Adab Imam Ahmad bin Hanbal
Abdullah bin Ahmad, putra beliau, bercerita :
Aku melihat ayahku mengambil sehelai rambut RasululLah, meletakkannya di mulut beliau dan menciumnya, dan menurutku beliau juga meletakkan sehelai rambut itu di atas mata beliau, mencelupnya ke dalam air dan meminum airnya, memohon kesembuhan (kepada Allah) dengan barokahnya.
Imam adz Dzahabi yang meriwayatkan kisah ini berkata :
Siapa yang berani menyalahkan Imam Ahmad atas perbuatan beliau ini ? Dan telah shohih bahwa Abdullah bertanya pada ayahnya tentang orang yang menyentuh tiang mimbar Nabi dan kamar beliau, maka Imam Ahmad menjawab : Menurutku hal itu tidak apa apa dilakukan.
Imam adz Dzahabi melanjutkan :
Mudah mudahan Allah melindungi kita dari pemikiran Khowarij dan dari bid'ah bid'ah.
*Jadi menurut Imam adz Dzahabi, pemikiran melarang tabarruk apalagi menisbatkannya pada kesyirikan, adalah pemikiran Khowarij, dan bagian dari bid'ah.
Juga diriwayatkan dalam kitab Al 'Ilal, bahwa Abdullah bertanya pada ayahnya tentang orang yang menyentuh mimbar Nabi dan ngalap berkah dengannya dengan menyentuh dan menciumnya, dan melakukan hal yang sama dengan pusara Nabi, dengan itu dia berniat mendekatkan diri kepada Allah SWT ?
Imam Ahmad menjawab : Tidak apa apa.
Al Hafidh Al Iroqi berkata : aku mendengar dari Al Hafidh Al Ala-i, bahwa saat Ibn Taimiyah diperlihatkan riwayat Imam Ahmad ini, Ibn Taimiyah terheran heran, dan berkata : Aku menganggap Imam Ahmad seorang yang mulia. Bagaimana mungkin dia berpendapat seperti ini ?
*Syaikh Ibn Taimiyah wajar kalau heran, karena beliau berpandangan bahwa menyentuh dan mencium kuburan haram, bahkan syirik (SS 2).
Anehnya, Ibn Taimiyah menyebut ini sebagai ijma'. Padahal riwayat Imam Ahmad ini sangat masyhur.
Di sini kita memang perlu meneliti klaim ijma' yang kadang disebutkan oleh Syaikh Ibn Taimiyah.
WalLahu a'lam.
Sumber Fb Ustadz : Ahmad Halimy