Kenapa kita dihebohkan oleh perdebatan akidah?!
Saat Halaqah Khusus Pegiat Dakwah di pinggir kota Pekanbaru, satu diantara peserta bertanya, "Ustadz, kenapa kita disibukkan dengan perdebatan akidah tentang bentuk dan posisi Allah dimana? Bukankah kita disuruh oleh Nabi untuk merenungkan ciptaan Allah dan tidak memikirkan bagaimana bentuk Allah? Apa tidak sebaiknya kita fokus mengajak umat belajar tentang shalat dan amaliyah yang lain?"
Saya jawab,
Sejak dahulu ulama Ahlussunnah wal Jama'ah berusaha membuat masyarakat Muslim berakidah yang benar sesuai dengan akidah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam dan Sahabat beliau, termasuk dalam memahami ayat-ayat dan hadits-hadits mutasyabihat dengan cara yang sangat cerdas dan sesuai dengan kaidah bahasa Arab orang Arab yang fasih, yaitu dengan mengimani setiap ayat-ayat dan hadits mutasyabihat, menafikan makna yang sama dengan sifat makhluk, dan meyakini sifat yang sesuai dengan sifat-sifat kesempurnaan Allah (takwil) atau memasrahkan makna hakikinya kepada Allah (tafwidl). Sehingga umat tidak membayangkan bentuk fisik Allah dan tidak memikirkan dimana posisi Allah?! Namun mereka merasakan kesempurnaan Allah, kedekatan dan kasih sayang Nya.
Tapi datang Salafi Wahabi, ajaran akidah yang mereka ajarkan pertama sekali membuka kajian adalah ayat-ayat dan hadits mutasyabihat seperti pembahasan "Dimana Allah? Bagaimana bentuk tangan Allah? Dan pembahasan yang serupa itu!" Sehingga dahulu sebagian manusia beribadah kepada berhala yang nampak di depan kepala mereka, Salafi Wahabi mulai pula menggiring umat beribadah kepada Tuhan berupa berhala di dalam kepala mereka.
Karena fenomena Salafi Wahabi ini, para ahli ilmu di kalangan Ahlussunnah wal-Jama'ah tampil menjawab kesesatan keyakinan Salafi Wahabi dan menjelaskan syubhat yang mereka hadirkan di kepala umat Islam dengan berbagai media termasuk media sosial. Agar jangan sampai kesalahan akidah yang didiamkan dianggap benar oleh masyarakat luas. Sehingga perlu ada yang menjawab dan meluruskan, untuk menjaga umat yang butuh kepada panduan agar tetap dapat panduan yang benar.
Mereka yang tidak mau mengikuti akidah Ahlussunnah wal Jama'ah dan bersikeras dengan paham Salafi Wahabi mereka, tidak masalah, silahkan saja mereka berkeyakinan dengan keyakinan Salafi Wahabi, tapi jangan mengklaim salah akidah yang benar. Klaim salah inilah yang selama ini memancing dialog dan diskusi ilmiah. Dan di media sosial, diskusi ilmiah sering menjadi keruh karena Salafi Wahabi pakai akun palsu dan tidak mau mencari kebenaran, mereka berdialog bahkan mendebat para ahli ilmu dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah sekedar untuk mencari pembenaran saja. Karena selama ini telah yakin sekali dengan doktrin para guru mereka dan terjerumus taqlid buta.
Sumber FB Ustadz : Alnofiandri Dinar