SANG JAGAL DARI BANI UMAYYAH
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Berikut diantara perkataan sebagian ulama ketika menggambarkan sosok yang dikenal sebagai algojo dan penguasa bertangan besi di masa dinasti Umayyah, Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi, yang menjabat sebagai panglima perang yang merangkap gubernur wilayah Kuffah (Iraq).
Sayidina Umar bin Abdul Aziz rahimahullah berkata :
لو جاءت كل أمة بخبيثها وجئنا بالحجاج لغلبناهم
“Seandainya semua bangsa mendatangkan semua kejahatannya, lalu kita mendatangkan Hajjaj, maka pasti kita akan melampaui kejahatan mereka.”[1]
Imam Hasan al Bashri rahimahullah berkata tentangnya :
إن الحجاجَ عذابُ اللهِ ، فلا تدفعوا عذابَ اللهِ بأيديكم ، و لكن عليكم بالاستكانةِ والتضرعِ
“Sungguh Hajjaj bin Yusuf adalah adzabnya Allah. Maka jangan engkau lawan adzabnya Allah dengan tangan kalian, tapi hadapilah dengan ketenangan dan ketundukan (kepada Allah).”[2]
Al imam Thawus rahimahullah berkata :
عجباً لإخواننا من أهل العراق يسمون الحجاج مؤمناً
“Diantara hal yang sangat aneh pada saudara-saudara kami di Iraq adalah : Mereka masih menyebut Hajjaj sebagai seorang mukmin.”[3]
Al Imam Hamad rahimahullah mengatakan :
بشرت إبراهيم بموت الحجاج فسجد ورأيته يبكي من الفرح
“Aku menyampaikan khabar gembira tentang kematian Hajjaj kepada Ibrahim an Nakha'i, maka ia sujud syukur dan aku melihat ia menangis karena gembiranya.”[4]
Imam Sya’bi rahimahullah berkata :
الحجاج مؤمن بالجبت والطاغوت كافر بالله العظيم .
“Hajaj itu berimannya kepada berhala dan kepada thaghut.”[5]
Al Imam Dzahabi rahimahullah berkata :
وَكان ظلوما، جبّارا ، ناصبيّاً، خبيثا، سفّاكا للدّماء، وكان ذا شجاعة، وإقدام، ومكر، ودهاء، وفصاحة ، وبلاغة، وتعظيم للقرآن ... وله حسنات مغمورة في بحر ذنوبه ، وأمره إلى الله.
“Dan adalah dia sosok yang sangat dzalim, bengis, pembenci keluarga Nabi, keji, tukang menumpahkan darah dan dia juga orang yang sangat pemberani, lancang, licik, cerdas, fasih dan ahli balaghah, dia mengagungkan Qur’an. Dia punya kebaikan di tengah lautan kejahatannya. Dan masalah kebaikannya itu urusan Allah.”[6]
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
الحَجَّاجُ بنُ يُوْسُفَ الثَّقَفِيُّ اسمٌ معروفٌ في تاريخِ الأمةِ الإسلاميةِ ، اسمٌ اقترنَ بسفكِ الدمِ والبطشِ والجبروتِ ، اسمٌ لا يكادُ كتابٌ من كتبِ التاريخِ إلا ولهُ فيه ذكرٌ ، ولكن هل للرجلِ حسناتٌ تذكرُ في بحرِ ذنوبهِ
“Hajjaj bin Yusuf ats Tsaqafi adalah nama yang dikenal dalam sejarah umat Islam. Nama yang lekat dengan penumpahan darah, kediktatoran dan penindasan. Nama yang hampir tidak ada kitab sejarah Islam yang tidak menyebut akan namanya. Namun demikian, apakah akan diperhitungkan kebaikan seseorang di tengah lautan dosa kesalahannya ?”[7]
Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata :
كان ناصبيا يبغض عليا وشيعته في هوى آل مروان بني أمية ، وكان جبارا عنيدا ، مقداما على سفك الدماء بأدنى شبهة
“Dia pembenci ahlu bait Nabi dan sangat anti kepada sayidina Ali dan keluarganya. Hal ini karena dia terlalu fanatik kepada keluarga Marwan dari dinasti Umayyah. Dia orang yang angkuh lagi kejam. Sangat mudah menumpahkan darah siapapun meski dengan alasan yang sederhana.”[8]
Hisyam bin Hasan rahimahullah berkata :
أحصوا ما قتل الحجاج صبرا فبلغ مائة وعشرين ألف قتيل
“Pernah ada yang mencoba menghitung orang yang telah dibunuhnya dengan cara pelan-pelan. Angkanya mencapai 120.000 manusia.”[9]
‘Ashim bin Abi Najud rahimahullah berkata :
ما بقيت لله تعالى حرمة إلا وقد انتهكها الحجاج
“Tidak ada kehormatan yang ditetapkan oleh Allah atas sesuatu, kecuali pernah dilanggar oleh Hajaj.”[10]
Imam Suyuthi rahimahullah berkata :
لو لم يكن من مساوي عبد الملك إلاّ الحجّاج وتوليته إيّاه على المسلمين وعلى الصحابة يهينهم ويذلّهم قتلاً وضرباً وشتماً وحبساً، وقد قتل من الصحابة وأكابر التابعين ما لا يحصى، فضلاً عن غيرهم، وختم عنق أنس وغيره من الصحابة ختماً يريد بذلك ذلّهم، فلا رحمه الله ولا عفا عنه
"Tidak ada keburukan Abdul Malik bin Marwan yang bisa menyamai keburukannya Hajjaj dan karena telah memberikan kekuasaan kepadanya atas kaum muslimin dan atas para shahabat Nabi, sehingga ia membunuh, menyiksa, menghinakan dan memenjarakan mereka.
Telah terbunuh di tangannya para shahabat dan pemuka tabi'in dalam jumlah yang tidak terhitung. Apalagi dari selain shahabat dan tabi'in (lebih banyak lagi).
Dia telah memenjarakan sayidina Anas dan beberapa sahabat lainnya dengan maksud menghinakan mereka. Rasanya Allah tidak akan mengasihi orang seperti ini dan tidak akan memaafkan begitu saja." [11]
Wallahu a'lam.
__________
[1] Bidayah wa Nihayah (6/267)
[2] Minhaj as Sunnah Nabawiyah (4/529).
[3] Bidayah wa Nihayah (5/44)
[4] Siyar A’lam Nubala (4/524).
[5] Tarikh Damasyq (12/185).
[6] Siyar A’lam Nubala (4/344).
[7] Majmu’ Fatawa (3/278).
[8] Bidayah wa Nihayah (9/153).
[9] Sunan Tirmidzi (4/433).
[10] Tarikh Damasyq (12/188)
[11] Tarikh al Khulafa' hal. 220
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
26 Oktober 2022 pada 10.30 ·