Mereka Lebih Berbahaya Daripada Penyembah Berhala
Al Imam Abu Nashr Abdurrahim bin Abdul Karim Al Qusyairi mengingatkan bahaya mereka :
(وقد نَبَغَت نابغةٌ من الرَّعاعِ لولا استنزالُهم للعوامِ بما يقربُ مِن أفهامهم ويُتصوّرُ في أوهامِهم لأَجْلَلْتُ هذا المكتوب عن تلطيخه بذكرهم، يقولون نحن نأخذُ بالظاهر ونجري الآياتِ الموهمةَ تشبيهًا والأخبارَ المقتضية حدًّا وعُضوًا على الظاهر ولا يجوز أن نطرقَ التأويلَ إلى شىء مِن ذلك، ويتمسكون بقول الله تعالى (وما يعلم تأويلَه إلا الله) (سورة ءال عمران 7) وهؤلاء والذي أرواحنا بيده أضَرُّ على الإسلام من اليهود والنصارى والمجوس وعَبَدةِ الأوثانِ، لأن ضلالاتِ الكفارِ ظاهرةٌ يَتَجَنَّبُها المسلمون، وهؤلاء أَتَوا الدينَ والعوامَّ مِن طريقٍ يَغْتَرُّ به المُسْتَضعفُون، فأَوْحَوا إلى أوليائهم بهذه البدع وأَحَلُّوا في قلوبهم وصفَ المعبودِ سبحانَه بالأعضاء والجوارح والركوب والنزول والاتكاء والاستلقاءِ والاستواء بالذات والترددِ في الجهات، فمن أَصْغى إلى ظاهرهم يبادرُ بوهمِه إلى تخيّلِ المحسوسات فاعتقدَ الفضائحَ فسالَ به السيلُ وهو لا يَدْري. اهـ
"Telah muncul sekelompok orang bodoh, yang seandainya mereka tidak mendekati orang awam dengan keyakinan rusak seiring daya nalar mereka dan terbayangkan oleh benak mereka aku tidak akan mengotori lembaran lembaran buku ini dengan menyebut mereka.
Mereka mengatakan: Kita memahami ayat dengan mengambil zhahirnya, ayat-ayat yang memberi persangkaan bahwa Allah menyerupai makhluk-Nya atau memiliki bentuk dan ukuran serta anggota badan kita pahami secara zhahirnya. Tidak boleh melakukan takwil terhadap ayat-ayat tersebut.
Menurut mereka, mereka berpegangan dengan firman Allah: "wa ma ya'lamu ta'wilahu illa Allah" (QS. Ali Imran: 7).
Demi Allah, mereka ini lebih berbahaya terhadap Islam daripada orang-orang Yahudi, Nashrani, Majusi dan penyembah berhala.
Karena kesesatan orang orang kafir ini jelas, diketahui dan dijauhi oleh semua ummat Islam. Sedangkan orang-orang yang disebut pertama tadi berpenampilan layaknya para ulama dan mengakses kepada orang awam dengan cara yang bisa menarik orang awam agar mengikuti mereka sehingga mereka menyebarkan bid'ah tasybih ini dan menanamkan pada mereka bahwa tuhan yang kita sembah ini memiliki anggota badan, mempunyai sifat naik, turun, bersandar, terlentang, istiwa dengan dzat-Nya dan datang-pergi dari suatu tempat dan arah ke yang lain.
Maka barangsiapa tertipu oleh penampilan luar mereka akan mempercayai mereka dan membayangkan sesuatu yang dicerna dengan indra dan menyandang sifat-sifat makhluk diyakininya sebagai Allah. Dengan keyakinan semacam ini ia telah jauh tersesat tanpa dia sadari".
[Ithafus Sadatil Muttaqin, Juz 1 hal 176 - 177].
***
Mengisi Materi Aswaja di acara Dirosah Ula MDS [Majelis Dzikir & Shalawat] Rijalul Ansor PC. GP. Ansor Kab. Kediri di Pon. Pes Mahir Ar Riyadh Ringin Agung, Kepung, Kediri, Sabtu malam Ahad 8 Oktober 2022
Sumber FB Ustadz : Dafid Fuadi
09 Oktober 2022 pada 09.06 ·