada seorang faqih (pakar fiqih). (Dari kitab Bughyatul Mustarsyidin).
- Orang itu akan mudah dan ringan sekali kalo diajak untuk menyumbang pembangunan masjid dan semacamnya. Namun mereka akan merasa berat jika diminta menyumbang untuk keperluan dakwah ilallah, keberatan ini sebab dorongan dan bujuk rayu setan. (Kalam Habib Ahmad bin Sumaith)
Dari kitab Fawaidul Mukhtarah (Kumpulan Faedah2 Pilihan), hal. 168
-•×•-
Kebanyakan diantara orang miskin yang tidak mau menampakkan kemiskinannya, apalagi meminta-minta, adalah para ustadz dan kyai di kampung, yang kebanyakan dari mereka adalah para santri alumni pondok pesantren. Tidak mereka tampakkan kemiskinannya, apalagi meminta-minta, sebab mereka merasa membawa amanah ilmu, dan tidak pantas seorang yang berilmu berlaku demikian. Apakah mereka tidak bekerja?, mereka bekerja, namun hasilnya tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Mereka juga berkerja, tapi tidak bisa full time seperti orang lain, sebab mereka juga harus membagi waktu untuk mengajar alif ba’ ta’ dan tata cara shalat kepada anak-anak tetangga mereka.
Maka sosok-sosok seperti inilah yang sebenarnya lebih butuh untuk diperhatikan, lebih perlu untuk diberi sedekah dan donasi. Lebih penting daripada menyumbang pembangunan masjid dan semacamnya.
Wa Allah ta’ala A’lam
-•×•-
Toko Buku & Kitab
MAKTABAH DARUN NAJAH
https://wa.me/6287761766288
Sumber FB Ustadz : Ahmad Atho