Doa Sang Wali Yang Mustajabah

Doa Sang Wali Yang Mustajabah

DOA SANG WALI YANG MUSTAJABAH

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

Imam Hasan al Bashri rahimahullah dikenal sebagai sosok ulama sufi atau ahli zuhud yang memiliki banyak karamah. Sebagai seorang wali Allah, beliau dikaruniai do’a yang mustajabah sebagai bukti hujjah dan untuk menolong dakwahnya.

1. Doanya kepada seorang Khawarij

Suatu hari saat sang imam sedang mengajar di dalam sebuah masjid, datanglah seorang pengikut paham khawarij membuat gaduh di majelisnya. Kejadian ini bukan hanya sekali, sehingga ada yang menyarankan beliau untuk melaporkan pengacau tadi ke pihak keamanan.

يا أبا سعيد ألا تكلم الأمير حتى يصرفه عنا

”Wahai Abu Sa’id, mengapa tidak engkau laporkan saja kepada pemimpin di sini agar orang ini disingkirkan ?”

Mendengarkan hal itu Syaikh Hasan al Basri hanya diam saja.

Namun, bukannya berhenti karena didiamkan, si khawarij ini justru semakin bertingkah. Di hari berikutnya ia kian berani berbuat keonaran yang sangat mengganggu majelis di masjid tersebut. Melihat itu, akhirnya sang imam mengangkat tangannya seraya berdoa :

اللهمَّ ‌قد ‌علمت ‌أذاه ‌لنا، ‌فاكفناه ‌بما ‌شئت

“Ya Allah, Engkau telah mengetahui gangguan dia terhadap kami. Maka singkirkanlah dari kami dengan cara yang Engkau kehendaki.”

Seketika laki-laki itu jatuh tersungkur. Para jama’ah kemudian menggotongnya menuju rumahnya, dan ketika diletakkan di pembaringan, orang tersebut ternyata sudah tidak bernyawa. Orang-orang dibuat takjub akan kekuatan do’a sang imam sehingga mereka bertambah segan dan patuh kepadanya.

Namun justru setiap mengingat peristiwa tersebut, imam Hasan al Bashri menangis, seraya berkata : “Aku tidak menghendaki dia celaka seperti itu, demi Allah.”[1]

2. Membungkam Hajjaj bin Yusuf

Siapa kiranya yang tidak mengenal kekejaman Hajaj bin Yusuf, seorang penguasa dzalim yang dikenal bertangan besi pada masa dinasti Umayah. Dikisahkan, Hajjaj pernah membangun istana yang megah untuk dirinya di kota Wasit. Dan ketika pembangunannya selesai, diundanglah orang-orang khsusunya para ulama untuk melihat dan memberinya doa selamat.

Tapi justru imam Hasan al Bashri berkehendak menggunakan kesempatan itu untuk memberikan pelajaran kepada Hajjaj. Maka saat ia diminta berbicara, beliau tidak menyia-nyiakannya. Dengan gencar sang imam menyampaikan kritik-kritik tajam dan pedas yang ia tujukan kepada para penguasa dzalim itu, yang diantara isinya :

"Kita mengetahui apa yang dibangun oleh manusia yang paling kejam dan kita dapati Firaun yang membangun istana yang lebih besar dan lebih megah daripada bangunan ini. Namun kemudian Allah membinasakan Firaun beserta apa yang dibangunnya. Andai saja Hajjaj sadar bahwa penghuni langit telah membencinya dan penduduk bumi telah memperdayakannya."

Beliau terus mengkritik dan mengecam Hajjaj, hingga beberapa ulama yang hadir mengkhawatirkan keselamatannya. Beberapa orang menghampiri sang imam dan memintanya untuk berhenti : "Cukup Wahai Abu Said, cukup." Namun Hasan al Bashri justru menjawab :

لقد أخذ الله الميثاق على أهل العلم ليبينّنه للناس، ولا يكتمونه

 "Allah Subhanahu wa Taala telah mengambil sumpah dari ulama agar menyampaikan kebenaran kepada manusia dan tak boleh menyembunyikannya."

 Keesokan harinya, saat Hajjaj menghadiri pertemuan bersama para pejabat teras atas di pemerintahannya dengan memendam amarah  ia berkata keras kepada semua yang hadir :

تباً لكم وسُحقاً، يقوم عبدٌ من عبيد أهل البصرة، ويقول فينا ما شاء أن يقول، ثم لا يجد فيكم من يردُّه، أو ينكر عليه، واللهٍ لأسقينَّكم من دمه يا معشر الجبناء

"Celakalah kalian ! Seorang dari keturunan budak-budak Basrah itu memaki-maki kita dengan seenaknya dan tak seorang pun dari kalian berani mencegah dan menjawabnya ? Demi Allah, akan kuminumkan darah orang tersebut kepada kalian wahai para pengecut !"

Hajjaj lalu memerintahkan agar pengawalnya menyiapkan alat eksekusi lalu meminta agar Hasan al Bashri dijemput ke istananya. Dan saat ia dibawa oleh beberapa tentara, orang-orang menatap sang imam dengan iba. Mereka seperti sudah tahu apa akhir kisah dari ulama besar tersebut.

Dengan tenang dan penuh wibawa sang imam melangkah masuk ke ruangan yang di dalamnya ada Hajjaj, para pejabat dan juga algojo bersenjata lengkap. Tak sedikitpun tergurat di wajah beliau rasa takut. Justru yang terjadi, malah Hajjaj seperti salah tingkah dan langsung ciut nyali. Ia terkesima oleh pancaran pengaruh sang imam yang sangat kuat.

Hajjaj turun dari tempat duduknya lalu menghampiri imam Hasan al Bashri seraya berkata ramah, "Silahkan duduk di sini wahai Abu Said." Mempersilahkan imam Hasan duduk di singgasananya.

Lalu Hajjaj melontarkan beberapa perkataan basa-basi yang dijawab oleh sang imam dengan seadanya. Seluruh yang hadir menjadi bengong dan terheran-heran melihat perilaku Hajjaj yang justru berubah sangat lunak dan lembek di hadapan imam Hasan al Bashri.

Akhirnya pertemuan yang dikira akan diwarnai oleh merah darah itu berbuah menjadi majelis diskusi agama. Hajjaj bertanya beberapa hal dan sang imam Hasan al Bishri menjawab semua soalan dengan lugas. Hingga Hajjaj tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya kepada Hasan al Bashri, ia pun berkata, "Wahai Abu Said, anda benar-benar ulama yang hebat."

Dan ketika sang imam beranjak hendak pulang, Hajjaj berdiri dan mengantarkannya hingga sampai di depan pintu istananya.

 Sesampainya di luar istana, salah seorang pengawal yang mengikuti Hasan al Basri berkata, "Wahai Abu Said sesungguhnya Hajjaj tadi memanggil anda  untuk mencelakai anda. Namun aku lihat engkau membaca sebuah do’a yang membuat ia tidak berdaya, doa apakah itu ?”

Imam Hasan al Bashri menjawab : “Aku membaca doa sebagai berikut :

يا وليّ نعمتي، وملاذي عند كربتي، اجعل نقمته عليَّ برداً وسلاماً، كما جعلت النار برداً وسلاماً على إبراهيم

 "Wahai Yang Maha Melindungi dan tempatku bersandar dalam kesulitan, jadikanlah amarahnya menjadi dingin dan menjadi keselamatan bagiku sebagaimana Engkau jadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."[2]

Wallahu a’lam.

_________

[1] Hayatussalaf baina Qauli wal Amal hal. 479

[2] Abrazul Zajaj hal. 117, Fash al Khitab fi az Zuhd wa ar Raqaiq wal Adab (1/668). 

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Doa Sang Wali Yang Mustajabah - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®